Bencana ini terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Awan pekat hingga hujan abu vulkanik serta banjir lahar menyelimuti Kabupaten Lumajang dan Sekitarnya.
Gunung Semeru berketinggian 3.676 meter itu meletus dan mengakibatkan hujan abu di dusun Sumbersari, desa Supiturang, kecamatan Pronojiwo Lumajang provinsi Jawa Timur. Akibat aktivitas itu masyarakat dan penggali pasir di aliran sungai Leprak berlarian menjauh.
Menurut keterangan warga, sebenarnya awan panas terlihat pertama kali muncul sekitar pukul 15.30 WIB pada tanggal 3 Desember 2021 di atas gunung. Sebelum mengeluarkan awan panas Gunung Semeru mengeluarkan lahar dingin hingga menyebabkan banjir. Dampak awan panas guguran paling parah dirasakan di Kabupaten Lumajang. Diketahui dua kecamatan di Lumajang gelap gulita yakni kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
Menjelang akhir tahun ini solidaritas kita kembali diuji. Kini saudara kita yang berada di wilayah gunung Semeru membutuhkan bantuan dari kita semua.
Bantuan akan disalurkan sesuai urgensi kebutuhan di lokasi, terkhusus pada kebutuhan paket kebersihan, peralatan pembersih rumah dan lingkungan, program perbaikan rumah dan akses air bersih. Program ini akan dilakukan setelah mereka benar-benar aman untuk Kembali ke lingkungannya dan siap bergotong royong memperbaiki rumah.
Mari ulurkan tangan untuk bantu sesama dengan cara scan QR code dibawah:
Setelah sempat tertunda akibat pandemi, Habitat Indonesia kembali menggelar Habitat Charity Golf Tournament pada 15 Desember 2021 yang lalu di Imperial Klub Golf Karawaci.
Habitat Charity Golf Tournament merupakan event rutin yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali sejak 2010, sebagai ajang para golfers Indonesia bertanding sambil beramal, berdonasi untuk mendukung penyediaan hunian bagi masyarakat yang kurang mampu di berbagai daerah di Indonesia.
Susanto, Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia menuturkan “Pandemi mengajarkan kita betapa pentingnya hunian yang layak bagi keluarga. Anjuran “Stay at Home” harus dilengkapi dengan rumah yang layak dan sehat sebagai langkah awal untuk melindungi keluarga dari virus Covid-19. Indonesia masih membutuhkan 10 juta rumah layak dan melalui Habitat Charity Golf Tournament kami dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan rumah layak, terutama bagi masyarakat yang tidak mampu, sehingga tercipta Indonesia yang sehat dan kuat. Sejak pertama kali tournament ini diselenggarakan pada tahun 2010, hingga saat ini, melalui Habitat Charity Golf Tournament kami telah membangun lebih dari 200 rumah layak huni”
Para peserta Habitat Charity Golf Tournament diberikan pilihan dalam berdonasi yaitu untuk mendukung pembangunan tiap unit rumah baru, mereka berdonasi sebesar 50 juta rupiah, dan untuk mendukung renovasi tiap unit rumah, mereka berdonasi 30 juta rupiah.
Tahun ini Bank HSBC Indonesia menjadi sponsor utama terselenggaranya Habitat Charity Golf Tournament 2021.
Francois de Maricourt, President Director, PT Bank HSBC Indonesia mengatakan “HSBC berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekonomi dan masyarakat yang berkelanjutan di Indonesia. Kami senang dapat mendukung Habitat for Humanity Indonesia dalam program pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat di Mauk, Wringinanom, dan Babakan Madang, sebagai wujud dari komitmen kami di Indonesia.”
“Kami sangat bersyukur, Habitat Charity Golf Tournament 2021 yang sempat tertunda penyelenggaraannya selama setahun, telah berhasil mengumpulkan donasi untuk pembangunan 22 rumah bagi masyarakat di Mauk-Tangerang, Babakan Madang-sentul dan Winginanom-Gresik yang akan dimulai pada akhir Januari 2022. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat”, tutup Susanto.
