Kategori: ID-EN Blog

Header SWA
ID-EN Blog

Menggali Asa di Kampung Cinamprak: Saat Relawan Muda Sinarmas World Academy Membangun Rumah Layak Huni 

Aksi relawan Sinarmas World Academy membangun rumah layak huni di Kampung Cinamprak, Desa Mauk Barat, Tangerang (29/10). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Pagi itu, Aradia menyambut hari dengan semangat yang berbeda dari biasanya. Ia bersama teman-teman sebangku sekolahnya meninggalkan kenyamanan ruang belajar mereka, menggantinya dengan ruang terbuka penuh debu dan peralatan konstruksi. Rupanya mereka sengaja bangun tidur lebih awal untuk mengikuti kegiatan volunteering pembangunan rumah layak huni di Kampung Cinamprak, Desa Mauk Barat, Tangerang (29/10).

Sambil mengangkat cangkul, Aradia tampak sedikit ragu dengan gerakannya. Melihat hal itu, Risman, Construction Supervisor Habitat for Humanity Indonesia, segera mendekat dan memberikan bimbingan. “Pegang cangkulnya begini, supaya lebih kuat,” ujarnya sambil menunjukkan cara menggali yang benar. Aradia pun mengangguk, mencoba mengikuti arahan Risman dengan penuh antusias.

Bersama teman sekelompoknya, Aradia menggali lubang pondasi hingga kedalaman 60 sentimeter, sementara kelompok lainnya sibuk mengikat rangka besi sloof yang akan menjadi dasar struktur bangunan.

Meskipun rasa lelah terasa, semangat para relawan tak padam. “Ini pengalaman pertama saya, melelahkan memang, tapi kami tahu bahwa apa yang kami lakukan akan membawa dampak besar bagi keluarga yang akan menempati rumah ini,” kata Aradia, yang tengah beristirahat di sela kegiatan volunteering.

Aksi relawan Sinarmas World Academy membangun rumah layak huni di Kampung Cinamprak, Desa Mauk Barat, Tangerang (29/10). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Hari itu juga menandai perayaan ulang tahun ke-17 Sinarmas World Academy (SWA). Habitat for Humanity Indonesia sengaja mengajak para murid, wali murid, dan guru di sekolah tersebut untuk berbagi kebahagiaan dengan cara yang istimewa.

Dalam aksi bertajuk “Build a Brighter Tomorrow”, sebanyak 38 relawan SWA terlibat langsung membangun tiga rumah layak huni untuk keluarga-keluarga di Kampung Cinamprak. Aksi ini merupakan awal dari target pembangunan 10 unit rumah layak huni yang rencananya akan rampung hingga akhir tahun.

Bagi keluarga-keluarga di sana, memiliki rumah yang layak bukanlah hal yang mudah. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai buruh tani serabutan dan nelayan, dengan penghasilan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rumah impian mereka sering kali hanya sebatas angan-angan yang sulit terwujud. Namun, hari itu, mimpi mereka berubah menjadi kenyataan.

Baca juga: Memperingati Hari Sumpah Pemuda, Habitat for Humanity Indonesia Gelar 28UILD 2024 untuk Mengajak Generasi Muda Beraksi Bangun Indonesia 

Evelyn Indriani Kristiali, Head of Marketing and Operations SWA, menyatakan, “Kami sangat bangga bisa berkolaborasi dengan Habitat pada hari ulang tahun kami. Melalui pengalaman ini, kami berharap seluruh murid SWA tumbuh dengan empati yang lebih besar dan bersemangat membawa perubahan positif bagi masyarakat sekitar mereka,” ujarnya.

Tak hanya para siswa dan guru, dukungan juga datang dari Kepala Desa Mauk Barat, Samudi, yang mengapresiasi upaya ini. “Atas nama warga, saya mengucapkan terima kasih kepada SWA dan Habitat atas bantuan di desa kami. Ini adalah pembangunan rumah layak huni pertama di Mauk Barat. Semoga inisiatif ini dapat menginspirasi pihak lain untuk turut berkontribusi dalam upaya yang sama,” ungkapnya.

Para relawan Sinarmas World Academy bertemu dengan salah satu pemilik rumah di Kampung Cinamprak, Desa Mauk Barat, Tangerang (29/10). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Sepanjang hari itu, canda dan tawa para relawan SWA dan warga Kampung Cinamprak mewarnai setiap langkah pembangunan. Para siswa yang terbiasa dengan aktivitas belajar di kelas kini menikmati suasana baru bekerja bersama masyarakat sekitar. Sambil bekerja, mereka saling bertukar cerita, memahami lebih dalam kehidupan sehari-hari keluarga di sana. Kegiatan ini tak hanya menguatkan rasa kebersamaan, tetapi juga memberikan pengalaman berharga tentang semangat gotong-royong di tengah lingkungan yang sederhana.

Habitat for Humanity Indonesia mengajak seluruh komunitas muda, sekolah, dan instansi pendidikan untuk terus mengupayakan masa depan yang lebih cerah melalui program rumah layak huni. Momen kecil yang dikerjakan bersama ini menciptakan perubahan besar, mewujudkan harapan, dan membuka jalan menuju kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat di Indonesia.

(kh/av)

Thumbnail – Story Siti Nurlaelah
ID-EN Blog

Berseminya Harapan Baru di Rumah Layak Huni Milik Siti

Siti Nurlaelah menyirami tanaman hias yang berada di perkarangan halaman rumahnya di Desa Marga Mulya, Mauk – Tangerang. Foto: HFHI/Kevin Herbian

Sore itu, tepat pukul 3, Siti Nurlaelah (44) terlihat sibuk menyirami tanaman hias di depan perkarangan rumahnya di Desa Marga Mulya, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten.

