Sore itu, tepat pukul 3, Siti Nurlaelah (44) terlihat sibuk menyirami tanaman hias di depan perkarangan rumahnya di Desa Marga Mulya, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten.
Berbeda dengan sebulan sebelumnya, kini halaman itu dihiasi bunga-bunga yang mekar indah, seakan turut merayakan kehadiran rumah barunya. Sebuah rumah yang kokoh dan nyaman, jauh dari bayangan duka yang ia alami sebelumnya.
Selama bertahun-tahun, Siti dan keluarganya, bertahan di rumah yang dibangun dengan susah payah dari tabungan mereka. Namun, bangunan itu seolah tak berpihak. Suatu malam, saat hujan turun deras, lantai rumah amblas, membuat dinding ruang keluarga runtuh. “Untung anak-anak enggak ketimpa, cuma perabotan yang pecah,” kenang Siti.
Mimpi memiliki rumah yang layak terasa jauh, mengingat pekerjaan Siti hanya sebagai buruh serabutan dengan upah 50 ribu rupiah jika beruntung mendapat panggilan. Suaminya, Ahmad Yani (39), yang bekerja sebagai petugas keamanan, hanya bisa mengantongi penghasilan tidak lebih dari 3 juta per bulan.
“Ibu sering ngutang ke warung buat sekadar beli beras, karena gajinya Bapak habis buat menambal bocor dan benerin rumah,” kata Siti.
Baca juga: Kisah Unang: Merawat Keamanan dan Kenyamanan di Dalam Rumah Layak Huni
Namun, dalam keterbatasan, doa Siti akhirnya terjawab. Habitat for Humanity Indonesia bersama para dermawan datang membawa harapan yang tak terduga. Rumah yang kokoh kini berdiri di tempat duka lama, dibangun bersama kasih dari para relawan.
Air mata Siti jatuh tak tertahan saat rumah layak huni miliknya selesai dibangun. “Ibu enggak nyangka bisa punya rumah seperti ini,” ujarnya. Bahkan saat proses pembangunan, ia takjub melihat bahan bangunan berkualitas yang dikirim, sesuatu yang dulu hanya bisa ia impikan.
Pada malam pertama di rumah baru, Siti bahkan tak bisa tidur karena rasa syukur yang mendalam. Putra bungsunya memeluknya erat sambil berkata, “Mamah, rumah kita bagus ya, kaya istana.”
Kini, hidup Siti dan keluarga telah berubah. Gaji yang dulu dihabiskan untuk perbaikan rumah, sekarang dapat dialihkan untuk ditabung, dan ia tak perlu berhutang untuk membeli kebutuhan pokok.
Di ruang keluarga, Siti dan Ahmad tengah merencanakan untuk membuka warung kecil, berharap masa depan terus mengalirkan kebaikan seperti tanaman yang tumbuh subur di rumah baru mereka. Bagi Siti, rumah ini bukan sekadar tempat berteduh. Ini adalah impian yang hidup, tempat segala harapan dan kebahagiaan keluarga mereka bersemi.
Anda dapat turut serta dalam menghadirkan perubahan bagi keluarga-keluarga seperti Siti Nurlaelah. Melalui kepedulian Anda, lebih banyak rumah yang dapat dibangun untuk memberikan tempat berlindung yang aman dan layak bagi keluarga yang membutuhkan.
Kunjungi www.habitatindonesia.org/donate untuk berdonasi dan menjadi bagian dari misi perubahan kami menciptakan kehidupan yang lebih baik.
(kh/av)