Memiliki hunian layak adalah impian setiap keluarga, idealnya rumah layak huni bagi sebuah keluarga harus dapat memenuhi beberapa syarat. Rumah yang dapat dikatakan layak huni adalah rumah yang memiliki luas yang cukup serta memenuhi standar kesehatan antara lain: 

• Ventilasi yang baik 
• Toilet dan kamar mandi bersih 
• Kamar yang cukup untuk anggota keluarga dan memudahkan ruang gerak penghuni terutama bila ada yang memiliki disabilitas. 

Apabila ada keluarga yang memiliki anak usia balita atau sekolah, maka idealnya rumah dapat memiliki halaman atau berlokasi dekat dengan ruang terbuka seperti taman bermain atau lapangan dan yang terpenting memiliki jarak yang cukup aman dari jalan raya. Syarat lain yang perlu diperhatikan sebagai hunian layak adalah pemisahan kamar orang tua dengan anaknya dan antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Pemisahan kamar ini sebagai salah satu cara meningkatkan kemandirian anak. Sementara pemisahan kamar anak laki-laki dengan anak perempuan dapat dilakukan jika anak mulai memasuki usia remaja karena keduanya memiliki kebutuhan yang berbeda.  

 Survey Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas (Kegiatan survey oleh BPJS) menujukkan masih ada 14 juta keluarga yang tidak memiliki rumah layak huni. Untuk membantu keluarga mempunyai rumah layak huni khususnya keluarga berpenghasilan rendah, Habitat for Humanity Indonesia telah melakukan berbagai upaya diantaranya dengan memberikan bantuan pembangunan, rehabilitasi dan perbaikan rumah yang pendanaannya bekerja sama dengan donor perusahaan (CSR) dan perorangan.  

Melalui program bantuan rumah layak huni dapat menjadi tempat tinggal yang sehat dan keluarga menjadi lebih produktif. Apalagi di masa pandemi COVID-19 sekarang ini rumah menjadi kebutuhan utama karena setiap anggota keluarga harus beraktivitas atau berkegiatan dari rumah. Orang harus bekerja dari rumah, bermain di rumah, belajar di rumah, sehingga perlu sekali rumah yang layak dan sehat. 

Mari berkolaborasi bersama Habitat Indonesia untuk mewujudkan rumah layak huni bagi keluarga berpenghasilan rendah