Berbeda dengan sebulan sebelumnya, kini halaman itu dihiasi bunga-bunga yang mekar indah, seakan turut merayakan kehadiran rumah barunya. Sebuah rumah yang kokoh dan nyaman, jauh dari bayangan duka yang ia alami sebelumnya.

Selama bertahun-tahun, Siti dan keluarganya, bertahan di rumah yang dibangun dengan susah payah dari tabungan mereka. Namun, bangunan itu seolah tak berpihak. Suatu malam, saat hujan turun deras, lantai rumah amblas, membuat dinding ruang keluarga runtuh. “Untung anak-anak enggak ketimpa, cuma perabotan yang pecah,” kenang Siti.

Mimpi memiliki rumah yang layak terasa jauh, mengingat pekerjaan Siti hanya sebagai buruh serabutan dengan upah 50 ribu rupiah jika beruntung mendapat panggilan. Suaminya, Ahmad Yani (39), yang bekerja sebagai petugas keamanan, hanya bisa mengantongi penghasilan tidak lebih dari 3 juta per bulan.

“Ibu sering ngutang ke warung buat sekadar beli beras, karena gajinya Bapak habis buat menambal bocor dan benerin rumah,” kata Siti.

Kondisi rumah tak layak huni milik Siti Nurlaelah saat sebelum direnovasi oleh Habitat for Humanity Indonesia di Desa Marga Mulya, Mauk – Tangerang. Foto: HFHI/Rifky Milano

Baca juga: Kisah Unang: Merawat Keamanan dan Kenyamanan di Dalam Rumah Layak Huni

Namun, dalam keterbatasan, doa Siti akhirnya terjawab. Habitat for Humanity Indonesia bersama para dermawan datang membawa harapan yang tak terduga. Rumah yang kokoh kini berdiri di tempat duka lama, dibangun bersama kasih dari para relawan.

Air mata Siti jatuh tak tertahan saat rumah layak huni miliknya selesai dibangun. “Ibu enggak nyangka bisa punya rumah seperti ini,” ujarnya. Bahkan saat proses pembangunan, ia takjub melihat bahan bangunan berkualitas yang dikirim, sesuatu yang dulu hanya bisa ia impikan.

Pada malam pertama di rumah baru, Siti bahkan tak bisa tidur karena rasa syukur yang mendalam. Putra bungsunya memeluknya erat sambil berkata, “Mamah, rumah kita bagus ya, kaya istana.”

Kini, hidup Siti dan keluarga telah berubah. Gaji yang dulu dihabiskan untuk perbaikan rumah, sekarang dapat dialihkan untuk ditabung, dan ia tak perlu berhutang untuk membeli kebutuhan pokok.

Di ruang keluarga, Siti dan Ahmad tengah merencanakan untuk membuka warung kecil, berharap masa depan terus mengalirkan kebaikan seperti tanaman yang tumbuh subur di rumah baru mereka. Bagi Siti, rumah ini bukan sekadar tempat berteduh. Ini adalah impian yang hidup, tempat segala harapan dan kebahagiaan keluarga mereka bersemi.

Siti Nurlaelah bermain bersama anaknya di dalam rumah yang telah layak huni di Desa Marga Mulya, Mauk – Tangerang. Foto: HFHI/Kevin Herbian

Anda dapat turut serta dalam menghadirkan perubahan bagi keluarga-keluarga seperti Siti Nurlaelah. Melalui kepedulian Anda, lebih banyak rumah yang dapat dibangun untuk memberikan tempat berlindung yang aman dan layak bagi keluarga yang membutuhkan.

Kunjungi www.habitatindonesia.org/donate untuk berdonasi dan menjadi bagian dari misi perubahan kami menciptakan kehidupan yang lebih baik.

(kh/av)

01. Thumbnail Prudential
ID-EN Blog

Program Desa Maju Prudential Dilanjut, Ditargetkan Lebih dari 20.000 Warga Menerima Manfaat

Bogor, 2 November 2024 – Habitat for Humanity Indonesia bersama PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dan PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) kembali melanjutkan Program Desa Maju Prudential (DMP) di Desa Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. 

Peresmian program DMP tahap ketiga ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan rumah layak huni oleh Chief Customer and Marketing Officer Prudential, Karin Zulkarnaen, didampingi Chief Digital and Technology Officer Prudential, Dicky Johan, Camat Gunung Putri, Kurnia Indra, Kepala Desa Gunung Putri, Daman Huri, juga Program Director Habitat for Humanity Indonesia, Arwin Soelaksono, pada 2 November 2024 lalu. 

Peluncuran DMP kali ini bertepatan dengan HUT ke-29 Prudential dan menandai komitmen jangka panjang perusahaan dalam memberikan dampak positif kepada masyarakat. Menurut Karin Zulkarnaen, DMP tahap ketiga bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dengan sasaran utama mewujudkan pemukiman inklusif, aman, dan berkelanjutan. 

Melalui Habitat Indonesia, program DMP secara resmi berlangsung selama dua tahun kedepan terhitung sejak 2 November 2024 hingga Juni 2026, dan ditargetkan dapat memberi manfaat kepada lebih dari 20.000 warga di Desa Gunung Putri. Adapun ruang lingkup program DMP tahap tiga ini mencakup di antaranya: 

  1. Pembangunan 27 unit rumah layak huni baru dengan tanaman untuk tiap rumah, 
  2. Pembangunan 21 unit toilet rumah tangga baru, 
  3. Renovasi 4 unit fasilitas pendidikan (ruang kelas, perpustakaan, dan toilet), 
  4. Penyediaan mesin untuk mengubah sampah menjadi biji plastik, serta pelatihan pengolahan sampah untuk 210 peserta dan pelatihan kepada 75 pengurus pengolahan sampah, 
  5. Pelatihan konstruksi dasar dan rumah sehat, serta pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat untuk 210 peserta,  
  6. serta pelatihan mitigasi bencana untuk masyarakat. 

