Oktober 2019, saya memiliki kesempatan bergabung dengan Habitat for Humanity Indonesia dalam acara memperingati Hari Sumpah Pemuda di Mauk, Tangerang. Saya menjadi seorang relawan yang ikut mendukung dan melaksanakan misi Habitat membangun tempat tinggal yang layak bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Sebagai seorang arsitek, kesempatan ini merupakan sebuah pengalaman berharga karena saya dapat mengaplikasikan ilmu dan kemampuan yang saya miliki untuk membantu kehidupan orang lain.
Kegiatan tersebut berlangsung selama 2 hari. Hari pertama, saya bergabung dalam satu tim untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat bagaimana mengecat dinding dengan rapi. Pelatihan ini sangat berkesan karena saya berkesempatan membagi ilmu kepada mereka yang mayoritas bekerja sebagai petani, buruh bangunan, supir, dan ibu-ibu, yang tidak dapat dipungkiri masih dikatakan cukup minim dalam pengetahuan tentang bangunan.
Hari kedua merupakan hari yang paling menyenangkan karena tiba waktunya untuk membantu membangun rumah masyarakat. Sebagai seseroang yang dipercayakan untuk memimpin sebuah tim, saya berkewajiban membagikan hal-hal yang mendasar kepada anggota tim saya bagaimana mengecat dinding dengan rapi dan bagaimana agar kami dapat bekerja lebih mudah. Saya mengatur diskusi dengan teman-teman agar mereka dapat menyampaikan segala hal yang mereka butuhkan dan bagaimana kami bersama-sama mencapai tujuan. Waktu yang kami miliki sangat singkat, tapi saya mendorong anggota tim agar memaksimalkan setiap kemampuan. Senang sekali rasanya ketika pekerjaan kami dapat selesai dengan baik dan hasilnya sesuai dengan harapan. Kami merasa sangat puas bisa memberi yang terbaik dari yang kami miliki bagi orang lain.
Satu hal yang syukuri saat itu adalah, sebelum kegiatan membangun rumah dimulai, saya memiliki kesempatan menyalurkan kegemaran saya mengambil gambar. Saya mengambil gambar seputar kegiatan masyarakat yang tinggal disana. Ada anak-anak yang sedang bermain, Pak Arif yang sedang mempersiapkan peralatannya untuk melakukan aktivitasnya, dan masyarakat yang sedang gotong royong untuk menebang pohon kelapa. Dari semua gambar yang saya ambil, ada satu gambar yang paling saya suka yaitu gambar seorang anak perempuan kecil yang sedang bermain masakan seolah-olah memasak makanan untuk kami.
Sore hari, seusai kegiatan, setiap anggota sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing, saya mengambil waktu sendiri untuk berbincang dengan seorang bapak yang bekerja sebagai seorang nelayan. Saya sangat tertarik dengan ceritanya tentang pencemaran plastik di laut. Apa yang dibagikannya mengingatkan saya agar lebih menghargai sejarah dan peduli terhadap masalah yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat.
Terima kasih Habitat for Humanity Indonesia telah menjadi teman saya, pengalaman yang berkesan, pengetahuan yang baru, dan pilihan yang baik untuk mendukung sekolah saya di Urban Management and Development Studies.
Pikiran anda bersinar terang ketika menyinari orang lain, hati anda ketika mendorong orang lain, jiwa anda ketika mengangkat oranag lain, dan hidup anda ketika memberdayakan orang lain.
Kalimat ini menggambarkan bagaimana yang saya rasakan ketika menjadi seorang relawan di acara 28uild Habitat for Humanity Indonesia.
Ditulis oleh : Morin