Kategori: ID-EN Blog

Cover 01-03
ID-EN Blog

Habitat for Humanity Indonesia dan Bupati Kabupaten Tangerang Meletakkan Batu Pertama Revitalisasi Kampung Tanjung Kait

Babak baru warga Tanjung Kait berdaya, Habitat for Humanity Indonesia bersama berbagai pihak mendorong kepemilikan tanah dan rumah aman untuk 110 keluarga.

Bupati Tangerang, Moch Maesyal Rasyid, meletakkan batu pertama program Revitalisasi Kampung Tanjung Kait di Desa Tanjung Anom – Tangerang (5/3). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Tanjung Anom, Kabupaten Tangerang (5/3)– Babak baru harapan dan transformasi dimulai hari ini di Kampung Tanjung Kait, sebuah wilayah pesisir di Desa Tanjung Anom, saat Habitat for Humanity Indonesia, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang, mengadakan seremoni peletakan batu pertama untuk revitalisasi kampung tersebut. Acara yang dihadiri oleh Bupati Tangerang ini menandai tonggak penting dalam upaya meningkatkan kondisi kehidupan 110 keluarga nelayan berpenghasilan rendah.

Kampung Tanjung Kait, yang terletak di sepanjang garis pantai yang indah, telah lama menjadi rumah bagi beberapa generasi nelayan dan keluarga mereka. Namun, masyarakat Kampung Tanjung Kait menghadapi berbagai tantangan, termasuk rumah tidak layak huni, sanitasi buruk, akses terhadap air bersih, ketidaksetaraan sosial ekonomi, dan ancaman bencana alam yang terus-menerus. Mayoritas penduduk, yang bergantung pada perikanan dan pekerjaan sektor informal, berjuang dengan keterbatasan keuangan dan ketidakpastian kepemilikan tanah.

Menyadari kebutuhan mendesak untuk intervensi, Habitat for Humanity Indonesia memulai diskusi PASSA (Pendekatan Partisipatif untuk Kesadaran Tempat Tinggal Aman) sejak Agustus 2023. Proses kolaboratif ini, yang melibatkan masyarakat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya, berfokus pada penguatan kapasitas, mempromosikan kemandirian, meningkatkan perlindungan, dan menangani permasalahan sosial ekonomi di masyarakat. Setelah melalui proses panjang, Habitat for Humanity Indoensia menghasilkan rencana yang nyata, meliputi: 

  • Pembuatan Rencana Tapak Partisipatif: Upaya kolaboratif yang melibatkan semua pemangku kepentingan untuk mendukung pengembangan kawasan pesisir dan program pariwisata lokal. 
  • Akses Kepemilikan Tanah: Memfasilitasi skema keuangan yang lebih mudah bagi keluarga nelayan berpenghasilan rendah untuk mengamankan kepemilikan tanah, bekerja sama dengan Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA), yang menyediakan akses pinjaman kepada 110 keluarga pada Agustus 2024. Upacara Serah Terima Akta Jual Beli dilaksanakan pada Desember 2024. 
  • Pembangunan 110 Unit Perumahan Layak Huni: Merancang dan membangun rumah yang sehat dan tahan bencana untuk menyediakan ruang hidup yang aman dan terjamin. 
Seorang warga melintasi deretan rumah yang telah dirobohkan untuk penataan kawasan dalam program Revitalisasi Kampung Tanjung Kait di Desa Tanjung Anom, Kabupaten Tangerang (5/3). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Baca juga: Sejarah Baru Dimulai: Revitalisasi Kampung Tanjung Kait Demi 110 Keluarga Dapatkan Kepemilikan Tanah dan Rumah Layak Huni

“Kegiatan hari ini menandakan lebih dari sekadar peletakan batu; ini mewakili fondasi untuk masa depan yang lebih cerah bagi warga Kampung Tanjung Kait,” kata Arwin Soelaksono, Program Director Habitat for Humanity Indonesia. “Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan berdampak.” 

Untuk memastikan transparansi dan partisipasi aktif, Habitat for Humanity Indonesia memfasilitasi diskusi ekstensif dengan warga mengenai proyek revitalisasi, yang mencakup prosedur pembongkaran, tahap konstruksi, dan alokasi rumah. Pendekatan kolaboratif ini memastikan bahwa setiap warga memiliki pemahaman yang jelas tentang proses dan rasa kepemilikan di komunitas baru mereka. 

“Revitalisasi Kampung Tanjung Kait adalah bukti komitmen kami untuk meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh warga Kabupaten Tangerang,” kata Bupati Tangerang, Moch Maesyal Rasyid. “Kami berterima kasih atas kemitraan dengan Habitat for Humanity Indonesia dan menantikan dampak positif yang akan diberikan proyek ini kepada masyarakat.” 

Tahun 2025 menandai awal yang baru penuh harapan bagi ratusan keluarga di Tanjung Kait. Lebih dari sekadar rumah, mereka kini memiliki tempat yang layak dan aman untuk disebut rumah—tempat yang menawarkan kehangatan, keamanan, dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka. Ini bukan hanya tentang struktur fisik; ini tentang memulihkan martabat, menghidupkan kembali impian, dan mewujudkan harapan. 

(av/kh)

Cover 04-02
ID-EN Blog

Sejarah Baru Dimulai: Revitalisasi Kampung Tanjung Kait Demi 110 Keluarga Dapatkan Kepemilikan Tanah dan Rumah Layak Huni

Sejumlah warga terlibat dalam kegiatan gotong-royong meratakan hunian mereka untuk dibangun rumah layak huni baru dalam program Revitalisasi Kampung Tanjung Kait di Mauk, Kabupaten Tangerang (27/2). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Kamis, 27 Februari 2025, mentari pagi menyapa Kampung Tanjung Kait dengan sinar yang berbeda. Hari itu, suasana di Desa Tanjung Anom, Mauk, Kabupaten Tangerang, terasa lebih hidup. Bukan karena hiruk-pikuk tempat pelelangan ikan atau suara kapal nelayan yang biasa terdengar, melainkan karena ada semangat baru yang mengalir di setiap sudut kampung.