Karin Zulkarnaen menambahkan dan menyatakan harapan besar terhadap program DMP ini, “Serangkaian kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dalam jangka panjang, sehingga dapat hidup lebih sehat, sejahtera, dan berdaya ” ujar Karin. 

Secara garis besar, DMP tahap tiga ini berfokus pada lima prioritas pembangunan, yaitu akses terhadap hunian layak, fasilitas pendidikan, pengelolaan bank sampah dan penerapan gaya hidup ramah lingkungan, peningkatan pemahaman hidup bersih, serta kesadaran masyarakat akan mitigasi bencana. 

Peresmian program Desa Maju Prudential tahap ketiga di Desa Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat (2/11). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Baca juga: PRUVolunteers & Bazar Gembira UMKM: Kolaborasi Habitat for Humanity Indonesia dan Prudential 

Sebelumnya, Habitat Indonesia bersama Prudential telah berhasil menjangkau lebih dari 5.100 warga dengan berbagai proyek yang meliputi pembangunan 15 unit rumah layak huni baru, renovasi 10 unit rumah yang berkaitan dengan air, sanitasi, dan kebersihan, pembangunan 38 unit toilet rumah tangga, 2 unit sekolah seni lukis, pelatihan promosi gaya hidup higienis untuk 412 peserta, serta pelatihan mitigasi bencana dan pembangunan rumah sehat dalam DMP tahap dua di Desa Gunung Putri. 

Selain itu, dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat menjadi tangguh secara finansial, Habitat Indonesia bersama Prudential telah merenovasi 10 unit UMKM, memberikan pelatihan kewirausahaan kepada 50 peserta UMKM, keterampilan vokasi bagi anak muda, serta edukasi literasi finasial untuk masyarakat Desa Gunung Putri. Tak sampai di situ, berbagai program kesehatan pun dilakukan, seperti cek kesehatan gratis termasuk papsmear, dan penyediaan alat kesehatan untuk Posyandu setempat. 

Arwin Soelaksono, Program Director Habitat for Humanity Indonesia, menyampaikan kebahagiaannya karena kembali dipercaya sebagai mitra oleh Prudential untuk melanjutkan tahap ketiga program DMP. Menurutnya, kolaborasi ini membuka peluang untuk mendukung dan memberdayakan masyarakat dengan memberikan akses ke hunian yang layak, pendidikan, serta lingkungan yang lebih sehat, aman, dan nyaman. Bersama Prudential dan PRUVolunteers, ia optimis bahwa program ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Gunung Putri dan sekitarnya hingga tahun 2026. 

Sejak awal kerja sama dengan Habitat for Humanity Indonesia pada tahun 2020, Prudential telah mendukung pemberdayaan lebih dari 19.000 warga di berbagai desa. Di Desa Tanjung Anom, Mauk, Kabupaten Tangerang, misalnya, program ini telah berhasil membangun 63 unit rumah dan toilet baru, 2 sumber air bersih beserta 272 meter sistem drainase, pemasangan 25 unit fasilitas cuci tangan portable, penyelenggaraan pelatihan WASH (Water, Sanitation and Hygiene), pelatihan Konstruksi Dasar, Rumah Sehat, serta distribusi paket alat kebersihan diri untuk 617 keluarga dan voucher sembako untuk 562 keluarga. 

Menjadi awal langkah baik Prudential memulai program DMP tahap tiga ini, kegiatan peresmian juga turut diwarnai dengan antusiasme lebih dari 200 PRUVolunteers yang ikut membangun rumah layak huni, toilet rumah tangga, mengelola sampah, dan menanam biopori. Selain itu, terdapat aktivitas bazar UMKM dan senam sehat yang diikuti oleh lebih dari 300 peserta. 

Peresmian program Desa Maju Prudential tahap ketiga di Desa Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat (2/11). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Habitat for Humanity Indonesia mengajak seluruh Sahabat Habitat untuk turut mendukung serta mendoakan kelancaran pelaksanaan program ini, agar setiap langkah dapat membawa manfaat berkelanjutan dan memperkuat kualitas hidup warga setempat di masa mendatang. 

(kh/av) 

Thumnail – AWS TBS
ID-EN Blog

Gandeng Habitat, Amazon Web Services Resmikan Think Big Space 

Pemotongan pita peresmian Think Big Space (TBS) di SMKN 1 Karawang (26/10). Foto: HFHI/Budi Aryanto

Karawang, 24 Oktober 2024 – Amazon Web Services (AWS) bekerja sama dengan Habitat for Humanity Indonesia resmikan Think Big Space (TBS) di SMK Negeri 1 Karawang.  

Seremoni peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh Pj Gubernur Jawa Barat, Bapak Bey Machmudin,  Pjs Bupati Karawang, Bapak Teppy Wawan Dharmawan, Plh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Bapak Bambang Tirtoyuliono, Country Manager AWS Data Center Indonesia, Bapak Winu Adiarto, dan Chief Financial Officer Habitat for Humanity Indonesia, Bapak Christian Khorigin, pada Kamis, 26 Oktober 2024. 

Menggandeng Habitat for Humanity Indonesia sebagai mitra nirlaba, AWS membangun ruang digital yang dilengkapi dengan beragam fasilitas modern, di antaranya perangkat STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Math), 18 komputer dengan akses gratis ke AWS Skill Builder sebagai pusat pembelajaran online, perangkat Amazon Echo, studio podcast, printer 3D, dan set Virtual Reality. 

AWS Think Big Space dirancang untuk menciptakan ruang belajar yang melampaui kelas konvensional, di mana siswa dapat mengasah keterampilan STEAM dan mengembangkan inovasi melalui pendekatan langsung dalam menghadapi tantangan dunia nyata.  