Anda ingin turut terlibat, mendukung pembangunan rumah layak huni di Indonesia? Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui habitatindonesia.org, Instagram: habitat_id atau Facebook: Habitat Indonesia.
#OrangBaik, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami awan panas guguran pada hari Sabtu (4/12). Berdasarkan data Badan Nasiona Penanggulangan Bencana (BNPB) tanggal 7 Desember 2021, saat ini sudah terdapat 34 orang korban meninggal dunia, puluhan orang mengalami luka dan luka bakar, serta ratusan warga harus mengungsi.
Bencana ini terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Awan pekat hingga hujan abu vulkanik serta banjir lahar menyelimuti Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.
Gunung Semeru yang berketinggian 3.676 meter itu mengakibatkan hujan abu di dusun Sumbersari, desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Akibat aktivitasnya itu, masyarakat dan penggali pasir di aliran Sungai Leprak berlarian menjauh.
Menurut keterangan warga, sebenarnya awan panas terlihat pertama kali muncul sekitar 15.30 WIB tanggal 3/12 dari atas gunung. Sebelum mengeluarkan awan panas, gunung Semeru mengeluarkan lahar dingin hingga menyebabkan banjir.
Dampak awan panas guguran paling parah dirasakan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Diketahui dua kecamatan di Lumajang gelap gulita, yakni Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
#OrangBaik, menjelang akhir tahun ini solidaritas kita kembali diuji. Kini saudara kita yang berada di wilayah sekitar semeru membutuhkan bantuan dari kita semua.
Bantuan akan disalurkan sesuai urgensi kebutuhan di lokasi, terkhusus pada kebutuhan paket kebersihan keluarga, peralatan pembersih rumah dan lingkungan, program perbaikan rumah dan akses air bersih. Program akan dilakukan setelah mereka benar-benar aman untuk kembali ke lingkungannya dan siap bergotong royong memperbaiki rumah
Mari ulurkan tangan kalian untuk bantu sesama dengan cara:
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengapresiasi organisasi Habitat for Humanity Indonesia yang telah membantu kurang lebih 6.000 orang korban bencana alam gempa, tsunami dan likuefaksi di wilayah Sulawesi Tengah yang terjadi pada 28 September 2018.
“Kami apresiasi karena selama tiga tahun pascabencana Habitat Indonesia membawa perubahan untuk meningkatkan kehidupan bagi masyarakat terdampak bencana,” sebut Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Mamun Amir di Kota Palu, Rabu.
Mamun Amir mengatakan Habitat for Humanity Indonesia telah membantu pemerintah untuk menyediakan hunian sementara (huntara), hunian tetap (huntap), pembangunan sekolah dan bantuan lainnya.
Habitat for Humanity Indonesia sudah memberikan bantuan melalui program tanggap bencana dan telah melayani 6.248 jiwa di wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi.
“Sudah berhasil membangun 1.039 huntara, 191 huntap di Kabupaten Sigi,” tuturnya.
Habitat Indonesia juga melibatkan masyarakat dalam menjalankan program-program pembangunan maupun peningkatan ekonomi masyarakat pasca bencana. “Tidak hanya memberikan bantuan tetapi ada juga pelatihan yang diberikan kepada masyarakat,” jelas Mamun Amir.
Sementara itu, Pimpinan Habitat for Humanity Indonesia, Susanto menyampaikan bahwa Habitat for Humanity Indonesia telah membantu 6.000 lebih masyarakat terdampak bencana melalui bantuan dari 35 lembaga donor dari luar negeri maupun dalam negeri.
“Kami sudah tiga tahun berada di tiga wilayah di Sulteng yakni di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi,” tutur Susanto.
