Tangerang, 9 Oktober 2025 – Program Revitalisasi Kampung Tanjung Kait kini telah memasuki fase akhir. Sebanyak 110 rumah layak huni baru yang dibangun untuk warga saat ini tengah melalui proses pengecatan dan perapihan sebagai bagian dari tahap penyelesaian akhir (finishing). Selain itu, pembangunan infrastruktur penunjang seperti posyandu, balai warga, tempat pengepul ikan, jaringan listrik, drainase, serta sarana air bersih juga tengah berjalan secara paralel.
Sebagai bagian dari upaya memastikan keberlanjutan program, Habitat for Humanity Indonesia memfasilitasi kegiatan sosialisasi dan penguatan kapasitas warga yang berlangsung sejak 22 September 2025 dan diselenggarakan selama empat pekan di Kelenteng Co Su Kong, Tanjung Kait, Kabupaten Tangerang.
Kegiatan ini dibentuk sebagai langkah pengelolaan berbasis komunitas (community-managed system) untuk memastikan pemeliharaan hasil pembangunan dapat berjalan berkelanjutan, inklusif, transparan, serta mendorong kemandirian warga. Melalui forum ini, lebih dari 30 warga yang mewakili komunitas Tanjung Kait berdiskusi mengenai berbagai persoalan lingkungan, seperti manajemen sampah rumah tangga, pengelolaan sistem drainase, hingga pemanfaatan fasilitas umum.



Baca juga: Rumah Layak Jadi Tumpuan Hidup Keluarga Ibu Imas
“Revitalisasi kampung tidak berhenti pada pembangunan rumah dan fasilitas, tapi juga membangun kesadaran serta kemandirian masyarakat. Dengan begitu, keberlangsungan kampung akan terjaga,” jelas Wijang Wijanarko, fasilitator sekaligus konsultan perumahan dan permukiman, dalam sesi diskusi.
Tujuan kegiatan ini antara lain menetapkan kerangka kerja, peran, dan mekanisme koordinasi warga dalam mengelola kampung, memastikan partisipasi aktif masyarakat dalam pemeliharaan infrastruktur, serta membentuk kelembagaan pengelola berbasis komunitas yaitu Komite Pengelola Komunitas.
Agenda kegiatan berlangsung secara bertahap. Pada minggu pertama, warga bersama tokoh masyarakat dan perangkat desa melakukan sosialisasi program sekaligus membentuk Tim Pengelola Lingkungan. Minggu berikutnya, warga mengikuti pelatihan singkat mengenai pengelolaan lingkungan dan administrasi kelembagaan serta menyusun aturan bersama. Tahap selanjutnya difokuskan pada penyusunan rencana kerja lanjutan mencakup pemeliharaan infrastruktur, pengelolaan fasilitas umum, hingga perumusan mekanisme keuangan komunitas. Seluruh rangkaian akan ditutup dengan rapat pleno dan serah terima simbolis hasil program pada pertengahan Oktober mendatang.
Melalui pendekatan ini, warga tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga penggerak utama dalam menjaga dan mengembangkan kampungnya. Dengan selesainya tahap akhir revitalisasi dan penguatan kapasitas masyarakat, Kampung Tanjung Kait diharapkan dapat menjadi contoh praktik baik transformasi kawasan pesisir menuju lingkungan yang lebih layak, sehat, dan berdaya.
Foto: HFHI/Kevin Herbian
Penulis: Kevin Herbian
(kh/av)