“Alhamdulillah, masyarakat mengucapkan banyak terima kasih kepada tim Habitat dan CRS. Terus terang, dengan adanya bantuan berupa alat kebersihan seperti roda, martil, linggis dan alat lainnya kami merasa sangat terbantu. Bahkan seminggu ini dari paku setiap rumah bisa kejual pakunya karena ada linggis itu melepas pakunya”, ungkap Nandi, salah satu penyintas gempa di Cianjur sekaligus ketua RT di Desa Suka Mulya, Pasir Sapi, Kab. Cianjur.
Saat gempa terjadi, Nandi berada di rumah bersama istri, anak, dan cucunya. Ketepatan, saat itu ia sedang berlibur dari pekerjaannya sebagai karyawan salah satu perusahaan kontraktor jasa pemasangan kaca di luar kota. Hari itu Senin, tepatnya pukul 1 siang. Tiba-tiba ia dan keluarganya merasakan goncangan yang sangat dahsyat. Baru kali itu Nandi merasakan gempa. “Musibah dadakan, ga ada aba-aba, trus kerasanya itu ke bawah dulu langsung ke atas. Sekitar 4-5 detik. Saya sendiri lagi tidur, mau sholat dibangunin istri, pas istri keluar langsung kejadian. Ya beruntung alhamdulillah langsung bisa lari keluar. Ambil cucu keluar dan mengarahkan warga ke lapangan. Kalau lebih dari 5 detik mungkin lebih bahaya”, tutur Nandi.
Rumah Nandi retak, baik di bagian depan maupun belakang. Namun, ia masih tetap bersyukur karena rumahnya masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rumah warga lain yang semuanya hampir roboh total. Selama beberapa hari, Nandi masih harus tinggal di tenda darurat bersama 31 keluarga lainnya. “Jangankan pas seminggu kejadian, sekarang aja ga tidur di rumah, di tenda”, kata Nandi.
Awalnya Nandi tidak terpikir kembali ke rumahnya karena masih trauma. Namun, bantuan berupa alat-alat pembersih gempa yang diberikan oleh Habitat dan CRS mendorongnya untuk berani melihat kembali rumahnya dan mulai membersihkannya. Justru, setelah membersihkan puing-puing gempa di rumahnya, ia mampu mengumpulkan paku untuk ia jual sehingga ia memiliki uang di masa darurat. “Bahkan seminggu ini dari paku setiap rumah bisa kejual pakunya karena ada linggis itu melepas pakunya”, ungkap Nandi.
Atas kejadian ini, Nandi hanya bisa ikhlas. “Namanya musibah kita harus ikhlas. Selain itu tetap berdoa supaya Cianjur bangkit lagi”, kata Nandi. Sekarang Nandi hanya berharap aktivitasnya bisa kembali seperti dulu lagi. Saat ini ia belum kembali bekerja karena sebagai ketua RT, ia masih sibuk dalam pendataan. “Saya tidak mementingkan diri saya pribadi, masih banyak yang di bawah kita, RT itu melindungi keluarga dan warganya. Saya sedang berupaya mencari relawan lokal untuk sembako karena warga belum 100% pulih. Ditambah, banyakan warga adalah petani, sementara cuaca hujan, alat dan bahan mahal, obatan mahal”, tutupnya.
Ia berharap keluarganya serta warga Cianjur segera pulih dan bisa menata kehidupan lagi.