Interim Senior Operation Manager Habitat For Humanity Indonesia, Rudi Nadapdap menambahkan di awal program tanggap bencana, Habitat Indonesia telah menyalurkan 1.096 paket hunian darurat, 150 paket pembersih puing-puing, membangun 1.039 unit huntara, MCK komunal dan individual yang melayani 683 keluarga dan akses air bersih darurat bagi 1.795 keluarga.
Tidak hanya itu, Habitat Indonesia juga telah membangun 191 hunian tetap, dua pusat kegiatan komunikasi, merenovasi 2 gedung sekolah, membangun fasilitas air bersih yang bisa melayani lebih dari 1.795 keluarga dan menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk keluarga dalam menghadapi bencana.
“Habitat hadir tidak hanya ada pada level tanggap bencana tetapi juga pada rehabilitasi dan rekonstruksi,” terangnya.
Lanjut Rudi mengatakan, akhir November 2021 Habitat Indonesia akan menyelesaikan dan menutup seluruh program tanggap bencana di Sulawesi Tengah. Dia berharap bantuan dari Habitat Indonesia bisa bermanfaat untuk masyarakat di Sulawesi Tengah khususnya yang terdampak bencana pada 2018 lalu.
Jakarta, 17 September 2021 – PT Mahkota Indonesia Cakung dan Habitat for Humanity Indonesia melakukan program pengembangan akses toilet di Rawa Terate Cakung sejak Januari hingga Maret 2021. Sebelumnya, masyarakat Tuksono membuang limbah tangki septik secara langsung ke sungai tanpa mereka sadari bahwa hal tersebut sangat mencemari lingkungan dan menimbulkan berbagai sumber penyakit.
PT Mahkota Indonesia Cakung dan Habitat melakukan pendekatan dan edukasi kepada masyarakat untuk menyadarkan mereka akan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan. Kesadara akan pentingnya lingkkungan yang sehat dan hunian yang layak dapat membawa masyarakat pada perubahan perilaku yang sehat. Dalam sosialisasi, relawan lokal diajak membantu mengumpulkan data calon penerima manfaat dan mengawasi proses pelaksanaan program agar selesai dengan cepat.
Setelah melalui berbagai tahap dan proses, akhirnya ada 4 unit bio tangka septik yang dibangun oleh PT Mahkota Indonesia Cakung dan Habitat. Bio tangka septik ini telah membantu setidaknya 37 keluarga. “Kami sangat bangga mempunyai tangki septik walaupun secara komunal. Sebelumnya kami merasa malu karena membuang limbahnya ke sungai bahkan kadang di depan rumah kami sehingga ketika musim kemarau tiba, bau yang tidak sedap sering tercium bau sekali dan itu terkadang membuat kami malu. Dengan adanya tangka septik ini, bau yang sebelumnya sering muncul sudah dan bahkan hampir hilang”, warga Rawa Terate.
Selain bio tangki septik, 2 unit MCK juga dibangun di salah satu PAUD TERATE V yang manfaatnya dapat dirasakan oleh 30 keluarga dan 33 guru dan siswa. Selain memberikan kedua bantuan tersebut, PT Mahkota Indonesia Cakung dan Habitat juga memberikan 100 paket alat kebersihan kepada 30 keluarga dan 33 guru dan siswa untuk menolong mereka melakukan protokol kesehatan dengan baik di masa pandemi Covid-19. Sugandi, Pengelola PAUD TERATE V menuturkan “Terima kasih kepada Habitat dan PT Mahkota Indonesia Cakung atas pembangunan MCK di PAUD Terate. Toilet yang cukup bagus ini dapat digunakan guru dan siswa dengan baik. Paket alat kebersihan yang diberikan juga sangat membantu keluarga para siswa yang memiliki kehidupan ekonomi menengah ke bawah”.
Rahmat dan tim perwakilan dari Puskesmas juga menyampaikan “Program Habitat for Humanity Indonesia sangat sejalan dengan Puskesmas, namun puskesmas masih terkendala melakukannya karena pandemi mengakibatkan alokasi dana puskesmas utamanya dialihkan ke program sosial lainnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Habitat Indonesia dan PT Mahkota Indonesia Cakung yang sudah mendukung program pemerintah menanggulangi pembuangan llimbah BAB yang sembarangan sebelumnya”.