Dalam sambutannya, Bapak Winu Adiarto menyampaikan bahwa TBS di SMKN 1 Karawang merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, diharapkan dapat memperluas wawasan siswa di bidang teknologi serta membekali mereka dengan keterampilan digital yang relevan. “TBS ini adalah ruang khusus bagi siswa, pendidik, dan komunitas untuk mengeksplorasi ide-ide terkait STEAM melalui pendidikan teknis dan pelatihan cloud computing yang interaktif,” ujar Winu Adiarto. 

Think Big Space di SMKN 1 Karawang akan menyelenggarakan berbagai sesi pelatihan STEAM, seperti pemrograman, kecerdasan buatan (AI), robotika, dan otomatisasi, dengan sasaran siswa kelas 10 hingga 12. Selain itu, AWS akan menggunakan ruangan ini sebagai pusat pelatihan untuk program seperti Skilled in the Cloud, yang menawarkan pelatihan cloud, lokakarya digital, dan kelas coding. 

Kunjungan Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, melihat fasilitas Think Big Space (TBS) di SMKN 1 Karawang (26/10). Foto: Humas Pemprov Jabar

Baca juga: Inagurasi Peresmian Fasilitas Air Bersih AWS & Kick-off Program Pencegahan Stunting 

Pj Gubernur Jawa Barat, Bapak Bey Machmudin, mengapresiasi inisiatif ini sebagai solusi bagi tantangan link and match antara pendidikan dan industri. “Kami percaya pada kekuatan pendidikan dan teknologi dalam membuka potensi sumber daya manusia. Dengan kehadiran TBS, kami semakin siap memberdayakan pelajar di Jawa Barat dan Indonesia untuk masa depan digital,” katanya. 

Winu Adiarto kembali menyampaikan bahwa ke depannya TBS ini tidak hanya akan terbatas di lingkungan sekolah, namun juga akan diperluas ke sarana publik sesuai dengan kebutuhan komunitas sekitarnya. “Think Big Space ini diharapkan dapat membangun kapabilitas teknis generasi muda, khususnya mengingat 70 persen penduduk Indonesia berusia 14-47 tahun. Ini adalah potensi besar yang harus dimanfaatkan secara positif,” ujarnya. 

Melalui peluncuran program ini, AWS dan Habitat for Humanity Indonesia berharap SMK di Jawa Barat dapat terus berinovasi, menghasilkan lulusan yang siap bersaing di pasar global, serta menjadi penggerak dalam perkembangan industri dan ekonomi di Indonesia. 

(kh/av) 

Thumbnail
ID-EN Blog

Memperingati Hari Sumpah Pemuda, Habitat for Humanity Indonesia Gelar 28UILD 2024 untuk Mengajak Generasi Muda Beraksi Bangun Indonesia 

Habitat for Humanity Indonesia mengajak lebih dari 700 orang relawan untuk membangun 71 rumah baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menanam lebih dari 450 pohon di Tangerang, Gresik, dan Batam dalam aksi peduli lingkungan. 

Jakarta, 26 Oktober 2024 – Menyambut Hari Sumpah Pemuda, Habitat for Humanity Indonesia kembali menggelar 28UILD 2024—sebuah kegiatan volunteer akbar yang yang melibatkan para generasi muda Indonesia untuk membangun rumah layak huni bagi keluarga yang membutuhkan. 

Tahun ini, lebih dari 700 relawan beraksi serentak di tiga kota, yaitu Tangerang, Gresik, dan Batam pada 26 Oktober 2024, untuk membangun dan mengecat rumah layak huni bagi keluarga yang membutuhkan. Tak hanya itu, untuk pertama kalinya para relawan juga diajak menanam pohon, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi kita. Sebanyak total 71 rumah baru dibangun dan lebih dari 450 pohon ditanam di ketiga kota tersebut. 

Sejak dimulai pada tahun 2012, 28UILD telah terlaksana sebanyak 11 kali dan berhasil menggerakkan lebih dari 5.700 relawan dari berbagai kota di Indonesia. Tahun ini, kegiatan 28UILD semakin istimewa dengan dukungan dari figur publik yang menginspirasi seperti Daniel Mananta, Joanna Alexandra, Nadia Tjoa, Han Chandra, Nathan Khubani, dan Kurnia Hidayat, yang turut membangun rumah dan menyuarakan pentingnya aksi peduli lingkungan. 

“Kami berharap dapat memperlihatkan bahwa pemuda punya peran besar dalam membangun Indonesia, baik secara sosial maupun lingkungan,” ujar Handoko Ngadiman, Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia. “Melalui 28UILD, kita bersama-sama menciptakan perubahan positif—tidak hanya dengan membangun rumah, tapi juga dengan menjaga lingkungan. Generasi muda adalah pilar penting dalam membentuk masa depan yang lebih baik.” 

Daniel Mananta, aktor serta pembawa acara ternama Indonesia yang telah mendukung gerakan ini selama bertahun-tahun juga menceritakan pengalamannya, “Gue bersyukur banget  bisa diundang setiap tahunnya oleh Habitat untuk berpartisipasi di acara 28UILD ini. Setiap tahun gue ketemu dengan keluarga-keluarga baru yang rumahnya itu kita renovasikan buat mereka. Gue juga merasa sangat termotivasi melihat perubahan besar yang terjadi pada semua keluarga yang kita bantu. Dari rumah yang sebelumnya tidak layak huni, sekarang mereka punya tempat tinggal yang lebih nyaman dan sehat.” 

Bukan hanya membangun rumah, Daniel juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan upaya kita bersama untuk membangun harapan baru. “Dari mereka yang tadinya mungkin mempunyai cita-cita sama seperti orang tuanya, tapi dengan rumah yang lebih layak lagi mereka bisa mempunyai cita-cita dan impian yang jauh lebih tinggi lagi daripada orang tuanya,” ungkap Daniel. 

Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir  ini, semakin banyak anak muda Indonesia yang terjun dalam kegiatan sosial. Habitat for Humanity Indonesia menyediakan wadah inspiratif bagi mereka melalui Habitat Young Star—program yang memungkinkan para pemuda berkreasi dan berinovasi dalam proyek-proyek yang memberikan dampak positif bagi komunitas. Tahun ini, dua pemuda, Denzel Setiawan dan Kirana Ratomo, turut mewujudkan proyek mereka dalam membangun taman bermain untuk anak-anak setempat. 

Kirana Ratomo berbagi kisah mengenai inspirasinya dalam memanfaatkan limbah ban bekas untuk membangun fasilitas bermain dan menggambar mural berwarna cerah di dinding taman. “Saya ingin menciptakan ruang yang aman dan menyenangkan bagi anak-anak, sambil menunjukkan bahwa dengan sedikit kreativitas, kita bisa mengubah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan indah,” ujar Kirana. 

Tak lupa, Denzel Setiawan, juga berhasil mengolah limbah kerang di sekitar Mauk, Kab. Tangerang menjadi mortar dengan proyek uji coba berupa renovasi lapangan bulu tangkis di Desa Marga Mulya yang akan digunakan oleh warga setempat. “Saya senang sekali bisa berkontribusi dalam 28UILD dengan memanfaatkan limbah kerang menjadi sesuatu yang berguna, yaitu campuran bahan bangunan mortar. Ini menunjukkan bahwa banyak hal di sekitar kita, yang tadinya hanya dianggap sampah, bisa diolah menjadi solusi,” kata Denzel Setiawan. 

Habitat for Humanity Indonesia berharap kegiatan 28UILD dapat terus menjadi momentum untuk menyatukan semangat pemuda Indonesia dalam membantu sesama. Ke depan, diharapkan semakin banyak pemuda yang tergerak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial semacam ini. Dengan gotong royong dan aksi nyata, Habitat for Humanity Indonesia percaya bahwa bersama-sama, generasi muda dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan. 

(ss/av)

Thumbnail – Website Blog
ID-EN Blog

Mengukir Jalan Sukses Tukang Bangunan dan Kesempatan Bersaing di Dunia Kerja 

Habitat for Humanity Indonesia bersama Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Republik Federal Jerman (BMZ), menginisiasi Pelatihan Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK), dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi 600 tenaga konstruksi di wilayah Provinsi Banten.   

Sejumlah peserta Pelatihan SKK & K3 yang diselenggarakan Habitat for Humanity Indonesia bersama Pemerintah Jerman menerima sertifikat kompetensi kerja di Mauk, Kabupaten Tangerang (11/7). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Lebih dari tiga dekade bekerja sebagai tukang bangunan, Sugiyono, pria asal Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, tak pernah membayangkan akan memiliki sertifikat resmi yang mengakui keahliannya.  

Tangannya yang selama ini menyusun batu bata dan semen, kini menggenggam selembar sertifikat, simbol pengakuan resmi atas keterampilan yang telah ia asah puluhan tahun.  

“Tiga puluh tahun saya bekerja sebagai tukang, baru kali ini keahlian saya diakui dan mendapat sertifikat,” ujar Sugiyono saat ditemui setelah mengikuti pelatihan Unit Kompetensi Pasang Dinding. 

Sementara itu, Muflikan, tukang asal Desa Marga Mulya yang juga mengikuti pelatihan, mengungkapkan kegembiraan serupa.  

“Akhirnya saya punya legalitas yang sah, saya menunggu momen ini setelah dua puluh lima tahun bekerja di bangunan. Beda dengan dulu, sekarang ini agak sulit bagi saya mencari pekerjaan. Setiap kali melamar ke mandor, kontraktor, atau bahkan langsung ke pemilik rumah, selalu saja ditanya, punya sertifikat atau enggak,” ujarnya. 

Kondisi ini tak hanya dirasakan oleh Sugiyono dan Muflikan. Di dunia konstruksi yang semakin berkembang, tuntutan untuk memiliki sertifikat kompetensi kerja semakin tinggi. Dari 8,3 juta tenaga kerja konstruksi di Indonesia, hanya 7,4% atau sekitar 616.000 yang memiliki sertifikat (BPS, 2018). Angka yang jauh dari cukup untuk memenuhi standar industri yang semakin menuntut legalitas formal di tengah persaingan yang ketat. 

600 Tenaga Konstruksi Tersertifikasi 

Melihat kesenjangan ini, Habitat for Humanity Indonesia bersama Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Republik Federal Jerman (BMZ), menggagas program pelatihan Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).  

Kegiatan Pelatihan SKK & K3 untuk 600 tenaga konstruksi yang diselenggarakan Habitat for Humanity Indonesia dan Pemerintah Jerman di Kosambi, Kabupaten Tangerang (3/10). Foto: HFHI/Radhitya Yoga

Pelatihan ini bertujuan untuk membantu para pekerja bangunan seperti Sugiyono dan Muflikan mendapatkan sertifikat resmi yang diakui secara nasional. Pelatihan ini diadakan di Balai Latihan Kerja Cipondoh, Kota Tangerang, dan Balai Latihan Kerja Kosambi, Kabupaten Tangerang, yang menyasar lebih dari 600 tenaga kerja konstruksi. 

Program ini dibagi menjadi tiga tahap pelatihan. Tahap pertama diikuti oleh 210 tukang yang telah diselenggarakan pada 20-30 September 2023, disusul oleh 240 tukang pada tahap kedua yang digelar pada 20-30 Maret 2024, dan 150 tukang pada tahap ketiga yang baru saja dilakukan pada 3-12 Oktober 2024 lalu.  

Selama 10 hari, para peserta dibekali dengan pengetahuan praktis dan teknis sesuai dengan unit kompetensi yang berbeda-beda. Mulai dari Unit Kompetensi Pipa, Atap Baja Ringan, Cat, Pasang Ubin, Keramik, Marmer dan Teraso, hingga Pasang Dinding, semua pelatihan disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Konstruksi. 