Sejak pagi, puluhan warga berkumpul, bukan untuk sekadar berbincang atau menjalani rutinitas biasa, tetapi untuk bergotong-royong. Mereka menurunkan genteng, merobohkan dinding, dan merapikan puing-puing rumah yang telah bertahun-tahun mereka huni. Tak ada wajah muram atau kesedihan di sana, hanya ada antusiasme dan kebersamaan. Rumah-rumah lama itu memang akan dirobohkan, tapi di tempat yang sama akan berdiri hunian baru—lebih layak, lebih nyaman, dan lebih bermartabat. 

“Ya, Ibu mah engga ada perasaan sedih sama sekali, Pak. Ibu malah seneng banget bisa terlibat dalam kegiatan gotong-royong ini. Ibu enggak sabar nanti rumah barunya bisa cepet jadi, Ibu kepengen punya kehidupan yang lebih layak,” ujar Komariyah sambil sibuk menyiapkan gorengan untuk para warga yang bekerja. 

“Rasanya seperti mimpi, Pak! Tapi ternyata ini benar-benar terjadi—Habitat membangun rumah yang layak untuk kami,” ujar Amah dengan wajah penuh syukur sambil sibuk memindahkan perabotan. “Akhirnya, Ibu punya tempat tinggal yang nyaman dan aman untuk anak-anak tumbuh besar nanti.” tambahnya. 

Selama puluhan tahun lamanya, lebih dari seratus warga Kampung Tanjung Kait hidup dalam ketidakpastian. Mereka tidak hanya berjuang dengan kondisi rumah yang tidak layak huni, tetapi juga menghadapi permasalahan hak kepemilikan tanah. Status mereka selalu menggantung, membuat mereka hidup dalam bayang-bayang kekhawatiran. 

Sejumlah warga melihat denah rumah dan desain program Revitalisasi Kampung Tanjung Kait di Mauk, Kabupaten Tangerang (22/2). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Baca juga: Foto: Membangun Pemukiman yang Sehat dan Inklusif

Namun, melalui program Revitalisasi Kampung Tanjung Kait, Habitat for Humanity Indonesia bersama berbagai pihak melangkah untuk membawa perubahan nyata. Tidak hanya sekadar membangun rumah, program ini juga menghadirkan kepastian bagi para warga. Sejak akhir tahun 2024, ratusan warga telah menerima sertifikat tanah yang sah, berkat kerja sama dengan Koperasi Mitra Dhuafa (Komida). Kini, mereka tidak hanya memiliki rumah, tetapi juga hak yang jelas atas tanah yang mereka tinggali. 

Tidak berhenti di situ, ratusan warga juga mendapatkan bantuan uang sewa kontrakan untuk tempat tinggal sementara selama proses pembangunan berlangsung. Pemerintah Kabupaten Tangerang turut berperan dengan menyediakan kendaraan alat berat untuk mempercepat pembongkaran serta pembangunan fasilitas umum yang mendukung kehidupan warga. Infrastruktur pendukung bagi para nelayan serta turab untuk mencegah abrasi juga masuk dalam rencana besar revitalisasi ini. 

Sebagai bagian dari transparansi dan keterlibatan warga, Habitat for Humanity Indonesia juga memfasilitasi diskusi bersama seluruh warga mengenai proyek revitalisasi ini. Diskusi tersebut mencakup prosedur pembongkaran, tahapan pembangunan, hingga penempatan penduduk dalam bentuk denah yang telah didesain sesuai dengan keputusan bersama berbagai pihak. Dengan demikian, setiap warga memiliki pemahaman yang jelas mengenai proses yang akan dijalani serta mendapatkan berpartisipasi secara langsung pada pembangunan tempat tinggal mereka di masa depan. 

Tahun 2025 menjadi awal yang penuh harapan bagi ratusan keluarga di Tanjung Kait. Lebih dari sekadar rumah, mereka kini memiliki tempat yang layak untuk kembali, tempat yang memberi kehangatan, keamanan, dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka. Ini bukan hanya tentang bangunan fisik, tetapi juga tentang martabat yang dipulihkan, mimpi yang kembali hidup, dan harapan yang kini nyata di depan mata. 

Sejumlah warga terlibat dalam kegiatan gotong-royong merobohkan rumah lama mereka untuk dibangun rumah layak huni baru dalam program Revitalisasi Kampung Tanjung Kait di Mauk, Kabupaten Tangerang (27/2). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Mari bersama kita doakan agar program ini berjalan dengan lancar dan segera memberikan manfaat nyata bagi seratus keluarga yang tinggal di Kampung Tanjung Kait. 

(kh/av)

Thumbnail – Website Blog
ID-EN Blog

Pojok Baca Digital: Memperkaya Kesempatan Belajar Bersama

Sejumlah siswa SMP Pancar Bakti memanfaatkan ruang perpustakaan digital yang dibangun Habitat for Humanity Indonesia dan PT Centratama Group di Bogor (12/2). Foto: HFHI/Budi Ariyanto

Habitat for Humanity Indonesia bersama PT Centratama Group kembali membuktikan komitmennya dalam mendukung kemajuan pendidikan di tanah air. Kali ini, kolaborasi tersebut melahirkan sebuah inovasi melalui pembangunan perpustakaan digital di SMP Pancar Bakti, Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan yang inklusif dan modern dapat diwujudkan dengan sinergi yang tepat.