Kerja sama antara Great Giant Foods (GGF) dengan Habitat for Humanity Indonesia memberikan bantuan Tempat Singgah Pejuang Medis (TSPM) untuk tenaga kesehatan RSUD Husada Prima Surabaya.
Tepat pada tanggal 24 September 2021 sebanyak 36 tenaga kesehatan (nakes) yang telah selesai bertugas merawat pasien COVID-19 sudah bisa langsung menginap untuk beristirahat dengan nyaman di hotel 88 Kedungsari Surabaya. Para nakes adalah garda terdepan di masa pandemi yang berjibaku merawat dan mencegah penularan yang lebih luas ke masyarakat, sehingga mereka beresiko tertular dan menularkan COVID-19 kepada orang lain. Untuk meringankan beban para tenaga kesehatan maka GGF sebagai sebuah perusahaan penyediaan makanan dan minuman berkualitas tinggi ikut memberikan dukungan melalui Habitat Indonesia dan bekerja sama dengan Hotel 88 Kedungsari Surabaya menyiapkan 21 kamar dan makanan untuk para tenaga kesehatan RSUD Husada Prima untuk tinggal sementara agar mereka bisa memulihkan tenaga dan siap bekerja kembali. Total 651 kamar yang digunakan selama periode 24 September – 25 Oktober 2021 atau selama 31 hari mereka menginap.
Semoga bantuan tempat singgah ini bisa memberikan manfaat menjaga mereka tetap sehat dan bugar dalam melaksanakan tugas merawat pasien COVID-19. Perjuangan belum selesai, mari lanjutkan #IndonesiaMelawanCorona agar pandemi segera berakhir. Bila mereka tumbang, kita pun tumbang. (BN)
Memiliki hunian yang layak adalah impian setiap keluarga. Idealnya rumah layak huni bagi sebuah keluarga harus dapat memenuhi beberapa syarat.
Supaya rumah bisa dikatakan layak adalah memiliki luas yang cukup untuk memenuhi standar kesehatan yaitu ventilasi yang baik, toilet dan kamar mandi bersih, kamar yang cukup untuk anggota keluarga bergerak dan dirancang untuk memudahkan ruang gerak penghuni terutama bila ada yang memiliki disabilitas. Bila ada keluarga yang memiliki anak usia balita atau sekolah, maka idealnya rumah dapat memiliki halaman atau berlokasi dekat dengan ruang terbuka seperti taman bermain atau lapangan dan yang terpenting memiliki jarak yang cukup aman dari jalan raya.
Syarat lain yang perlu diperhatikan sebagai hunian layak adalah pemisahan kamar orang tua dengan anaknya dan antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Pemisahan kamar ini sebagai salah satu cara meningkatkan kemandirian anak. Sementara pemisahan kamar anak laki-laki dengan anak perempuan dapat dilakukan jika anak mulai memasuki usia remaja karena keduanya memiliki kebutuhan yang berbeda.
Indonesia telah melakukan berbagai upaya diantaranya dengan memberikan bantuan pembangunan, rehabilitasi dan perbaikan rumah yang pendanaannya bekerja sama dengan donor perusahaan (CSR) dan perorangan. Melalui program bantuan rumah layak huni dapat menjadi tempat tinggal yang sehat dan keluarga menjadi lebih produktif. Apalagi di masa pandemi COVID-19 sekarang ini rumah menjadi kebutuhan utama karena setiap anggota keluarga harus beraktivitas atau berkegiatan dari rumah. Orang harus bekerja dari rumah, bermain di rumah, belajar di rumah, sehingga perlu sekali rumah yang layak dan sehat.
