Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia, dan dampaknya terasa di seluruh dunia. Namun, meskipun perumahan menjadi kebutuhan dasar, sektor ini seringkali tidak mendapat perhatian yang cukup dalam agenda perubahan iklim dunia.
Habitat for Humanity, sebagai organisasi yang berfokus pada akses perumahan yang layak, berupaya mengangkat isu penting ini melalui rekomendasi kebijakan yang diajukan pada COP29. Perumahan yang memadai bukan hanya soal tempat tinggal, tetapi juga kunci untuk membangun ketahanan terhadap perubahan iklim, terutama bagi masyarakat yang paling rentan.
Perumahan dalam Konteks Perubahan Iklim
Di seluruh belahan dunia, lebih dari 1,1 miliar orang tinggal di permukiman informal yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti banjir, panas ekstrem, dan kenaikan permukaan laut. Meskipun mereka tidak berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon global, mereka adalah yang paling terpengaruh oleh bencana iklim.
Habitat for Humanity mengingatkan bahwa solusi perumahan yang memadai harus menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dalam rekomendasinya, Habitat for Humanity menekankan pentingnya mengintegrasikan perumahan ke dalam Nationally Determined Contributions (NDCs).
Mengintegrasikan perumahan dalam strategi perubahan iklim akan memungkinkan negara-negara untuk menurunkan jejak karbon, mengurangi biaya energi, dan memberikan perlindungan lebih baik bagi masyarakat yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Hal ini penting untuk memastikan bahwa upaya mitigasi tidak hanya berfokus pada sektor energi, tetapi juga pada infrastruktur yang mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat.
Adaptasi untuk Komunitas yang Paling Rentan
Salah satu prioritas utama yang diangkat Habitat for Humanity adalah kebutuhan mendesak untuk lebih banyak pendanaan bagi adaptasi iklim, terutama untuk komunitas yang paling rentan. Komunitas-komunitas ini, khususnya yang tinggal di permukiman informal, seringkali tidak memiliki akses terhadap infrastruktur yang memadai dan terpapar risiko iklim yang lebih besar. Habitat for Humanity mendesak pemerintah dan lembaga internasional untuk memprioritaskan pendanaan adaptasi untuk perbaikan perumahan dan infrastruktur di daerah-daerah yang paling terancam oleh perubahan iklim.
Pendanaan adaptasi ini harus digunakan untuk mendukung pembangunan perumahan yang tahan terhadap dampak iklim seperti banjir, kekeringan, dan panas ekstrem. Selain itu, penguatan kapasitas masyarakat untuk menghadapi perubahan iklim dengan cara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan juga menjadi bagian dari rekomendasi ini. Solusi yang melibatkan penggunaan material ramah lingkungan dan desain yang berorientasi pada efisiensi energi dapat membantu membangun rumah yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim, sekaligus mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.
Perumahan yang Hijau, Terjangkau, dan Berkelanjutan
Sementara upaya mitigasi perubahan iklim sangat penting, Habitat for Humanity menyoroti potensi perumahan untuk menciptakan solusi yang tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga menjawab tantangan besar dalam keterjangkauan perumahan global. Salah satu masalah utama yang dihadapi dunia adalah defisit perumahan yang memadai dan terjangkau, yang semakin parah di banyak kota besar yang sedang berkembang. Oleh karena itu, Habitat for Humanity menyerukan pentingnya untuk memastikan bahwa upaya mitigasi perubahan iklim di sektor perumahan tidak perlu meningkatkan biaya perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Solusi perumahan hijau yang terjangkau harus diprioritaskan dalam kebijakan global. Habitat for Humanity mendesak negara-negara untuk berinvestasi dalam renovasi dan retrofit perumahan yang ada agar lebih ramah iklim, menggunakan material berkarbon rendah, dan mendukung desain yang efisien energi. Upaya ini akan membantu mengurangi biaya hidup dan membuat rumah lebih terjangkau bagi keluarga berpenghasilan rendah, terutama di kota-kota yang sedang berkembang pesat.
Sektor konstruksi juga perlu mengadopsi prinsip ekonomi sirkular, di mana bahan bangunan yang digunakan dapat didaur ulang dan dipergunakan kembali untuk mengurangi pemborosan dan emisi karbon. Ini adalah pendekatan yang perlu diintegrasikan dalam kebijakan perumahan global untuk mendukung peralihan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Menghubungkan Sektor Perumahan dengan Tujuan Iklim Global
Habitat for Humanity menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor perumahan, pengembangan perkotaan, lingkungan, dan sektor keuangan untuk menciptakan solusi yang holistik. Dengan mengintegrasikan semua sektor ini, negara-negara dapat menciptakan perumahan yang lebih berkelanjutan dan tahan terhadap perubahan iklim, sambil memenuhi kebutuhan mendesak akan perumahan yang terjangkau.
Menciptakan kebijakan yang memperkuat keterlibatan masyarakat, khususnya yang tinggal di permukiman informal, adalah langkah penting lainnya. Habitat for Humanity mendorong agar suara warga menjadi bagian dari perencanaan dan pengambilan keputusan terkait perumahan dan adaptasi iklim, memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan benar-benar memenuhi kebutuhan mereka yang paling terdampak.
Habitat for Humanity mengajak seluruh dunia untuk melihat perumahan bukan hanya sebagai kebutuhan dasar, tetapi juga sebagai solusi penting untuk membangun ketahanan terhadap perubahan iklim. Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin besar, perumahan yang memadai, hijau, dan terjangkau adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan bagi semua.
Dengan integrasi perumahan dalam kebijakan perubahan iklim global, pendanaan yang lebih besar untuk adaptasi, serta prioritas pada perumahan yang terjangkau dan ramah iklim, kita dapat memastikan bahwa masyarakat yang paling rentan dapat beradaptasi dan bertahan di dunia yang terus berubah. Habitat for Humanity berkomitmen untuk mendorong perubahan ini, dan COP29 menjadi momen penting untuk mewujudkannya.
(kv/av)