Pagi itu, Aradia menyambut hari dengan semangat yang berbeda dari biasanya. Ia bersama teman-teman sebangku sekolahnya meninggalkan kenyamanan ruang belajar mereka, menggantinya dengan ruang terbuka penuh debu dan peralatan konstruksi. Rupanya mereka sengaja bangun tidur lebih awal untuk mengikuti kegiatan volunteering pembangunan rumah layak huni di Kampung Cinamprak, Desa Mauk Barat, Tangerang (29/10).
Sambil mengangkat cangkul, Aradia tampak sedikit ragu dengan gerakannya. Melihat hal itu, Risman, Construction Supervisor Habitat for Humanity Indonesia, segera mendekat dan memberikan bimbingan. “Pegang cangkulnya begini, supaya lebih kuat,” ujarnya sambil menunjukkan cara menggali yang benar. Aradia pun mengangguk, mencoba mengikuti arahan Risman dengan penuh antusias.
Bersama teman sekelompoknya, Aradia menggali lubang pondasi hingga kedalaman 60 sentimeter, sementara kelompok lainnya sibuk mengikat rangka besi sloof yang akan menjadi dasar struktur bangunan.
Meskipun rasa lelah terasa, semangat para relawan tak padam. “Ini pengalaman pertama saya, melelahkan memang, tapi kami tahu bahwa apa yang kami lakukan akan membawa dampak besar bagi keluarga yang akan menempati rumah ini,” kata Aradia, yang tengah beristirahat di sela kegiatan volunteering.
Hari itu juga menandai perayaan ulang tahun ke-17 Sinarmas World Academy (SWA). Habitat for Humanity Indonesia sengaja mengajak para murid, wali murid, dan guru di sekolah tersebut untuk berbagi kebahagiaan dengan cara yang istimewa.
Dalam aksi bertajuk “Build a Brighter Tomorrow”, sebanyak 38 relawan SWA terlibat langsung membangun tiga rumah layak huni untuk keluarga-keluarga di Kampung Cinamprak. Aksi ini merupakan awal dari target pembangunan 10 unit rumah layak huni yang rencananya akan rampung hingga akhir tahun.
Bagi keluarga-keluarga di sana, memiliki rumah yang layak bukanlah hal yang mudah. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai buruh tani serabutan dan nelayan, dengan penghasilan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rumah impian mereka sering kali hanya sebatas angan-angan yang sulit terwujud. Namun, hari itu, mimpi mereka berubah menjadi kenyataan.
Evelyn Indriani Kristiali, Head of Marketing and Operations SWA, menyatakan, “Kami sangat bangga bisa berkolaborasi dengan Habitat pada hari ulang tahun kami. Melalui pengalaman ini, kami berharap seluruh murid SWA tumbuh dengan empati yang lebih besar dan bersemangat membawa perubahan positif bagi masyarakat sekitar mereka,” ujarnya.
Tak hanya para siswa dan guru, dukungan juga datang dari Kepala Desa Mauk Barat, Samudi, yang mengapresiasi upaya ini. “Atas nama warga, saya mengucapkan terima kasih kepada SWA dan Habitat atas bantuan di desa kami. Ini adalah pembangunan rumah layak huni pertama di Mauk Barat. Semoga inisiatif ini dapat menginspirasi pihak lain untuk turut berkontribusi dalam upaya yang sama,” ungkapnya.
Sepanjang hari itu, canda dan tawa para relawan SWA dan warga Kampung Cinamprak mewarnai setiap langkah pembangunan. Para siswa yang terbiasa dengan aktivitas belajar di kelas kini menikmati suasana baru bekerja bersama masyarakat sekitar. Sambil bekerja, mereka saling bertukar cerita, memahami lebih dalam kehidupan sehari-hari keluarga di sana. Kegiatan ini tak hanya menguatkan rasa kebersamaan, tetapi juga memberikan pengalaman berharga tentang semangat gotong-royong di tengah lingkungan yang sederhana.
Habitat for Humanity Indonesia mengajak seluruh komunitas muda, sekolah, dan instansi pendidikan untuk terus mengupayakan masa depan yang lebih cerah melalui program rumah layak huni. Momen kecil yang dikerjakan bersama ini menciptakan perubahan besar, mewujudkan harapan, dan membuka jalan menuju kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat di Indonesia.
(kh/av)