Bogor, 30 September 2025 – Ada kebahagiaan yang tak bisa disembunyikan dari wajah Imas Laelasari (52). Senyum itu lahir dari hadirnya sebuah rumah layak nan sederhana yang membawa rasa aman, ketenangan, sekaligus secercah harapan baru bagi dirinya dan ketiga anaknya. Di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, rumah dengan dinding berkelir merah dan abu itu kini berdiri kokoh, menggantikan bangunan lama yang rapuh dan penuh perasaan resah.
Sejak 2015, Imas menempati rumah yang jauh dari kata layak. Bangunan tanpa struktur kuat itu membuat dinding retak di berbagai sisi. Atap bocor, lantai keramik hancur, dan setiap malam ia harus berdoa agar rumah tidak runtuh menimpa keluarga kecilnya. “Waktu itu malam hari saya sedang menonton TV bersama anak pertama saya, tiba-tiba atap genteng jatuh roboh. Panik sekali saya. Saya khawatir sewaktu-waktu bisa menimpa saya dan anak-anak,” kenang Imas.
Doa agar rumahnya bisa kembali layak selalu ia panjatkan. Ia masih teringat pesan mendiang suaminya sebelum berpulang delapan tahun lalu, “Rumah ini jangan sampai dijual, ya Mah, supaya bisa ditempati anak-anak kita nanti.” Pesan itu tertanam kuat, sehingga meski kondisi rumah memburuk, ia tetap bertahan. Namun, memperbaiki rumah bukan hal mudah. Untuk kebutuhan sehari-hari saja, Imas hanya bisa mengandalkan penghasilan anak-anaknya yang sering kali tidak menentu.
“Kalau rumah ini roboh, saya benar-benar bingung harus tinggal di mana. Makanya saya cuma bisa berdoa semoga ada jalan keluar,” ucap Imas lirih.

Baca juga: Rumah Layak Ubah Masa Depan Keluarga Iqballudin
Jawaban itu akhirnya datang. Habitat for Humanity Indonesia bersama Prudential Indonesia melalui Program Desa Maju Prudential hadir membangun kembali rumah milik Imas. Dindingnya kini berdiri kokoh, atapnya kuat, lantainya rapi, dan ruangan dalamnya jauh lebih nyaman. Toilet yang dulu membuatnya takut karena pernah dimasuki ular, kini sudah bersih dan aman digunakan.
“Alhamdulillah, Ibu senang sekali dan banyak-banyak terima kasih kepada semuanya yang telah membantu keluarga Ibu. Sekarang keadaan jauh lebih berubah. Ibu udah enggak pernah takut atau khawatir lagi rumah bakalan roboh,” tutur Imas dengan lega.
Lebih dari sekadar bangunan rumah, yang hadir bagi Imas adalah rasa aman. Ia tidak lagi cemas dinding retak akan runtuh, tidak lagi khawatir pencuri mudah masuk, dan tidak lagi waswas ketika hujan deras turun.
Rumah ini juga turut memunculkan semangat baru. Tak berselang lama setelah berdiri, Imas mencoba mencari modal untuk berjualan makanan ringan di depan rumah. Ia ingin memanfaatkan ruang baru itu sebagai titik awal usaha kecil, agar bisa sedikit demi sedikit mandiri.
“Rumah itu hartanya Ibu. Andai saja Bapak masih ada, pasti beliau juga senang lihat rumah ini,” ucapnya sambil menahan haru.

Perubahan yang dirasakan Imas sejalan dengan tujuan besar Program Desa Maju Prudential tahap ketiga yang berjalan sejak November 2024. Program ini tidak hanya membangun rumah seperti milik Imas, tetapi juga memberi dampak luas bagi komunitas. Ada 27 unit rumah layak huni baru yang dibangun, 21 unit toilet rumah tangga baru, serta renovasi 4 fasilitas pendidikan dan umum. Selain itu, program ini menyediakan mesin untuk mengubah sampah menjadi biji plastik, mengadakan pelatihan pengolahan sampah bagi 210 peserta, melatih 75 pengurus pengolahan sampah, hingga memberikan edukasi tentang konstruksi dasar rumah sehat, perilaku hidup bersih dan sehat, serta mitigasi bencana bagi masyarakat.
Bagi sebagian orang, rumah mungkin hanya dinilai sebagai tempat berteduh. Namun bagi Imas, rumah baru ini adalah simbol kehidupan baru. Dari rumah ini, ia kembali menemukan semangat, harapan, dan keberanian untuk melangkah maju bersama anak-anaknya.
Penulis: Kevin Herbian
(kh/av)