Mari berkolaborasi bersama Habitat Indonesia untuk mewujudkan rumah layak huni bagi keluarga berpenghasilan rendah dengan menjadi Habitat Crew. Dengan meng-klik link ini : maka kita sudah ikut serta menjadi bagian dari gerakan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.(BN)
Pemenuhan kebutuhan pemukiman yang layak huni dan terjangkau di dunia properti dinilai dapat menggerakkan ekonomi karena berkaitan langsung dengan lingkup industri penunjang.
Dalam Indonesia Housing Forum yang digelar daring pada Kamis, (14/10/2021), Budi Sastrawinata, Kepala Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu Kadin Indonesia, menyatakan bahwa ekosistem industri properti peranannya sangat penting dan perlu dibenahi agar pemenuhan kebutuhan perumahan, pemukiman bisa dilakukan secara efektif dan efisien.
Budi menambahkan, industri properti mencakup berbagai aspek, seperti kawasan yang terdiri atas perumahan, ruko, apartemen. Kemudian kawasan superblok yang terdiri atas perkantoran dan pusat perbelanjaan. Lalu TOR, yaitu bandara dan pelabuhan. Selanjutnya kawasan pariwisata, terdiri atas resort, hotel dan eco tourism. Di samping itu ada juga kawasan kota baru dan peremajaan kota, hingga kawasan industri.Semuanya itu terkoneksi dengan kebutuhan jasa keuangan seperti perbankan, pajak, REITs, Tapera dan BPJS, serta terkoneksi dengan jasa penunjang lainnya seperti brokerage, konsultan, manajemen pengelola gedung dan perumahan.
Menurut Budi, jika dihimpun prosesnya secara menyeluruh industri properti bisa memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional mencapai 7-9%. Industri properti juga bisa menimbulkan efek berganda terhadap 175 industri dan 350 UKM terkait. Penggunaan material lokal bisa 90-100%, serta memperkerjakan sedikitnya hingga 30 juta tenaga kerja.
“Bila ekosistem industri propertinya baik, supply chain (rantai pasok) nya juga baik, maka akan mempermudah akselarasi pengembangan kebutuhan di sektor ini,” pungkas Budiarsa.
Direktur Nasional Habitat Indonesia, Susanto yang juga merupakan Ketua Penyelenggara Indonesia Housing Forum mengatakan, “Habitat Indonesia sebagai organisasi non-profit yang fokus pada penyediaan hunian layak di Indonesia juga terus berupaya melakukan advokasi mengenai perumahan terjangkau bagi keluarga-keluarga berpenghasilan rendah. Berdiri sejak 24 tahun lalu, Habitat telah melayani lebih dari 168 keluarga memperoleh rumah, sanitasi, dan akses air”.
Susanto menambahkan, masih ada jutaan keluarga yang harus dibantu. Melalui Indonesia Housing Forum setiap peserta ditempatkan secara inklusif sebagai pemangku kepentingan, sehingga setiap orang dapat lebih mengerti permasalahan dan tantangan dalam mewujudkan hunian layak.
Direktur Nasional Habitat Indonesia, Susanto yang juga merupakan Ketua Penyelenggara Indonesia Housing Forum saat menyampaikan pandangannya.
Sejak pertama dilaksanakan tahun 2017, Indonesia Housing Forum melibatkan akademisi yang turut memberikan kajian yang mendalam terkait pengembangan perumahan di Indonesia.
Dr. Ir. A. Hadi Prabowo, MT, Dekan FTSP Universitas Trisakti menuturkan, “Program lanjutan yang dikerjakan oleh Trisakti terkait perumahan dan permukiman berupa program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, konsultasi desain serta percontohan terkait perumahan dan permukiman”.
Menurut Hadi, Institusi pendidikan termasuk Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Trisakti dan organisasi non-pemerintah Habitat for Humanity Indonesia perlu melakukan kerjasama untuk berpartisipasi dalam mengatasi kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui penelitian, workshop, dan pengabdian pada masyarakat.
