Tag: WASH

ID-EN Blog

Tidak Ada Kata untuk Menyerah

“Bersyukur kali lah bu, ibaratnya kayak ketiban rezeki nomplok dari langit”, ungkap Rika dengan penuh haru saat ditanya bagaimana perasaannya setelah menerima bantuan akses air bersih dari Habitat Indonesia.

Rika Susanti merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Sagulung Jaya, Batam. Kondisi keluarga Rika yang serba sulit membuatnya dan suami harus ikhlas meski hanya tinggal di sebuah rumah yang ukurannya hanya sepetak kecil. Rumah mereka tidak memiliki toilet, air bersih, dan bahkan tempat untuk memasak. Beruntungnya, rumah petak kecil tersebut berada di sebelah rumah mertua Rika sehingga ia dan suami memutuskan untuk menumpang ke rumah mertua saja untuk memperoleh air bersih, menggunakan toilet, maupun memasak. “Kendalanya ekonomi bu”, kata Rika.

Namun yang namanya hidup menumpang, kisah Rita tidak selalu mulus, suka dan duka harus dia tanggung demi bertahan hidup. “Iya biasalah bu ibarat kita numpang di rumah mertua, keluh kesah pasti ada, kekuarangan kelebihan pasti ada”, ungkap perempuan yang berusia 41 tahun tersebut. Masalah terbesar yang Rika dan mertuanya hadapai ialah saat saluran air mereka bocor. Hal itu menyebabkan pembengkakan biaya air per bulan. “Kami ada pembengkakan air, ATB nya bocor. Pembayarannya jadi terlalu mahal dan ada denda yang harus dibayar”, jelas Rika. Rika dan keluarga harus mengeluarkan Rp 200.000,- per bulan selama 6 bulan untuk menyicil denda ditambah lagi biaya airnya kepada mertua Rp 50.000,- per bulan sehingga  ia harus mengeluarkan Rp 250.000,- per bulan untuk kebutuhan air.

Hidup bersama suami yang bekerja sebagai buruh harian lepas membuat Rika terkadang tidak memiliki penghasilan yang stabil dan sampai di titik tidak sanggup membayar biaya air. “Mertua saya tidak kerja, suami kadang kerja kadang tidak. Kalo lagi musim hujan ga kerja, ga dapat duit”, ungkap Rika. Mau tidak mau, Rika dan suami harus mencari pekerjaan tambahan agar memperoleh uang. “Yang diandalkan saya sebagai istri, saya bantu dia sehari-hari bekerja mencabut bulu burung walet”, tambah Rika.

 “Namanya kita hidup harus kita jalani, salah satunya kita harus berusaha agar kehidupan kita bisa lebih baik lagi dari yang dulu dengan yang sekarang”, harapan yang selalu Rita pegang. Tidak pernah terbayangkan oleh Rika jika kesabarannya selama ini akhirnya berbuah manis. Habitat dan Caterpillar hadir untuk memberikan bantuan rumah, toilet, serta akses air bersih baginya dan keluarga. “Bersyukur kali lah bu, ibaratnya kayak ketiban rezeki nomplok dari langit”, ungkapnya dengan sangat gembira.Sejak memiliki meteran air sendiri, Rika dapat mengembangkan usahanya, “Usaha kami menjadi tambah berkah tambah lancar. Meteran airnya mempermudah kami berusaha untuk mengolah makanan yang akan dijual. Airnya higinis”, cerita Rika yang suaminya akhirnya bekerja sebagai penjual cilor keliling. Rita merasa leluasa untuk mandi dan buang air besar di rumah sendiri, “Ibaratnya kita nyaman, enak rasanya udah”, tambahnya.

Meteran air yang sudah dimiliki oleh Rita membuatnya tidak harus mengeluarkan biaya besar tiap bulan untuk membayar air. Akhirnya ia bisa menyisihkan penghasilannya per bulan untuk ia tabung. “Semenjak dibantu ni selagi masih berusaha kayak jualan pedagang kecil-kecilan, bisa ngumpul dikit-dikit. Setelah ada air bersih, pekerjaan saat ini sebagai IRT yang bantu suami bekerja penjual cilor keliling. Kepada Habitat dan Caterpillar, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Tanpa Habitat kami ga bisa apa-apa. Harapan saya ke depan mudah-mudahan usaha kami sama suami ini bisa berjalan dengan lancar dan bisa kalau ada rezeki bisa menambah rumah dan menjaga saluran air yang sudah diberikan Habitat”, tutupnya.