Pagi itu, semangat terlihat jelas di wajah para siswa SMP Pancar Bakti, Bogor. Satu per satu mereka memasuki ruang kelas dengan langkah percaya diri dan senyum yang lebar. Sebanyak 24 siswa kelas satu menyambut hari belajar mereka dengan antusias yang berbeda dari biasanya. Sebab untuk pertama kalinya, mereka bisa belajar di ruang kelas baru yang kokoh, aman, dan nyaman, sesuatu yang sebelumnya hanya ada dalam mimpi mereka.
Sebelumnya, ruang kelas itu nyaris tak layak pakai. Dinding yang retak cukup besar hingga berlubang, lantai yang miring karena struktur yang melemah, dan atap yang nyaris runtuh membuat ruang belajar menjadi tempat yang penuh kecemasan. Setiap hari, para siswa belajar dalam bayang-bayang rasa takut akan bahaya yang bisa datang sewaktu-waktu.
Mahra*, salah satu siswi, masih mengingat betapa khawatirnya ia setiap kali duduk di dalam kelas. “Ruang kelas yang dulu buat aku ketakutan terus, Kak. Aku enggak mau duduk di bangku paling belakang, takut roboh. Jadi enggak bisa fokus belajar, karena pikiranku ke mana-mana,” ujarnya.
Kekhawatiran itu juga dirasakan sejumlah guru. Munawaroh, salah satu pengajar di sekolah tersebut, mengaku sering kehabisan solusi. Jumlah ruang kelas yang terbatas membuat mereka terpaksa menggunakan kelas itu meskipun kondisinya membahayakan.
“Saya bingung harus bagaimana. Kalau hujan deras atau angin kencang, kami terpaksa memulangkan siswa lebih awal karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
Kondisi ruang kelas yang seharusnya menjadi tempat aman untuk menimba ilmu justru menjadi beban mental bagi siswa dan guru. Jika terus dibiarkan, situasi ini bisa menghambat tumbuh kembang dan masa depan siswa-siswi sekolah.

Baca juga: Suparlik dan Harapan yang Kembali Menyala dari Sebuah Dapur
Membangun Ruang Aman untuk Masa Depan
Harapan mulai tumbuh ketika proses renovasi ruang kelas dimulai pada Februari 2025. Habitat for Humanity Indonesia, didukung para dermawan dan sukarelawan, memulai pembangunan dengan fokus pada keamanan dan kenyamanan siswa. Proyek ini mencakup penguatan struktur bangunan, penggantian atap dan plafon, pemasangan lantai keramik baru, perbaikan kusen pintu dan jendela, hingga pengecatan ulang ruang kelas agar lebih nyaman dan menyenangkan.
Perubahan pun terasa nyata. Para guru kini dapat mengajar tanpa rasa khawatir, dan para siswa kembali belajar dengan hati yang tenang. “Sekarang saya lebih percaya diri masuk kelas. Enggak ada lagi rasa takut seperti dulu. Anak-anak pun semangatnya luar biasa,” ujar Bu Munawaroh.
Begitu juga dengan Mahra, yang kini tak lagi takut duduk di bangku paling belakang. “Sekarang aku semangat berangkat ke sekolah. Cat dindingnya juga bagus banget, aku suka. Kelasnya sekarang terasa nyaman dan aman.”
Ruang Belajar Sebagai Pondasi Generasi Emas
Lebih dari sekadar renovasi bangunan fisik, pembangunan ruang kelas ini adalah bagian dari upaya menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia. Ketika mereka memiliki ruang belajar yang layak, mereka memiliki lebih banyak peluang untuk tumbuh, belajar, dan bermimpi lebih tinggi.
Akses terhadap pendidikan yang aman, inklusif, dan berkualitas merupakan hak setiap anak, dan hal ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) Tujuan Nomor 4 yaitu, “Menjamin pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua.” Karena itu, investasi dalam fasilitas pendidikan bukan hanya soal hari ini, tetapi tentang membangun pondasi bagi generasi emas Indonesia di masa depan.
Habitat for Humanity Indonesia percaya bahwa pendidikan adalah kunci perubahan, dan ruang kelas yang aman adalah langkah awal menuju perubahan itu. Mari ambil bagian dalam perjalanan ini. Dukung program pendidikan Habitat Indonesia untuk menciptakan lebih banyak ruang belajar yang layak bagi anak-anak di seluruh Indonesia. Kunjungi www.habitatindonesia.org/education-health dan ulurkan tanganmu hari ini.
(kh/av)