Proyek ini tidak sekadar menghadirkan perpustakaan baru, tetapi juga melakukan renovasi menyeluruh, mulai dari pembangunan turab, penguatan struktur ruangan, hingga pengecatan mural yang memperindah suasana belajar. Selain itu, instalasi listrik dan penyediaan fasilitas pendukung seperti karpet lantai, meja dan kursi belajar, sofa, loker, LED TV, sound system, AC ruangan, serta berbagai furnitur lainnya semakin melengkapi kenyamanan bagi siswa dan guru dalam menikmati pengalaman literasi yang lebih baik.

Tak hanya melakukan transformasi dari sisi fisik, PT Centratama Group juga memastikan bahwa teknologi menjadi bagian integral dari perubahan ini. Mereka turut memfasilitasi instalasi software dan pelatihan teknis untuk penggunaan Aplikasi Edoo, sebuah platform perpustakaan digital yang memungkinkan siswa dan guru mengakses lebih dari 1.000 e-book dari berbagai kategori, mulai dari literatur umum hingga materi pelajaran dan referensi akademik.

“Terwujudnya perpustakaan digital ini merupakan bentuk dukungan kami dalam mendorong transformasi digital di sekolah. Kami berharap fasilitas ini dapat menumbuhkan minat baca, meningkatkan literasi siswa, serta mengintegrasikan teknologi digital dalam proses pembelajaran,” ujar Yan Raymond, Direktur Utama PT Centratama Group, dalam peresmian yang berlangsung di SMP Pancar Bakti, Bogor (12/2).

Peresmian Pojok Baca Digital di SMP Pancar Bakti, Bogor (12/2). Foto: HFHI/Budi Ariyanto

Baca juga: Mengalirkan Harapan: Solusi Air Bersih untuk Masa Depan Karawang

Kini, lebih dari 200 siswa dan guru memiliki akses tak terbatas ke berbagai bahan bacaan langsung dari smartphone mereka, kapan pun dan di mana pun. Kehadiran perpustakaan digital ini diharapkan tidak hanya meningkatkan mutu proses pembelajaran, tetapi juga mendukung peningkatan prestasi akademik siswa. Selain itu, fasilitas ini dapat menjadi nilai tambah bagi sekolah dalam meningkatkan akreditasi dengan mengadopsi teknologi sebagai bagian dari kegiatan belajar-mengajar.

Habitat for Humanity Indonesia pun menyampaikan apresiasi mendalam kepada PT Centratama Group atas dedikasi dan dukungan luar biasa yang telah diberikan. Tak hanya bagi sekolah di Bogor, proyek tahap kedua ini juga meluas ke dua sekolah yaitu SMPN 3 Yogyakarta dan SMPN 53 Batam. Sebelumnya, pada tahap pertama, program serupa telah sukses diwujudkan untuk dua sekolah, yakni SMPN 4 Sentolo Yogyakarta dan MTs Maulana Malik Ibrahim, Gresik.

Dukungan ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan pendidikan berkualitas yang merata dan inklusif, serta meningkatkan kesempatan belajar bagi semua anak bangsa. Semoga inisiatif ini menjadi inspirasi bagi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam transformasi digital pendidikan di Indonesia.

(kh/av)

01
ID-EN Blog

Foto: Membangun Pemukiman yang Sehat dan Inklusif

Habitat for Humanity Indonesia mengajak kelompok perempuan dari Kampung Tanjung Kait untuk berpartisipasi dalam sesi lokakarya Peningkatan Kualitas Pemukiman Informal dan Kesetaraan Gender yang Berdampak pada Kesehatan Masyarakat di Mauk, Kabupaten Tangerang (7/2).

Dalam lokakarya ini, para peserta diajak berdiskusi untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi atas berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan kesadaran para peserta tentang pentingnya perbaikan lingkungan dan kesetaraan gender. Pada akhirnya, langkah ini bertujuan untuk mendorong perubahan nyata demi menciptakan pemukiman yang lebih sehat, aman, dan layak huni.

Paulus Punjung (kiri), Government Relation, Advocacy & Partnership Specialist di Habitat for Humanity Indonesia, membuka kegiatan lokakarya bertajuk “Peningkatan Kualitas Pemukiman Informal dan Kesetaraan Gender yang Berdampak pada Kesehatan Masyarakat” di Mauk, Tangerang (7/2). Dalam sambutannya, ia menyampaikan hipotesis mengenai ketimpangan sosial yang kerap dialami perempuan dan anak-anak. Foto: HFHI/Kevin Herbian
Robert Sulistyo (kiri), Program Development Specialist Habitat for Humanity Indonesia, mengajak kelompok perempuan Kampung Tanjung Kait berdiskusi dalam lokakarya di Mauk, Tangerang (7/2). Dalam sesi ini, peserta diajak untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang sering ditemui di lingkungan mereka. Foto: HFHI/Kevin Herbian
Sejumlah peserta berdiskusi dalam sesi lokakarya di Mauk, Tangerang (7/2). Sebanyak 20 perempuan dari Kampung Tanjung Kait diminta untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang sering terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka. Selain itu, mereka juga diajak untuk mengklasifikasikan setiap permasalahan serta merumuskan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Foto: HFHI/Kevin Herbian
Catatan yang ditulis oleh peserta selama lokakarya di Mauk, Tangerang (7/2). Sebelum merumuskan solusi atas permasalahan yang ditemukan, peserta terlebih dahulu berdiskusi dalam kelompok untuk menyamakan persepsi dan pemahaman. Foto: HFHI/Kevin Herbian
Sejumlah peserta menempelkan catatan kertas berisi solusi permasalahan dalam lokakarya di Mauk, Tangerang (7/2). Catatan tersebut disusun berdasarkan topik atau kategori yang telah disiapkan oleh tim Habitat for Humanity Indonesia. Foto: HFHI/Kevin Herbian
Tim Habitat for Humanity Indonesia membantu para peserta meletakkan catatan kertas saat kegiatan lokakarya di Mauk, Tangerang (7/2). Foto: HFHI/Kevin Herbian
Sylvinus Jowi Pedor (tengah), MEAL Senior Specialist Habitat for Humanity Indonesia, memaparkan hasil dan kesimpulan yang dirangkum dari catatan para peserta dalam lokakarya di Mauk, Tangerang (7/2). Foto: HFHI/Kevin Herbian
Antusiasme para peserta mengikuti kegiatan lokakarya di Mauk, Tangerang (7/2). Foto: HFHI/Kevin Herbian
Foto bersama antara tim Habitat for Humanity Indonesia dan 20 peserta lokakarya di Mauk, Tangerang (7/2). Foto: HFHI/Kevin Herbian