Sejumlah peserta mengikuti kelas unit kompetensi pasang dinding dalam Pelatihan SKK & K3 yang diselenggarakan Habitat for Humanity Indonesia dan Pemerintah Jerman di Kosambi, Kabupaten Tangerang (4/10). Foto: HFHI/Radhitya Yoga

Baca Juga: Pelatihan SKK dan K3 Tenaga Konstruksi

Bagi Abdul Aziz, tukang yang mengikuti Unit Kompetensi Cat, pengalaman ini membawa angin segar. “Banyak ilmu baru yang saya dapatkan. Saya diajari praktik yang lebih baik dan efisien. Tak hanya itu, pada akhirnya saya bisa mendapatkan sertifikat yang dapat saya bawa saat melamar pekerjaan nanti,” kata Abdul. 

Selama pelatihan, peserta tak hanya mendapatkan pelatihan teknis, tetapi juga diuji oleh asesor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di hari terakhir. Para asesor ini menilai kelayakan peserta untuk mendapatkan sertifikat berdasarkan standar yang berlaku.  

Salah satu asesor, Bambang, mengatakan bahwa program ini memberikan pengaruh signifikan bagi para tukang. “Sertifikasi ini sangat penting karena tukang juga harus memiliki bukti resmi yang mengakui keahlian mereka. Dari pengamatan saya, para peserta terlihat lebih percaya diri setelah mengikuti program ini,” ujar Bambang. 

Sejumlah peserta mengikuti kelas unit kompetensi pasang ubin, keramik, marmer & teraso dalam Pelatihan SKK & K3 yang diselenggarakan Habitat for Humanity Indonesia dan Pemerintah Jerman di Cipondoh, Kota Tangerang (4/10). Foto: HFHI/Budi Aryanto

Tirta Mustika Ratih, Ketua Tim Kegiatan Pembinaan Jasa Konstruksi Bidang Kawasan Permukiman Dinas Perumahan, Pemukiman, dan Pertanahan Kota Tangerang, turut menggarisbawahi pentingnya sertifikat ini. “Sertifikat ini adalah amanat undang-undang. Pemerintah memiliki kewajiban memastikan semua tenaga konstruksi memiliki sertifikat. Sertifikat ini memberikan mereka izin untuk bekerja dan berlaku hingga lima tahun ke depan,” jelas Tirta. 

Dengan sertifikat di tangan, banyak peserta merasa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan di dunia kerja. Ali Anwar, seorang tukang yang mengikuti Unit Kompetensi Atap Baja Ringan, mengaku bahwa sertifikasi ini memberinya harapan baru. “Sekarang saya merasa lebih percaya diri dan siap mencari pekerjaan yang lebih baik. Sertifikat ini menjadi modal besar untuk meyakinkan calon pemberi kerja,” ungkap Ali. 

Salah satu peserta berfoto bersama sertifikat miliknya setelah mengikut Pelatihan SKK & K3 yang diselenggarakan Habitat for Humanity Indonesia dan Pemerintah Jerman di Mauk, Kabupaten Tangerang (11/7). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Dukungan Multipihak 

Program ini tentunya tidak terlepas dari dukungan sejumlah pihak seperti PT Mowilex Indonesia, PT Wavin Indonesia, PT Tata Metal Lestari, PT Tatalogam Lestari, PT Mortar Utama (Saint-Gobain), dan PT Etex Building Performance Indonesia. Dukungan mereka dalam bentuk bantuan finansial, material, dan tenaga pelatih memungkinkan terlaksananya program ini dengan baik. 

Dengan dukungan dari Pemerintah Jerman, Habitat for Humanity Jerman, Habitat for Humanity Indonesia, dan perusahaan-perusahaan ini tidak hanya mengupayakan mengembangkan kapasitas tenaga kerja, tetapi juga merupakan bagian dari komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.  

Habitat for Humanity Indonesia, yang selama ini dikenal lewat program pembangunan rumah layak huni, kini memperluas dampaknya dengan membantu para pekerja bangunan mendapatkan pengakuan yang layak. 

Melalui program ini, Sugiyono, Muflikan, dan ratusan tukang lainnya sekarang memiliki peluang yang lebih baik untuk bersaing di dunia kerja, mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya. “Ini bukan sekadar tentang mendapatkan sertifikat, tapi tentang masa depan yang lebih cerah bagi kami semua,” tutup Sugiyono. 

(kh/av) 

Cover – Website
ID-EN Blog

Kisah Unang: Merawat Keamanan dan Kenyamanan di Dalam Rumah Layak Huni  

Tepat pukul 5 sore, sinar matahari mulai memudar ketika Unang (47) kembali ke rumahnya setelah seharian bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu tempat rekreasi di Babakan Madang, Kabupaten Bogor. 

Namun, kepulangannya ini terasa berbeda jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Ada kehangatan yang menyelimuti dirinya, sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. 

Potret Unang berdiri di depan pintu rumahnya yang telah layak huni di Babakan Madang, Kabupaten Bogor (4/10). Foto: HFHI/ Kevin Herbian

Kala itu, Unang bersama istrinya, Aros (47), dan ketiga anaknya, hidup dalam kepungan dinding bambu yang telah lapuk dimakan usia. Setiap sudut rumahnya menyimpan pilu; atap yang bocor dan lantai yang becek setiap kali hujan deras mengguyur. 

Tak jarang mereka juga sering berbagi tempat dengan rayap, tikus, hingga ular yang menerobos masuk ke dalam rumah. 

“Penghasilan saya selalu habis buat memperbaiki rumah. Menambal genteng, mengganti bilik, semua itu selalu jadi pengeluaran rutin setiap bulannya.” kenang Unang. 