Tiga gempa bumi besar yang melanda Sulawesi Barat di awal tahun 2021 telah menghancurkan Mamuju, Majene, dan Polewali Mandar. Ratusan warga mengalami luka hingga meninggal dunia. Belasan ribu permukiman warga juga tak luput hancur akibatnya gempa dahsyat itu. Warga terpaksa tinggal sementara di pengungsian dengan kondisi air dan makanan yang sangat sulit.
Habitat Indonesia, organisasi kemanusiaan yang berfokus pada penyediaan hunian layak di Indonesia didukung oleh PVH turun tangan membantu warga yang terdampak di Botteng. Atas pendampingan pemerintah dan organisasi kemanusiaan lainnya, Habitat Indonesia dan PVH memperbaiki 5 rumah keluarga dengan teknik semen Ferro, membagikan 3 paket alat perbaikan rumah kepada 30 keluarga, memberikan pelatihan konstruksi, dan pelatihan rumah yang aman bertahan saat bencana datang di masa yang akan datang.
Aco (41) dan Jaisa (35), warga Desa Botteng, sehari-hari bekerja sebagai petani dan sering bermalam di kebun. Saat gempa datang, Aco dan istri segera keluar dari kebun dan melajukan sepeda motornya lebih cepat dari biasanya demi ingin menyelamatkan kedua anak yang mereka tinggalkan di rumah. “Saya dan istri sangat khawatir karena selain buru-buru ingin menyelamatkan kedua anak di rumah, kami juga harus hati-hati menjaga bayi yang kami bawa ke kebun selama perjalanan”, tutur Aco. Bersyukurnya mereka masih sempat menyelamatkan kedua anak mereka dan membawanya ke pengungsian.
Selama kurang lebih 2 minggu di pengungsian, Aco dan keluarga sangat kesulitan memperoleh sembako sementara bayi mereka sangat membutuhkan asupan gizi yang baik. Saat Habitat Indonesia dan PVH menyampaikan bahwa rumah Aco akan segera diperbaiki, Aco merasa sangat senang “Saya sangat senang saat tahu bahwa rumah saya akan diperbaiki karena kondisi di pengungsian sangat mencekam terutama bagi bayi kami. Terima kasih Habitat Indonesia dan PVH yang sudah memperbaiki rumah kami. Jika Habitat dan PVH tidak membantu, mungkin saya tidak akan punya rumah sampai sekarang”, tutur Aco.
Saruna, seorang lansia (70) beserta istrinya yang mengalami cacat pada kaki, sehari-harinya bekerja sebagai petani. Saat malam gempa menguncang rumah mereka, mereka sangat kaget dan segera keluar dari rumah menyelamatkan kedua anaknya. Mereka terpaksa bertahan di tenda pengungsian sementara kebutuhan pokok sangat sulit diperoleh, lain lagi mulai banyak warga yang jatuh sakit di pengungsian. Mereka memilih bertahan di tenda karena ragu balik ke rumah yang masih rusak.
Saat mendengar bahwa rumah mereka akan diperbaiki, Saruna dan keluarga sangat senang “Saya sangat antusias begitu tahu bahwa salah satu rumah yang akan diperbaiki adalah rumah saya. Usia saya yang tua tidak menjadi penghalang bagi saya membantu para tukang memperbaiki rumah sangkin senangnya saya. Kini saya dan keluarga bisa tinggal dengan tenang kembali di rumah karena strukturnya bahkan lebih bagus dari sebelumnya. Tidak ada kata yang dapat saya ucapkan selain terima kasih kepada Habitat Indonesia dan PVH”, ungkap Sauna.
Sulawesi Barat diguncangkan tiga gempa bumi besar di awal tahun 2021. Tiga daerah yang terdampak yakni Mamuju, Majene, dan Polewali Mandar. Setidaknya ada sekitar 6.213 orang terdampak yang terdiri dari 107 orang meninggal, 278 mengalami luka berat, dan 240 luka ringan.
