Sebulan yang lalu, tepat saat langit sore masih basah oleh rintik hujan, Siti Nurhayati (37) berdiri di depan rumah barunya yang kokoh. Warna biru cerah menyelimuti dindingnya, sebuah simbol memulai hidup baru. Senyumnya bercampur takjub, dan Siti melangkah masuk untuk pertama kalinya, memindahkan perabotan sederhana ke dalam ruang yang kini menjadi tempat perlindungan keluarganya.
“Pertama kali saya masuk rumah ini, rasanya aneh. Saya tidak percaya ini rumah saya. Sebagus ini, seperti mimpi.” ucap Siti saat mengenang pertama kali masuk ke rumah yang telah direnovasi Habitat for Humanity Indonesia.
Impian memiliki rumah layak huni sudah ia pendam bertahun-tahun. Selama itu, Siti tinggal di rumah peninggalan orang tuanya, sebuah bangunan sederhana dari bilik bambu yang usianya telah tua. Setiap sudut rumah itu berbicara tentang kesulitan, dindingnya berlubang, dan atapnya yang bocor menjadi tantangan yang harus di hadapi.
“Dulu, kondisi rumah kami benar-benar rusak. Biliknya bolong, dan suami saya sering menambalnya dengan spanduk bekas. Kalau hujan, air masuk dari mana-mana. Tikus juga sering masuk. Rasanya seperti tidak ada tempat aman di dalam rumah.” kenang Siti.
Bukan hal yang mudah bagi Siti memiliki rumah yang layak. Memenuhi kebutuhan sehari-hari, Siti mengandalkan pendapatan suami, Junaedi (40), yang bekerja sebagai buruh tukang. Penghasilan Junaedi pun hanya Rp70.000,- per hari yang dibayarkan setiap dua minggu jika beruntung sang majikan memberikannya tepat waktu.
Tahu kondisi ekonomi kurang beruntung, Siti pun mencoba peruntungannya dengan berjualan sabun cuci keliling ke rumah-rumah tetangga. Namun penghasilan tambahan itu hanya cukup untuk makan sehari-hari.
“Kami serba kekurangan. Anak-anak masih sekolah, dan saya juga harus mengurus kakak yang mengalami gangguan jiwa. Semua terasa berat, apalagi rumah sudah hampir roboh.” tambah Siti.
Baca juga: Berseminya Harapan Baru di Rumah Layak Huni Milik Siti
Keadaan berubah saat Habitat for Humanity Indonesia bersama para dermawan dan sukarelawan hadir membawa harapan, membangun kembali rumah milik Ibu Siti dan lima keluarga lainnya di Rajeg, Kabupaten Tangerang.
“Alhamdulillah, rumah ini mengubah segalanya. Saya jauh lebih tenang, lebih nyaman. Tidak ada lagi bocor, tidak ada lagi tikus. Anak-anak juga lebih semangat belajar.” ucap Siti dengan penuh rasa syukur.
Kini, Siti bisa menyisihkan sedikit penghasilan untuk tabungan sekolah anak-anaknya. Junaedi juga memiliki energi lebih untuk mengambil pekerjaan sampingan. “Beban kami terasa lebih ringan. Saya juga bisa merawat kakak saya dengan lebih baik tanpa merasa tertekan.” tambahnya.
Bagi Siti, rumah ini bukan sekadar bangunan. Ini adalah tempat baru yang menghadirkan kedamaian dan masa depan yang lebih baik. “Orang tua saya dulu selalu bilang, rumah itu harus dijaga. Ini bukan hanya untuk kami, tapi untuk anak-anak kami nanti. Rumah ini akan menjadi warisan bagi mereka.” harap Siti.
Rumah biru itu kini berdiri tegak, membawa harapan dan awal baru bagi keluarga Siti, sebagai langkah awal menuju kehidupan yang lebih stabil dan mandiri. Anda dapat turut serta dalam menghadirkan perubahan bagi keluarga-keluarga seperti Siti Nurhayati. Melalui kepedulian Anda, lebih banyak rumah yang dapat dibangun untuk memberikan tempat berlindung yang aman dan layak bagi keluarga yang membutuhkan.
Kunjungi www.habitatindonesia.org/donate untuk berdonasi dan menjadi bagian dari misi perubahan kami menciptakan kehidupan yang lebih baik.
(kh/av)