Kondisi rumah tak layak huni milik Unang saat sebelum direnovasi oleh Habitat for Humanity Indonesia di Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Foto: HFHI/ Muhammad Farhan

“Ibu selalu bilang, ‘Duh, gimana ya caranya bisa bangun rumah yang bagus?’, Bapak bingung ditanya begitu, enggak bisa berbuat apa-apa. Gaji saya cuma cukup buat makan sehari-hari.” tambah Unang. 

Setiap kali malam tiba, kecemasan selalu menyelimuti pikiran Unang. Rumah yang seharusnya menjadi tempat istirahat setelah lelah bekerja, justru menjadi sumber kegelisahan. Beban ini terus menumpuk, seolah tak ada ujungnya. Hingga akhirnya, datanglah harapan yang tak pernah diduga sebelumnya.  

Baca juga: Makna Surga Bagi Keluarga Sudjadi 

Bersama para sponsor, mitra, dan relawan, Habitat for Humanity Indonesia hadir membawa perubahan besar bagi hidup Unang dan keluarganya. Sebuah inisiatif penuh kasih yang tidak hanya membangun rumah, tetapi juga membangun kembali harapan.  

“Bapak sempat terdiam waktu pertama kali lihat rumah ini. Enggak bisa berkata apa-apa, Bapak cuma bisa bersyukur.” tutur Unang. 

Kini, Unang tidak lagi harus khawatir tentang atap yang bocor atau dinding yang usang. Penghasilannya bisa ia sisihkan untuk hal-hal lain yang lebih penting—membangun dapur, menabung untuk masa depan anak-anaknya, bahkan memikirkan pendidikan mereka hingga perguruan tinggi. 

“Rumah itu kehidupan bagi saya, tempat di mana segalanya dimulai.” tutup Unang. 

Unang saat berada di dalam rumah layak huni miliknya yang telah di renovasi oleh Habitat for Humanity Indonesia di Babakan Madang, Kabupaten Bogor (4/10). Foto: HFHI/Kevin Herbian

Anda dapat turut serta dalam menghadirkan perubahan bagi keluarga-keluarga seperti Unang. Melalui kepedulian Anda, lebih banyak rumah yang dapat dibangun untuk memberikan tempat berlindung yang aman dan layak bagi keluarga yang membutuhkan. 

Kunjungi www.habitatindonesia.org/donate untuk berdonasi dan menjadi bagian dari misi perubahan kami menciptakan kehidupan yang lebih baik. 

(kh/av) 

Cover – Website
ID-EN Blog

Habitat for Humanity Indonesia Terima Penghargaan dari Kementerian PUPR

Yogyakarta, 12 Oktober 2024 – Habitat for Humanity Indonesia diakui atas kontribusi luar biasa dalam pembangunan perumahan di Indonesia, menerima penghargaan bergengsi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selama perayaan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Bapak Iwan Suprijanto, kepada Project Coordinator Habitat for Humanity Indonesia, Bapak Herawan Surandriyo, dan disaksikan oleh Menteri PUPR, Bapak Basuki Hadimuljono.

Pengakuan ini merupakan penghargaan atas peran penting Habitat for Humanity Indonesia sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan perumahan. Dedikasi dan komitmen organisasi untuk menyediakan perumahan yang layak dan terjangkau telah berdampak positif pada kehidupan ratusan ribu keluarga di seluruh negeri.

“Pada kesempatan ini, KemenPUPR memberikan apresiasi kepada mitra-mitra kami yang telah membantu mewujudkan hunian yang layak dan berkelanjutan. Saya sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan kiranya kedepan kolaborasi ini dapat terus berlanjut lebih masif lagi, lebih baik lagi,” ujar Iwan Suprijanto.

Habitat for Humanity Indonesia terima penghargaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam acara puncak Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (12/10). Foto: KemenPUPR

Baca juga: Habitat for Humanity Indonesia Raih Penghargaan TJSLP Kabupaten Karawang 2024

Selama lebih dari 27 tahun, Habitat for Humanity Indonesia telah berperan aktif dalam membantu pemerintah mengurangi jumlah keluarga yang tinggal di rumah tidak layak huni.

Dengan membangun lebih dari 39.000 rumah layak huni di seluruh Indonesia, Habitat Indonesia telah berkontribusi besar dalam meningkatkan kualitas hidup lebih dari 206.000 orang.

Habitat for Humanity Indonesia juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para donatur, sukarelawan, dan mitra yang selama ini mendukung visi-misi organisasi. Habitat Indonesia akan terus berkomitmen mewujudkan dunia dimana setiap keluarga berhak memiliki hunian yang layak.

(kh/av)

Cover – Website Blog
ID-EN Blog

GUMREGAH TENAN: Kolaborasi Habitat for Humanity Indonesia dan Pemerintah D.I. Yogyakarta Wujudkan Perumahan dan Kawasan Permukiman Layak

Gunungkidul, 23 September 2024 – Habitat for Humanity Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya melaksanakan kegiatan kick-off kolaborasi dengan tema “GUMREGAH TENAN (Gerakan Untuk Membangun Rumah Sehat, Berdaya Guna Secara Terintegrasi dan Kolaboratif Melalui Aksi Nyata)” di Kabupaten Gunungkidul pada Senin, 23 September 2024.

Hal ini didorong dalam upaya mewujudkan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di bidang perumahan dan kawasan permukiman. Kegiatan kick-off pun dilaksanakan sebagai langkah awal dalam mewujudkan sinergi antar lembaga untuk membangun kawasan permukiman yang layak huni, tangguh dan berkelanjutan.

Masih adanya tantangan dalam penanganan perumahan dan kawasan permukiman yang bersifat sektoral dan sporadis menjadi latar belakang inisiasi program “GUMREGAH TENAN”. Dilihat dari pendekatan holistik, permasalahan perumahan merupakan isu kompleks yang membutuhkan integrasi dan kolaborasi.