(kh/av)

Thumbnail 02-02
ID-EN Blog

Mengalirkan Harapan: Solusi Air Bersih untuk Masa Depan Karawang

Ranta, seorang warga Desa Baturaden, Kabupaten Karawang, tak pernah membayangkan hari ini ia bisa menikmati air bersih yang mengalir langsung ke rumahnya. Selama lebih dari 40 tahun, air bersih adalah mimpi yang terasa jauh dari kenyataan.  

“Airnya kenceng banget, Pak. Udah gitu bersih lagi,” ujar Ranta penuh sukacita saat ditemui di rumahnya.  

Namun, kebahagiaan ini datang setelah melewati perjalanan panjang yang sulit. Bertahun-tahun, Ranta dan ratusan keluarga di desanya terpaksa menggunakan air dari Sungai Citarum yang sudah tercemar. Air itu digunakan untuk mencuci pakaian, mandi, buang air, hingga membersihkan bahan pangan untuk dikonsumsi. Sayangnya, air yang mereka pakai justru membawa ancaman kesehatan. “Penyakit kulit itu sudah biasa, Pak. Dari gatal-gatal, panu, kudis, sampai kurap,” kenang Ranta.  

Ranta memanfaatkan aliran sungai Citarum yang tercemar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Desa Baturaden, Karawang. Foto: HFHI/Kevin Herbian

Hal serupa dirasakan Lukman, warga Desa Cicinde Utara. Sebagai pengusaha ikan pindang, air bersih menjadi kunci kelangsungan usahanya. “Produksi ikan pindang saya menurun karena sulitnya dapat air bersih, apalagi saat kemarau. Meskipun kami juga punya air dari sumur, tapi itu tak selamanya bagus, sering banget kotor,” jelas Lukman.  

Di desa Cicinde utara ini, lebih dari 90 keluarga yang menggantungkan hidup pada produksi ikan pindang menghadapi persoalan serupa. Ketiadaan air bersih bukan hanya memengaruhi kehidupan sehari-hari, tetapi juga sumber penghasilan mereka.  

Tak hanya sektor keluarga dan perekonomian, kesulitan air bersih juga mengancam sektor pendidikan. Di SDN Wanajaya 1 Kabupaten Karawang, Estika Mulia, seorang guru, kerap cemas melihat kondisi air yang digunakan para siswa. “Kami bergantung pada air irigasi dari Sungai Cibeet. Tapi airnya sering kotor, terutama saat hujan kiriman dari Bogor. Saya khawatir anak-anak terkena penyakit,” ujarnya prihatin.  

Langkah Nyata Menuju Perubahan  

Melihat situasi ini, Habitat for Humanity Indonesia bersama Amazon Web Services (AWS) mengambil langkah nyata. Melalui program AWS Water Positive, keduanya membangun sembilan akses air bersih di empat desa di Kabupaten Karawang.  

Di Desa Baturaden, Habitat Indonesia dan AWS telah membangun empat titik penyaringan air yang memanfaatkan aliran irigasi Sungai Citarum. Sedangkan, di Desa Wanajaya, satu titik penyaringan air dari irigasi Sungai Cibeet juga telah dibangun. Sementara itu, Desa Cicinde dan Desa Lemahmukti kini memiliki empat sumur bor yang menjamin pasokan air bersih bagi warganya.   

Seorang warga memanfaatkan fasilitas akses air bersih yang dibangun oleh Habitat for Humanity Indonesia bersama AWS di Desa Baturaden, Karawang (22/1). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Baca juga: Setetes Air, Sejuta Harapan: Upaya Membangun Akses Air Bersih untuk Ratusan Warga

Semua fasilitas akses air bersih ini telah diuji oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, memastikan air yang mengalir ke rumah-rumah warga memenuhi standar kualitas yang layak untuk digunakan dan juga dikonsumsi. 

“Atas nama pemerintah, saya mengucapkan terima kasih kepada AWS dan Habitat atas dukungan luar biasa dalam mengatasi kelangkaan air bersih di Karawang. Kami berharap apa yang telah dibangun ini dapat dijaga dengan baik serta memberikan manfaat besar bagi masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas hidup mereka.” ungkap Ridwan Salam, Kepala BAPPEDA Kabupaten Karawang, saat peresmian AWS Water Positive Project di Desa Baturaden (18/2). 

Hidup Baru Dimulai dengan Air Bersih  

Kini, ribuan warga merasakan dampak positif dari inisiatif ini. Kehidupan mereka berubah, mulai dari lingkup kesehatan, perekonomian, hingga pendidikan.  

“Kami enggak lagi sering kena penyakit kulit. Istri saya juga sudah berani masak air dari saluran bersih ini. Anak-anak dan cucu-cucu saya sudah enggak pernah lagi pakai air sungai yang kotor,” ujar Ranta dengan penuh syukur.  

Lukman pun turut merasakan suka cita yang sama di mana ia mengalami peningkatan penjualan dalam usahanya. “Produksi ikan pindang kami meningkat. Sekarang bisa jual lebih banyak dan pendapatan juga naik. Perubahan ini sangat membantu keluarga saya,” katanya.  

