Sore itu, tepat pukul empat, cahaya matahari menyusup lembut ke sela-sela dedaunan dan jatuh di dinding rumah baru berwarna biru milik Iqballudin. Dinding itu tampak kokoh, berdiri tegas, seakan menjadi saksi perubahan besar dalam hidup keluarga kecil di Babakan Madang, Kabupaten Bogor ini. Tim Habitat for Humanity Indonesia kembali menyambangi kediaman Iqballudin yang kini sudah layak huni. Ada kebanggaan tersendiri ketika melihat bagaimana keluarga ini merawat rumah barunya. Bahkan, hanya berselang sehari setelah rumah rampung dibangun, Iqballudin langsung bergerak menambahkan dapur sederhana secara mandiri, bukti nyata semangatnya untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi istri dan anak-anak.
Sebelum rumah baru ini hadir, kehidupan keluarga Iqballudin penuh keterbatasan. Ia, seorang buruh serabutan berusia 41 tahun, hanya mengandalkan upah harian sebesar Rp 50.000 untuk mencukupi kebutuhan hidup. Bersama istrinya, Siti Romyanah (36), seorang ibu rumah tangga, mereka membesarkan tiga anak yang masih duduk di bangku sekolah. Namun, kondisi rumah lama membuat segalanya terasa semakin berat.
Rumah mereka sebelumnya dibangun tanpa fondasi, hanya berupa bangunan sederhana dari panel GRC dan anyaman bambu. Tanpa dapur dan tanpa toilet, keluarga ini harus bergantung pada rumah orang tua untuk memasak dan mandi. Tak sampai di situ, rayap mulai merambat ke dinding dan tiang, membuat struktur rumah semakin rapuh.
Dengan mata berkaca-kaca, Siti mengenang rasa takut yang selalu menghantuinya. “Rayapnya sudah sampai atas, rumah rasanya mau roboh. Saya khawatir sekali sama anak-anak. Kalau ada kebocoran, saya takut anak-anak sakit-sakitan, terutama si kecil,” ucapnya dengan suara bergetar.
Kenangan itu menjadi bagian dari perjalanan panjang mereka, hidup dalam rumah yang tidak pernah memberi rasa aman. Tidur malam hari sering kali dibayangi kekhawatiran, terutama ketika hujan turun deras.
Namun, semua itu berubah lewat acara CEO Build 2025. Berkat dukungan dari Bapak Edwin Soeryadjaya yang berkolaborasi dengan Habitat for Humanity Indonesia, rumah baru untuk keluarga Iqballudin akhirnya berdiri. Rumah itu kokoh, aman, dan jauh berbeda dari kondisi sebelumnya yang rapuh.
Iqballudin pun tidak bisa menyembunyikan rasa harunya saat menyampaikan syukur. “Alhamdulillah, saya merasa sangat bahagia dan bersyukur. Rumah saya sekarang sangat kokoh, tidak seperti sebelumnya yang rapuh dan mau roboh,” ungkapnya penuh rasa lega.
Siti pun menambahkan dengan senyum yang kini lebih tenang, “Banyak sekali perubahannya. Setidaknya setiap malam bisa tidur nyenyak, tanpa lagi khawatir. Anak-anak bahagia, kita semua bahagia.”

Baca juga: Membangun Indonesia: Kolaborasi POSCO dan Habitat for Humanity Wujudkan Rumah Layak di Cilegon
Perubahan ini bukan hanya soal berdirinya bangunan baru. Dampaknya terasa mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak mereka kini lebih sehat karena tidak lagi terpapar kebocoran, lembab, dan kotoran rayap. Mereka pun tidak perlu lagi bolak-balik ke rumah kakek dan nenek hanya untuk mandi atau sekadar menggunakan toilet. Privasi mereka kini juga lebih terjaga, kebersihan lebih terjamin, dan kesehatan anak-anak pun meningkat.
Dampak besar juga terasa di pendidikan anak Iqballudin. Rumah yang aman dan nyaman membuat anak-anak bisa belajar dengan tenang tanpa harus memikirkan risiko atap bocor. Lingkungan rumah yang lebih sehat memberi mereka kesempatan untuk fokus pada sekolah. Iqballudin percaya bahwa rumah ini akan menjadi pondasi bagi masa depan anak-anaknya. “Setidaknya sekarang anak-anak bisa belajar dengan tenang. Saya ingin mereka sekolah setinggi-tingginya, biar masa depan mereka lebih baik dari saya,” ujarnya penuh harap.
Lebih jauh lagi, rumah baru ini menumbuhkan rasa percaya diri bagi keluarga. Tidak ada lagi rasa malu jika ada tetangga atau kerabat berkunjung. Mereka kini memiliki ruang yang layak untuk menyambut tamu, tempat yang benar-benar bisa disebut rumah.
Dengan penuh rasa syukur, Iqballudin kembali menyampaikan terima kasih. “Saya benar-benar berterima kasih kepada Pak Edwin dan Habitat atas rumah baru ini. Dukungan ini sangat berarti bagi saya dan keluarga. Semoga Allah membalas kebaikan ini dengan berlipat ganda,” ucapnya tulus.
Dari sebuah rumah sederhana yang kini berdiri kokoh, harapan baru tumbuh bagi keluarga kecil ini. Sebuah rumah tidak hanya melindungi dari hujan dan panas, tapi juga menjadi tempat di mana mimpi, kesehatan, dan masa depan anak-anak dapat tumbuh dengan kuat. Dan di balik setiap dinding yang berdiri, tersimpan cerita bahwa perubahan selalu mungkin ketika kepedulian diwujudkan dalam tindakan nyata.
Penulis: Kevin Herbian
(kh/av)