Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengapresiasi organisasi Habitat for Humanity Indonesia yang telah membantu kurang lebih 6.000 orang korban bencana alam gempa, tsunami dan likuefaksi di wilayah Sulawesi Tengah yang terjadi pada 28 September 2018.
“Kami apresiasi karena selama tiga tahun pascabencana Habitat Indonesia membawa perubahan untuk meningkatkan kehidupan bagi masyarakat terdampak bencana,” sebut Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Mamun Amir di Kota Palu, Rabu.
Mamun Amir mengatakan Habitat for Humanity Indonesia telah membantu pemerintah untuk menyediakan hunian sementara (huntara), hunian tetap (huntap), pembangunan sekolah dan bantuan lainnya.
Habitat for Humanity Indonesia sudah memberikan bantuan melalui program tanggap bencana dan telah melayani 6.248 jiwa di wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi.
“Sudah berhasil membangun 1.039 huntara, 191 huntap di Kabupaten Sigi,” tuturnya.
Habitat Indonesia juga melibatkan masyarakat dalam menjalankan program-program pembangunan maupun peningkatan ekonomi masyarakat pasca bencana. “Tidak hanya memberikan bantuan tetapi ada juga pelatihan yang diberikan kepada masyarakat,” jelas Mamun Amir.
Sementara itu, Pimpinan Habitat for Humanity Indonesia, Susanto menyampaikan bahwa Habitat for Humanity Indonesia telah membantu 6.000 lebih masyarakat terdampak bencana melalui bantuan dari 35 lembaga donor dari luar negeri maupun dalam negeri.
“Kami sudah tiga tahun berada di tiga wilayah di Sulteng yakni di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi,” tutur Susanto.
Interim Senior Operation Manager Habitat For Humanity Indonesia, Rudi Nadapdap menambahkan di awal program tanggap bencana, Habitat Indonesia telah menyalurkan 1.096 paket hunian darurat, 150 paket pembersih puing-puing, membangun 1.039 unit huntara, MCK komunal dan individual yang melayani 683 keluarga dan akses air bersih darurat bagi 1.795 keluarga.
Tidak hanya itu, Habitat Indonesia juga telah membangun 191 hunian tetap, dua pusat kegiatan komunikasi, merenovasi 2 gedung sekolah, membangun fasilitas air bersih yang bisa melayani lebih dari 1.795 keluarga dan menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk keluarga dalam menghadapi bencana.
“Habitat hadir tidak hanya ada pada level tanggap bencana tetapi juga pada rehabilitasi dan rekonstruksi,” terangnya.
Lanjut Rudi mengatakan, akhir November 2021 Habitat Indonesia akan menyelesaikan dan menutup seluruh program tanggap bencana di Sulawesi Tengah. Dia berharap bantuan dari Habitat Indonesia bisa bermanfaat untuk masyarakat di Sulawesi Tengah khususnya yang terdampak bencana pada 2018 lalu.