BELEM, Brasil (11 November 2025) — Habitat for Humanity International merilis laporan terbaru yang mengungkap bahwa negara-negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim justru belum menjadi prioritas dalam kebijakan iklim nasional maupun pendanaan pembangunan terkait iklim.
Dalam laporan berjudul Climate Action through Housing and Informal Settlements, Habitat menelaah Nationally Determined Contribution (NDC) dari 188 negara, dokumen resmi yang berisi komitmen publik suatu negara untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim sesuai dengan tujuan Paris Agreement.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar NDC belum memasukkan aspek perumahan secara memadai, padahal sektor bangunan merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar. Selain itu, hanya 11 negara yang menyinggung isu permukiman informal atau kawasan kumuh dalam NDC mereka, meski lebih dari 1 miliar orang di dunia tinggal di wilayah tersebut.
Laporan ini juga menemukan ketidaksesuaian antara komitmen dan pendanaan yakni, beberapa negara dengan komitmen tinggi terhadap perumahan, seperti Bahama dan Benin, justru menerima dukungan finansial yang sangat minim dari pendanaan pembangunan terkait iklim. Sebaliknya, sejumlah penerima dana iklim terbesar memiliki komitmen perumahan yang lemah. Costa Rica menjadi pengecualian yang menonjol karena berhasil menyelaraskan antara komitmen tinggi dan penerimaan dana iklim yang signifikan.
Secara keseluruhan, hanya sekitar 7% dari total pembiayaan pembangunan terkait iklim yang diarahkan untuk peningkatan perumahan secara bertahap di kawasan permukiman informal. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim masih belum menjadi prioritas dalam kebijakan maupun pendanaan global.
“Temuan dalam laporan ini sangat mengkhawatirkan, meskipun sayangnya tidak mengejutkan,” ujar Patrick Canagasingham, Chief Operating Officer Habitat for Humanity International. “Berkali-kali kami melihat bahwa masyarakat yang tinggal di permukiman informal, yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, justru menjadi kelompok yang paling sedikit menerima dukungan dalam hal kebijakan maupun pendanaan. Kami mendesak pemerintah untuk mengintegrasikan aspek perumahan ke dalam NDC mereka demi memastikan ketahanan dan keamanan iklim bagi komunitas rentan di seluruh dunia.”
Rekomendasi Utama bagi Pembuat Kebijakan
Untuk memperkuat ketahanan iklim dan mengurangi emisi melalui sektor perumahan, Habitat for Humanity menyerukan agar negara-negara mengambil langkah nyata dalam pembaruan NDC berikutnya. Beberapa rekomendasi utama antara lain:
- Pemerintah perlu mengintegrasikan transformasi perumahan dan permukiman informal ke dalam NDC, rencana adaptasi, serta kerangka kerja pengurangan risiko bencana, dengan target terukur dan intervensi berbasis komunitas.
- Donor dan lembaga multilateral perlu menjadikan perumahan sebagai investasi strategis berdampak tinggi untuk mencapai ketahanan iklim, dengan memperluas pendekatan yang telah terbukti, meningkatkan transparansi pendanaan, dan menyelaraskan dukungan dengan ambisi iklim nasional.
- Organisasi masyarakat sipil diharapkan berperan aktif dalam memantau komitmen, mengadvokasi solusi perumahan yang inklusif dan tangguh, serta memperkuat inisiatif berbasis komunitas yang berfokus pada peningkatan hunian, penghidupan, dan ketahanan iklim.
Laporan ini juga menunjukkan perkembangan positif yaitu, dari 20 negara yang memperbarui NDC mereka hingga pertengahan 2025, sebanyak 16 negara meningkatkan komitmen terkait perumahan, termasuk menambahkan fokus baru pada permukiman informal dan perumahan sosial.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai laporan Climate Action through Housing and Informal Settlements atau partisipasi Habitat dalam COP 30, silahkan kunjungi habitat.org/Habitat-COP30
Tentang Habitat for Humanity
Habitat for Humanity merupakan gerakan global yang mengajak masyarakat di berbagai negara untuk bersama-sama membangun komunitas yang lebih sejahtera dan berdaya dengan memastikan setiap orang memiliki tempat tinggal yang layak, aman, dan terjangkau.
Sejak berdiri pada tahun 1976, Habitat telah membantu lebih dari 62 juta orang di seluruh dunia membangun masa depan yang lebih baik melalui akses terhadap perumahan yang layak. Habitat mewujudkan hal ini dengan bekerja bersama masyarakat dalam membangun, memperbaiki, dan membiayai rumah, mengembangkan inovasi di bidang konstruksi dan pembiayaan, serta mendorong kebijakan publik yang mendukung kemudahan akses terhadap perumahan.
Bersama, kita membangun rumah, komunitas, dan harapan.
(av/kh)




