Membangun rumah membangun kehidupan
Rumah bukan hanya sekedar bangunan fisik yang dapat melindungi keluarga dari terik matahari, hujan atau terpaan alam dan tempat berlindung, tetapi juga melingkupi suasana kehidupan berinteraksi di dalam rumah itu sendiri yaitu “keluarga” baik dari aspek social, budaya, ekonomi dan kultural. Sehingga rumah menjadi tempat tinggal bersama keluarga; sebuah lingkungan yang menawarkan keamanan, kenyamanan dan kebahagiaan.
Rumah adalah pondasi keluarga dimana, suatu kehidupan berlangsung dalam sebuah bangunan yang memberikan kebahagiaan dan kedamaian kepada orang-orang di dalamnya, tempat yang memberikan keamanan dan kenyamanan secara jasmani dan rohani, tempat bermain dan belajar anak sejak usia dini untuk menggapai prestasi dan masa depan cemerlang, serta meningkatkan taraf hidup keluarga menjadi lebih baik.
Rumah sebagai core pelayanan Habitat for Humanity pada akhirnya memberikan dampak yang luas yaitu:
- Nilai Sosial: selain adanya peningkatan pada nilai bangunan, melalui pembangungan rumah layak huni menaikan martabat keluarga dalam komunitas.
- Kesehatan: melalui rumah layak huni memberikan pemahaman kepada keluarga arti hidup sehat, sehingga rumah serta lingkungan bersih mengurangi kerentanan terhadap penyakit yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
- Aset Bernilai: rumah menjadi harta milik pribadi yang bernilai tinggi.
- Komunitas Sejahtera: dengan adanya rumah layak huni terjadi perubahan gaya hidup, sehingga memberikan dampak kepada lingkungannya yang lebih sehat, bersih dan nyaman.
- Pendidikan: melalui rumah layak huni anak-anak mempunyai tempat yang lebih aman dan nyaman untuk belajar “rumahku tempat belajarku”.
- Keamanan: melalui rumah yang layak memberikan privasi dan keamanan bagi keluarga yang lebih terjamin dibandingkan rumah sebelumnya.
Cerita Ibu Suhaeni
Salah satu dari keluarga yang dibantu oleh Habitat Indonesia adalah rumah Ibu Suhaeni. Wanita berusia 52 tahun ini tinggal di Kedung Dalem – Mauk, Tangerang. Faktor ekonomi yang di hadapi Ibu Suhaeni, menjadi kendala untuk dia mewujudkan impiannya memiliki rumah layak.
Keadaan ekonomi tidak membuat Ibu Suhaeni menyerah dengan keadaan. Ibu Suhaeni sempat bekerja sebagai buruh gabah di sawah milik tetangga dan berdagang sayur keliling hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun kini Ibu Suhaeni hanya mengandalkan dari anaknya karna fisiknya sudah tidak kuat untuk kembali bekerja. beliau bercerita sebelum rumahnya di bangun, rumahnya berdinding bilik beratapkan bambu yang sangat tidak aman untuk ditinggali. Rumahnya bocor dikala hujan, bahkan banjir masuk kedalam rumahnya bukan hanya itu kerapkali ular masuk kedalam kamarnya ketika sedang tidur pulas karena lokasi rumahnya yang tak jauh dari sawah.
Habitat Indonesia telah berhasil mewujudkan impian Ibu Suhaeni untuk memiliki rumah layak. Kini Ibu dapat menikmati masa tuanya di rumahnya yang layak. Beliau tinggal seorang diri semenjak suaminya meninggal dunia beberapa tahun lalu, anaknya telah berkeluarga dan tinggal tidak jauh dari rumahnya. Tak hentinya juga Ibu Suhaeni mengucap syukur, wanita berumur 52 tahun bisa tersenyum lepas impian memiliki hunian layak yang aman dan nyaman dapat terwujud.
Habitat Indonesia berharap untuk dapat terus melakukan misi kemanusiaan untuk mewujudkan impian keluarga-keluarga yang berpenghasilan rendah, dan Habitat percaya dengan membangun rumah, kita membangun kehidupan dan harapan.
Bersama Habitat, #BersamaMembangunIndonesia