Akibat munculnya wabah Covid-19 ini, mengakibatkan adanya perubahan perilaku sosial di tengah masyarakat karena kebijakan dan instruksi pemerintah untuk memutus rantai penyebaran wabah virus ini. Pemerintah mewajibkan masyarakat untuk membatasi kegiatannya yang berkaitan dengan berkumpul dan suasana keramaian, istilah ini dikenal dengan physical distancing. Pemerintah juga menghimbau pihak perusahaan agar memperkerjakan karyawannya dari rumah, dikenal dengan istilah work from home. Di bidang pendidikan pun, Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengimbau pihak sekolah-sekolah untuk menerapkan belajar mengajar dari rumah. Cara ini ditempuh demi mengurangi angka pasien terjangkitnya virus Covid-19 yang semakin hari meningkat jumlahnya.
Kebijakan pemerintah dengan menerapkan work from home memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mungkin bagi sebagian profesi ada yang terbiasa dengan metode kerja seperti ini, tetapi bagi sebagian profesi lagi, bekerja dari rumah merupakan hal yang sulit diterapkan karena belum tentu memiliki fasilitas yang memadai. Seperti suasana sekitar rumah yang mungkin bising, ruang kerja yang harus berbagi dengan kegiatan belajar anak, pencahayaan rumah yang kurang dan fasilitas internet sebagai pendukung komunikasi bekerja tidak dimiliki setiap karyawan. Hal seperti ini dialami juga oleh beberapa karyawan Habitat for Humanity Indonesia yang juga menerapkan work from home.
Tetapi diluar semua kelebihan dan kekurangan itu, sisi positif yang bisa kita syukuri adalah waktu bersama keluarga menjadi lebih banyak dan kecilnya resiko tertular dari virus Covid-19. Rumah yang layak huni dan bisa mengisolasi secara efektif sudah cukup menjadi harta yang sangat berharga di masa pandemi seperti ini.
Tapi lain sisi, ada sebagian masyarakat yang belum memiliki rumah yang layak tetapi mengharuskan mereka tetap tinggal dan beraktivitas dari rumah. Habitat for Humanity Indonesia pada 1 Mei 2020 lalu berusia 23 tahun, masih gigih memperjuangkan hal ini walau di masa pandemi seperti sekarang ini, yang berbeda hanya sasarannya saja, disesuaikan dengan situasi saat ini. Sasaran kali ini yaitu petugas medis yang menjadi garda terdepan melawan wabah Covid-19 ini. Banyak petugas medis yang tidak mendapat tempat istirahat, mereka juga mengalami kesulitan untuk pulang ke rumah dan bertemu sanak keluarganya karena takut membawa virus Covid-19 dan tertular. Warga sekitar lingkungan tempat tinggal mereka pun melarang mereka pulang karena takut tertular, padahal belum tentu para petugas medis ini terjangkit Covid19.
Melihat situasi seperti ini, Habitat for Humanity Indonesia membuat gerakan donasi Tempat Singgah Pejuang Medis yang fokus menyediakan tempat istirahat yang layak agar kondisi fisik para petugas medis tetap bugar. Habitat for Humanity Indonesia juga berkolaborasi dengan publik figur dari beragam profesi dan bidang, menyuarakan gerakan donasi ini lewat media sosial, berharap agar semua lapisan masyarakat ikut serta terlibat
Donasi untuk Tempat Singgah Pejuang Medis masih dibuka dan dapat diakses di media sosial dan website Habitat for Humanity Indonesia sampai pulihnya semua pasien yang terjangkit Covid-19, karena kenyataannya masih banyak petugas medis yang belum mendapat tempat istirahat yang layak. Mari saling peduli dan dukung Habitat for Humanity Indonesia dengan berdonasi memberikan “Tempat Singgah Pejuang Medis”. Setiap tindakan kecil memberi semangat bagi para petugas medis dan telah membantu Indonesia Melawan Corona.