Sementara itu, di SDN Wanajaya 1, air bersih turut membawa dampak besar bagi para siswa. “Sekarang kami bisa mengajarkan praktik cuci tangan yang benar kepada anak-anak. Air bersih ini mengalir setiap hari, jadi kami nggak perlu khawatir lagi,” kata Estika dengan senyum lega.  

Estika bersama siswa-siswi didiknya menggunakan fasilitas akses air bersih yang dibangun Habitat for Humanity Indonesia dan AWS di Desa Wanajaya, Karawang (23/1). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Lebih dari Sekadar Pembangunan  

Tak hanya menyediakan akses air bersih, Habitat Indonesia dan AWS juga memfasilitasi pelatihan teknis untuk mengelola instalasi pengolahan air bersih kepada komite warga setempat. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan fasilitas, sehingga warga dapat memanfaatkan sumber daya air bersih dengan optimal dan menjaga kualitasnya untuk jangka panjang. 

Melalui langkah-langkah kecil dan kolaborasi yang besar, kehidupan di Desa Baturaden, Cicinde, Wanajaya, serta Lemahmukti telah berubah. Dari cerita Ranta, Lukman, dan Estika, terlihat jelas bahwa air bersih bukan hanya tentang kebutuhan fisik, tapi juga tentang harapan dan masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.   

(kh/av) 

Thumbnail 02-01
ID-EN Blog

Setetes Air, Sejuta Harapan: Upaya Membangun Akses Air Bersih untuk Ratusan Warga 

Sebanyak 8 anggota tim Habitat for Humanity Indonesia berjalan menaiki bukit menuju lokasi sumber air di Babakan Madang, Bogor (9/2). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Hujan deras mengguyur Kabupaten Bogor sepanjang malam, meninggalkan jalan setapak berbatu yang basah dan licin di pagi harinya. Udara masih dingin ketika tim Habitat for Humanity Indonesia bersiap melangkahkan kaki menuju bukit. Di sanalah, di tengah lebatnya hutan, terdapat sumber air yang telah lama dinantikan warga Babakan Madang. 

Perjalanan ini bukanlah sekadar perjalanan biasa. Dengan penuh semangat, para anggota tim menapaki medan terjal selama lebih dari 30 menit, menyusuri jalur tanah dan berbatu yang menanjak, dan menerobos hutan yang masih basah oleh sisa hujan semalam. Rasa lelah bukan halangan—karena mereka tahu, setiap langkah yang diambil adalah bagian dari misi besar yaitu, menghadirkan akses air bersih bagi ratusan jiwa yang selama ini hidup dalam keterbatasan. 

Setibanya di lokasi, tanpa ragu mereka langsung bergerak dan membagi tugas. Beberapa anggota tim mulai mengukur lebar sungai kecil yang akan dibendung selebar tiga meter, memastikan dimensi bendungan cukup kuat untuk menampung air yang akan mengalir ke rumah penduduk. Sementara itu, tim lainnya dengan penuh ketelitian mengukur debit air, menghitung berapa banyak yang dapat disalurkan ke setiap rumah, mushola, masjid, dan sekolah yang sangat membutuhkan pasokan air bersih. 

Sejumlah anggota tim Habitat for Humanity Indonesia mengukur aliran sungai kecil yang akan dibendung untuk menampung air bersih di Babakan Madang, Bogor (9/2). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Baca juga: Akhirnya, Ratusan Warga Tanjung Kait Terima Sertifikat Tanah

Belasan tahun, warga mengandalkan sumber mata air di bukit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, air di sana tidak selalu berbaik hati. Saat musim hujan, alirannya melimpah, sementara di musim kemarau, air menjadi langka dan menjadi perebutan. Tak sedikit warga yang bahkan tidak memiliki akses air bersih sama sekali, sehingga pemerataan akses menjadi kebutuhan mendesak bagi seluruh masyarakat. 

“Bendungan ini dibangun untuk mengatasi persoalan keterbatasan akses air bersih, terutama saat musim kemarau, dan juga untuk pemerataan bagi seluruh warga,” jelas Rendra, WASH Manager Habitat for Humanity Indonesia, saat meninjau lokasi bersama timnya. 

Apa yang Habitat Indonesia lakukan hari ini adalah sebuah investasi besar untuk masa depan. Proyek ini bukan sekadar membangun infrastruktur, tetapi juga membangun kehidupan yang lebih sehat dan lebih layak. 

Setiap tetes air yang akan mengalir melalui bendungan ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga menyuburkan harapan dan kesejahteraan bagi setiap keluarga di sana. 

Sejumlah anggota tim Habitat for Humanity Indonesia berdiskusi terkait rencana pembangunan bendungan air bersih di Babakan Madang, Bogor (9/2). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Bantu kami menghadirkan akses air bersih bagi lebih banyak keluarga. Donasi #SahabatHabitat bisa menjadi harapan bagi mereka yang membutuhkan. Kunjungi www.habitatindonesia.org/donations/membangun-air-bersih untuk berdonasi. 

(kh/av) 

Thumbnail – Website Blog
ID-EN Blog

Akhirnya, Ratusan Warga Tanjung Kait Terima Sertifikat Tanah

Ada senyum kebahagiaan yang tak bisa disembunyikan dari wajah Sawinah dan ratusan warga Kampung Tanjung Kait, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Setelah bertahun-tahun menantikan kepastian, akhirnya hari itu tiba—hari yang sangat dinantikan di mana sertifikat tanah resmi menjadi milik mereka. Semua ini terwujud berkat kolaborasi erat antara Habitat for Humanity Indonesia dan Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA).

Secara simbolis, Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja, menyerahkan Akta Jual Beli (AJB) tanah kepada delapan perwakilan warga, yang disaksikan oleh berbagai pejabat daerah, termasuk Kepala Bappeda, Ujang Sudartono, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Camat Mauk, Khalid Mawardi, Kepala Desa Tanjung Anom, Asbhihani, serta Program Director Habitat Indonesia, Arwin Soelaksono. Penyerahan ini berlangsung di Kelenteng Tjo Soe Kong, Mauk, pada 20 Desember 2024.