Selain menelan korban nyawa, gempa bumi yang dahsyat ini juga mampu merusak permukiman warga. Ada sekitar 15.522 rumah yang rusak yakni di Mamuju sekitar 11.423 dan selebihnya di Majene sekitar sekitar 4.099 rumah. Selain permukiman warga, sekitar 22 sekolah di Mamuju dan 79 sekolah di Majene juga hancur.
Habitat Indonesia didampingi oleh pemerintah dan organisasi kemanusiaan lainnya menetapkan Desa Botteng dan Desa Karampuang yang ada di Mamuju Sulawesi Barat untuk dibangun kembali karena dua daerah ini yang paling sering diguncang gempa bumi. Karampuang sendiri merupakan sebuah desa terpencil yang dapat ditempuh hanya dengan perahu selama 20 menit dari pasar pelabuhan ikan Mamuju.
Dukungan dana lebih dari 300 juta dari DOW Indonesia sangat membantu Habitat Indonesia mengerjakan misi dan berhasil membantu keluarga-keluarga terdampak gempa di Desa Botteng dan Desa Karampuang berupa perbaikan 5 rumah dengan teknik semen Ferro dan 5 toilet di Desa Botteng. DOW dan Habitat juga mendistribusikan alat-alat kebersihan kepada 100 keluarga di Desa Botteng, memberikan pelatihan manajemen risiko bencana kepada 55 keluarga di Karampuang, dan pelatihan konstruksi kepada keluarga dan buruh lokal di Desa Botteng.
Selain bantuan-bantuan itu, DOW dan Habitat juga memperbaiki kantor Desa Karampuang, membentuk forum pengurangan risiko bencana tingkat desa, dan membagikan pelatihan mengenai tanda-tanda evakuasi bencana.
Muhammad Anwar, Kepala Dusun Karampuang menuturkan “Kami sangat beruntung DOW dan Habitat Indonesia datang ke Desa karampaung dan memberikan bantuan kemanusiaan dan pemulihan bencana sehingga kami memiliki lagi rumah yang aman untuk tinggal. Seperti pucuk di cinta ulampun tiba, kami sangat antusias menyambut perbaikan kantor kami. Hanya satu minggu Habitat menyelesaikan perbaikan. Pekerjaannya sangat terencana sekarang kami memiliki ruangan yang lebih untuk digunakan.Terima kasih kepada Habitat Indonesia dan DOW Indonesia atas pekerjaan ini. Kami akan memberikan pelayanan terbaik kami bagi warga lokal disini.”
Amril, pedangan ikan keliling (27) setiap pagi membeli ikan kepada pengepul ikan dan menjualnya kepada pelanggan, sementara istrinya Jira (22) menjual buah di pinggir jalan yang tidak jauh dari tempat mereka tinggal. Ketika gempa bumi datang melanda, Amri segera bangkit memanggil dan memeluk putranya Tifan (4) lalu meninggalkan rumah sementara istrinya mengikut dari belakang. Ketika mereka sudah di luar rumah mereka segera mencari tempat mengungsi karena saat itu hujan dan padam listirk. Mereka menyaksikan juga orang lain yang berbondong-bondong dan terlihat putus asa.
“Di pengungsian kami sangat kesulitan memperoleh makan dan kebutuhan utama. Kami memilih kembali ke rumah setelah kondisi mulai membaik meskipun rumah kami masih miring, belum stabil, dan belum aman. Kami berdoa kepada Tuhan agar rumah kami segera diperbaiki. Kami sangat senang setelah beberapa waktu kemudian keluarga kami terpilih mendapatkan bantuan perbaikan rumah dari Habitat Indonesia dan DOW. Kami mengucapkan terima kasih kepada Habitat dan DOW yang telah memperbaiki rumah kami. Kalau perbaikan ini tidak ada kami tidak tahu bagaimana kami memperoleh uang untuk memperbaiki rumah kami. Kami sangat bersyukur.”