Penyerahan Akta Jual Beli (AJB) tanah oleh Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja, kepada perwakilan warga Kampung Tanjung Kait di Mauk – Kabupaten Tangerang (20/12). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Namun, penerimaan sertifikat ini bukanlah sekadar selembar kertas—ini adalah simbol langkah awal menuju perubahan yang lebih besar bagi warga Kampung Tanjung Kait. Program “Revitalisasi Kampung Tanjung Kait” merupakan hasil kerja sama antara Habitat Indonesia, Pemerintah Kabupaten Tangerang, Bappeda Kabupaten Tangerang, donatur, mitra, serta warga setempat. Program ini bertujuan untuk menghadirkan hunian yang layak dalam bentuk kluster, dilengkapi dengan fasilitas umum yang akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Tangerang menyambut baik kolaborasi ini, sebagaimana disampaikan oleh Soma Atmaja, “Kami akan selalu mendukung program-program yang melibatkan banyak pihak dan memberi manfaat bagi masyarakat. Kami siap mendorong dan memfasilitasi kerjasama ini agar dapat berjalan dengan lancar.”

Sebagai bagian dari program ini, KOMIDA memberikan pinjaman pembebasan lahan senilai 20 juta rupiah per kepala keluarga untuk 87 keluarga di Kampung Tanjung Kait. Dana tersebut digunakan untuk memperlancar proses pembebasan lahan, yang kemudian akan menjadi hak milik resmi masing-masing keluarga. Setelah proses tersebut selesai, warga menerima AJB sebagai bukti sah kepemilikan tanah mereka.

Inisiatif ini tidak hanya menyelesaikan masalah kepemilikan lahan, tetapi juga membuka jalan bagi terwujudnya rumah yang nyaman dan aman bagi keluarga-keluarga di Kampung Tanjung Kait. Dengan adanya rumah layak huni, bukan hanya tempat tinggal yang lebih baik yang diperoleh, namun juga kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup serta mendukung perekonomian lokal.

Program ini diharapkan menjadi titik awal bagi warga Kampung Tanjung Kait untuk meraih kehidupan yang lebih sejahtera dan penuh harapan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kita semua dapat mewujudkan dunia yang lebih baik bagi mereka.

(kh/av)

Thumbnail – MAG
ID-EN Blog

Tingkatkan Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Tangerang: Habitat for Humanity Indonesia dan Asuransi Multi Artha Guna Inisiasikan Pembangunan Lima Toilet di Kecamatan Mauk

Jakarta, 20 Januari 2025 – PT Asuransi Multi Artha Guna (Asuransi MAG) bekerjasama dengan Habitat for Humanity Indonesia dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Kerjasama ini diwujudkan melalui pembangunan lima fasilitas toilet keluarga yang layak dan higienis, sebagai bagian dari solusi untuk menjawab tantangan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

Pembangunan fasilitas toilet ini juga melibatkan karyawan Asuransi MAG yang turun langsung ke lapangan untuk membantu proses konstruksi pada tanggal 30 November 2024 lalu. Partisipasi ini tidak hanya menunjukkan komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab sosialnya, tetapi juga mempererat hubungan antara Asuransi MAG, Habitat for Humanity Indonesia, dan masyarakat setempat.

“Kami percaya bahwa akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, kami sangat antusias terlibat dalam program ini yang sejalan dengan visi perusahaan kami untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat,” ujar Pankaj Oberoi, Presiden Direktur Asuransi MAG, saat ikut membangun toilet warga secara langsung.

Abraham Tulung, General Manager Resource Development Habitat for Humanity Indonesia, menyampaikan apresiasi atas kontribusi Asuransi MAG. “Kami sangat bersyukur atas dukungan dan kolaborasi yang diberikan oleh Asuransi MAG. Bersama-sama, kita dapat membantu masyarakat Kecamatan Mauk untuk memiliki fasilitas sanitasi yang layak dan meningkatkan kesehatan mereka. Ini adalah wujud nyata dari semangat gotong royong untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara signifikan dan menghadirkan rumah layak huni.”

Salah satu penerima manfaat program pembangunan 5 unit toilet layak hasil kerja sama Habitat for Humanity Indonesia dengan Asuransi MAG sedang membersihkan lantai toilet di Mauk – Kabupaten Tangerang (10/1). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Baca juga: Melampaui Batas: Kolaborasi POSCO dan Habitat for Humanity Bangun Masa Depan Lebih Baik

Program ini telah memberikan manfaat langsung kepada keluarga penerima, salah satunya adalah keluarga Ibu Sofiyah. Dengan haru, beliau mengungkapkan pengalamannya setelah menerima bantuan ini. “Terima kasih kepada Habitat dan Asuransi MAG yang telah membantu keluarga kami. Sudah sejak lama kami ingin memiliki toilet pribadi di rumah, namun belum bisa terwujud karena keterbatasan biaya. Seringkali kami merasa sungkan jika harus menumpang BAB setiap hari ke rumah saudara atau orang tua. Alhamdulillah, sekarang kami tidak perlu menumpang lagi. Apalagi jika malam hari, dulu kami merasa sungkan. Sekali lagi, kami hanya bisa berterima kasih,” ujar Ibu Sofiyah.

Dengan selesainya pembangunan lima fasilitas toilet keluarga ini, diharapkan masyarakat Kecamatan Mauk dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik dan lingkungan yang lebih sehat. Kolaborasi ini menjadi salah satu langkah nyata Asuransi MAG dalam mewujudkan visi bersama untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan melalui penyediaan akses sanitasi yang layak. Dengan dukungan dari berbagai pihak, Asuransi MAG berkomitmen untuk memperluas dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat melalui program-program berkelanjutan.

Tentang PT Asuransi Multi Artha Guna

PT Asuransi Multi Artha Guna (MAG) adalah perusahaan asuransi umum yang berfokus pada penyediaan solusi perlindungan bagi individu dan perusahaan di Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, PT Asuransi MAG juga aktif dalam berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menciptakan dampak positif melalui kemitraan yang kuat.

(ss/av)

Thumbnail – Neneng
ID-EN Blog

Kado Terindah di Tahun Baru: Rumah Layak Penuh Harapan 

Di penghujung tahun 2024, Neneng (35), seorang ibu dari Kabupaten Bogor – Jawa Barat, menerima hadiah terbaik yang tak pernah terlintas dalam angannya. Tepat di tengah perjuangannya melewati getirnya hidup, hadir sebuah harapan yang nyata —rumah baru yang layak huni dari Habitat for Humanity Indonesia. 

Namun, kejutan tak berhenti di sana. Sehari setelah rumah itu selesai dibangun, putri ketiganya lahir. Dua anugerah yang datang berturut-turut, menjadi jawaban atas doa-doa yang Neneng panjatkan selama ini. “Saya tidak pernah membayangkan semua ini terjadi. Allah sangat baik kepada saya dan keluarga saya,” ucap Neneng saat mengenang momen indah itu. 

Sebelumnya, hidup Neneng penuh dengan kegelisahan dan perjuangan. Rumah warisan orang tua yang ia tinggali bersama suami dan dua putrinya berada dalam kondisi memprihatinkan. Atapnya bocor, dindingnya rapuh, dan lantainya berlubang. “Waktu saya hamil besar, saya serba takut. Rumah bocor saat hujan, pernah juga ada ular masuk ke dalam. Saya cuma bisa berserah, berharap semuanya akan baik-baik saja,” kenang Neneng.  

Komarudin (40), suami Neneng, juga berada dalam dilema. Sebagai buruh tani serabutan, penghasilannya jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Neneng pun terpaksa membantu dengan mencari barang plastik dan rongsok di sekitar rumah. Namun, penghasilan tambahan itu hanya menyisakan uang receh di tangan. “Paling banyak dapat Rp20.000 sehari. Itu pun tidak cukup untuk beli beras dan keperluan anak yang lain,” ujar Neneng. 

Kondisi tersebut membuat Neneng tak henti memikirkan masa depan anak-anaknya. “Ibu khawatir sekali, apa rumah yang sudah reyot ini bisa memberikan masa depan yang baik? Terutama untuk si kecil yang akan lahir,” ucap Neneng mengenang rasa cemas yang menyelimuti hari-harinya. 

Neneng menggendong putrinya di halaman rumah layak huni miliknya yang dibangun Habitat for Humanity Indonesia (3/1). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Baca juga: Secercah Harapan Baru di Rumah Biru Milik Siti Nurhayati

Namun, semua berubah saat Habitat for Humanity Indonesia hadir. Dengan komitmen membantu keluarga-keluarga yang membutuhkan, Habitat membangun kembali rumah Neneng menjadi tempat tinggal yang layak huni—sebuah pondasi baru untuk kehidupan yang lebih baik.  

Kini, Neneng tak lagi dihantui rasa cemas. Rumah barunya berdiri dengan kokoh, memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi keluarganya. “Bersyukur sekali atas karunia Allah. Hilang sudah rasa khawatir saya. Tidak ada lagi cerita soal rumah bocor, dan anak-anak bisa tidur nyenyak tanpa takut ada binatang yang masuk,” ungkap Neneng dengan penuh rasa syukur. 

Semangat baru di awal tahun 2025 mengisi kehidupan Neneng dan keluarganya. Rumah baru ini menjadi simbol harapan, tempat di mana mimpi-mimpi kecil bisa mulai bertumbuh. Habitat percaya, rumah adalah dasar dari kehidupan yang lebih baik. Dari sini, kesehatan, pendidikan, dan masa depan yang cerah dimulai. 

Bagi Neneng, rumah ini bukan sekadar tempat tinggal. Ini adalah janji bagi anak-anaknya, terutama si kecil yang baru lahir, bahwa mereka akan tumbuh di lingkungan yang layak dan penuh kasih. “Mau bagaimana pun, rumah ini adalah segalanya. Tempat kami bertumpu untuk kehidupan yang lebih baik,” tutup Neneng dengan senyum, membawa harapan untuk masa depan. 

Neneng bersama putrinya di teras rumah layak huni miliknya yang dibangun Habitat for Humanity Indonesia (3/1). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Mari bersama-sama wujudkan hunian layak bagi jutaan keluarga di Indonesia yang masih berjuang untuk tempat tinggal yang aman dan nyaman.  Setiap langkah kecil dari #SahabatHabitat adalah harapan besar bagi mereka, memberikan kesempatan untuk hidup lebih baik dan bermartabat. Donasi sekarang dan jadi bagian dari perubahan: www.habitatindonesia.org/donate

(kh/av)

Thumbnail
ID-EN Blog

Melampaui Batas: Kolaborasi POSCO dan Habitat for Humanity Bangun Masa Depan Lebih Baik 

Kolaborasi berkelanjutan Habitat for Humanity dan POSCO mendukung langsung 214 anggota keluarga berpenghasilan rendah melalui pembangunan dan renovasi rumah, serta penguatan 333 individu melalui pelatihan manajemen rumah tangga sehat.

Cilegon, 16 Januari 2025 –  POSCO bersama Habitat for Humanity, Community Chest of Korea dan KRAKATAU POSCO merampungkan proyek kolaborasi bertajuk “Beyond Borders: Building a Better Future Together” yang berlangsung pada 12-16 Januari 2025. Dalam proyek ini, 49 mahasiswa dari Korea, 11 mahasiswa Indonesia, serta 60 volunteer yang merupakan karyawan KRAKATAU POSCO terjun langsung menjadi sukarelawan untuk mengikuti berbagai rangkaian kegiatan mulai dari pembangunan rumah untuk keluarga prasejahtera di Kota Cilegon, berbagai program pelatihan, hingga program penjagaan dan pelestarian lingkungan. 

Dalam proyek kali ini, fokus utama adalah menyediakan hunian yang aman dan layak serta memperbaiki fasilitas pendidikan dengan membangun lima rumah layak huni serta merenovasi fasilitas sekolah di lingkungan Ciwandan dan Citangkil, Kota Cilegon. Rumah-rumah baru ini dirancang dengan konsep ramah lingkungan, menggunakan eco-brick dari limbah plastik, sistem pemanenan air hujan, dan bio-septic tank. Pendekatan ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga memberikan solusi praktis bagi tantangan sanitasi dan air bersih di daerah tersebut. Selain itu, renovasi fasilitas sekolah yang dilakukan di MTs Al Hidayah memberikan dampak langsung kepada 96 siswa dan guru, menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, melalui ruang guru yang lebih layak dan toilet yang sehat. 

Proyek ini tak hanya berfokus pada pembangunan fisik tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat. Selain menyediakan hunian yang aman dan layak, serta fasilitas pendidikan yang memadai, proyek ini juga mencakup pelatihan manajemen rumah sehat dan peningkatan kesadaran mitigasi bencana. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan komunitas yang lebih kuat dan tangguh, khususnya di daerah rawan bencana. 

Sebagai bagian dari komitmen pelestarian lingkungan, kolaborasi ini juga mencakup aksi membersihkan pantai dan penanaman terumbu karang buatan yang terbuat dari slag baja KRAKATAU POSCO sebagai bahan dasar substrat yang digunakan pada penanaman terumbu karang di sekitar area Pantai Carita bersama Konservasi Alam Bawah Laut Sukarame. Inisiatif ini menegaskan komitmen bersama untuk menjaga kelestarian laut melalui peningkatan pertumbuhan ekosistem laut dan penyerapan karbon dioksida, sekaligus membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. 

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Beyond, pada Kamis, 16 Januari 2025, di Aula Kominfo, Cilegon, berlangsung acara Cultural Performance yang dihadiri oleh dihadiri oleh tamu-tamu istimewa, termasuk Walikota Cilegon, H. Helldy Agustian, S.E., S.H., M.H, pejabat daerah terkait, jajaran Direksi KRAKATAU POSCO, serta masyarakat Kota Cilegon khususnya dari lingkungan Ciwandan dan Citangkil. Dalam kegiatan tersebut, 49 sukarelawan muda global Beyond menampilkan budaya tradisional dan kontemporer Korea yang dinamis. Sementara itu, muda-mudi kota Cilegon di bawah naungan Duta Seni KS mempersembahkan budaya tradisional Indonesia yang elok. Puncak acara ditandai dengan kolaborasi penampilan budaya Indonesia dari Beyond dan Duta Seni KS yang indah dan memukau, meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir. 

Baca juga: Menyemai Asa Kedua Bersama IES Jakarta Melalui Rumah Layak Huni

Presiden Direktur PT KRAKATAU POSCO, Mr. Jang Bum-Su, menyerahkan simbolis serah terima rumah layak huni kepada salah satu penerima manfaat di Cilegon (16/01). Foto: HFHI/Kevin Herbian.

Dalam kesempatan ini, Presiden Direktur PT Krakatau POSCO, Mr. Jung Bum-Su, mengungkapkan rasa bangganya atas kolaborasi ini. “Senang rasanya dapat bekerja sama dengan Habitat for Humanity dalam membantu warga Cilegon, khususnya masyarakat yang berada di lingkungan terdekat kami sebagai perusahaan representatif POSCO di Indonesia. Harapan kami, melalui proyek ini, tidak hanya rumah yang terbangun, tetapi juga semangat baru dan harapan akan masa depan yang lebih cerah bagi keluarga-keluarga yang membutuhkan. Kami berharap Beyond Borders dapat terus menjadi inspirasi untuk membangun jembatan antarbudaya dan mendorong pemberdayaan masyarakat lokal,” ungkapnya. 

Abraham Tulung, General Manager Resource Development Habitat for Humanity Indonesia, menegaskan bahwa kerja sama dengan POSCO telah memberikan dampak positif selama bertahun-tahun. “Hubungan panjang antara Habitat dan POSCO telah membantu banyak keluarga mendapatkan tempat tinggal yang layak. Kami berharap kolaborasi ini terus berkembang untuk membawa manfaat yang lebih besar di masa depan,” katanya. 

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inisiatif kolaborasi ini. “Kami sangat mengapresiasi kontribusi nyata dari POSCO, KRAKATAU POSCO, dan Habitat for Humanity dalam mendukung pembangunan rumah layak huni serta renovasi sekolah bagi warga Cilegon. Program seperti ini tidak hanya memberikan dampak langsung bagi masyarakat, tetapi juga mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang sangat berarti bagi kota kami. Kami berharap sinergi seperti ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas di masa mendatang,” ujar Helldy. 

Acara ini diakhiri dengan penyerahan simbolis kunci rumah kepada seluruh penerima manfaat, yang diiringi dengan rasa haru dan sukacita dari para penerima. Para pemangku kepentingan yang hadir sepakat bahwa proyek ini adalah langkah awal dari banyak kolaborasi yang akan datang untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Cilegon. 

Kegiatan POSCO Beyond merupakan wujud nyata kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Melalui kolaborasi yang erat, kegiatan ini membuktikan bahwa kita dapat melampaui batas-batas geografis, budaya, dan sosial untuk menciptakan hubungan yang lebih erat serta mewujudkan dunia yang lebih baik. 

(ss/av)