Melalui program ini, diharapkan dapat tercipta kawasan permukiman yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas hidup dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, termasuk di dalamnya:

  • Perumahan, pembangunan rumah yang layak huni dan terjangkau;
  • Sanitasi, penyediaan fasilitas sanitasi yang memadai;
  • Air Bersih, peningkatan akses terhadap air bersih;
  • Kesehatan, penyediaan pendukung fasilitas kesehatan yang memadai.

Sebagai organisasi non-profit yang berfokus pada pembangunan rumah layak huni untuk masyarakat berpenghasilan rendah, Habitat for Humanity Indonesia menyadari kerja sama multipihak berperan sangat signifikan.

Kolaborasi “GUMREGAH TENAN” yang bertujuan untuk penanganan permukiman ini pun melibatkan unsur pemerintah pusat diwakili dari Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa III Kementerian PUPR, unsur pemerintah D.I. Yogyakarta (Paniradya Kaistimewaan, DPUPESDM DIY), unsur pemerintah kabupaten (Bappeda, DPUPRKP, DINSOS, DPMKP2KB), unsur akademisi (Universitas Widya Mataram, Universitas Gajah Mada, Universitas Teknologi Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Gunungkidul), dan Habitat for Humanity Indonesia mewakili unsur lembaga non-pemerintah atau NGO.

Kick-off kolaborasi multipihak “GUMREGAH TENAN” (Gerakan Untuk Membangun Rumah Sehat, Berdaya Guna Secara Terintegrasi dan Kolaboratif Melalui Aksi Nyata) di Kabupaten Gunungkidul (23/9). Foto: Dok Istimewa

Dalam program ini, Habitat for Humanity Indonesia berperan aktif merancang dan melaksanakan berbagai program pembangunan yang menyeluruh dan berkelanjutan melalui kerja sama dengan multi pihak. Adapun rancangan pembangunan yang dimaksud, di antaranya:

  1. Merealisasikan pembangunan 5 unit rumah layak huni, 30 unit toilet keluarga, 1 buah posyandu di wilayah Kalurahan Kedungkeris, Nglipar. Selain itu, juga ada program pelatihan Membangun Kembali Rumah yang Aman dan Pola Hidup Bersih dan Sehat dan Penguatan kader Pos Yandu serta pengetahuan bagi masyarakat.
  2. Membangun 4 unit rumah percontohan yang beradaptasi iklim dan pembangunan fasilitas air bersih bagi 200 Sambungan Rumah (SR) di Kalurahan Wunung Kapanewon Wonosari serta pelatihan pengelolaan air dan pelatihan “Membangun Kembali Rumah yang Aman”.
  3. Mengalokasikan dukungan dana komplementer dengan dana Program BSPS untuk pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 109 unit rumah yang tersebar di tiga Kapanewon yaitu Nglipar, Playen dan Patuk di Kabupaten Gunungkidul.

Rancangan pembangunan ini dirancang dengan cermat untuk berkontribusi aktif dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Secara khusus, inisiatif ini menyasar beberapa poin krusial, yakni pengentasan kemiskinan, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan, penyediaan akses air bersih dan sanitasi yang layak, pengurangan kesenjangan sosial, serta penguatan kemitraan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan fokus pada aspek-aspek tersebut, diharapkan rancangan ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi keluarga-keluarga di Indonesia.

Pemenuhan SDGs akan membantu meningkatkan kualitas hidup keluarga, mengurangi beban pengeluaran untuk kebutuhan dasar, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan produktif.

Handoko Ngadiman, Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia, menyatakan, “Dengan semangat gotong royong, kita memulai babak baru dalam pembangunan permukiman di Gunungkidul. Kolaborasi “GUMREGAH TENAN” adalah bukti nyata bahwa dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan perubahan yang signifikan bagi masyarakat. Ini bukan hanya tentang membangun rumah, tetapi juga tentang menguatkan keluarga dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.”

Dengan dimulainya program “GUMREGAH TENAN” siap memberikan dampak signifikan pada kehidupan masyarakat Gunungkidul. Melalui upaya kolaboratif ini, diharapkan wilayah tersebut dapat menjadi model pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

(av/kh)

Cover – Blog
ID-EN Blog

Habitat for Humanity Indonesia Raih Penghargaan TJSLP Kabupaten Karawang 2024 

Habitat for Humanity Indonesia terima Penghargaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) Kabupaten Karawang tahun 2024.

Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Karawang, Bapak Ridwan Salam, kepada General Manager Resource Development Habitat Indonesia, Bapak Abraham Tulung, di Hotel Mercure Kabupaten Karawang pada 19 September 2024 lalu.

Apresiasi yang diberikan ini merupakan bagian dari peran Habitat for Humanity Indonesia sebagai fasilitator dalam upaya membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Karawang.  

Selama lebih dari dua dekade, Habitat Indonesia telah membantu pemerintah setempat dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama melalui pembangunan rumah layak huni serta fasilitas penunjang lainnya.

Sejak awal tahun 2000 hingga 2014, Habitat Indonesia telah menjalin program kemitraan untuk membangun 2.000 sambungan akses air bersih yang tersebar di lima desa di Kecamatan Teluk Jambe Barat.  

Habitat Indonesia juga terlibat langsung dalam merespons bencana banjir bandang yang melanda Desa Teluk, Kecamatan Batujaya, dengan membangun rumah layak huni, fasilitas sekolah, serta menyediakan akses air bersih pada periode 2013-2015. 

Habitat for Humanity Indonesia raih Penghargaan TJSLP Kabupaten Karawang tahun 2024 di Hotel Mercure, Kabupaten Karawang (19/9). Foto: BAPPEDA Kabupaten Karawang

Komitmen Habitat Indonesia terus berlanjut dengan menggandeng berbagai donatur, seperti APP Sinarmas, Pertamina, Samsung C&T, AWS InCommunities, LG, serta DCI. Bersama para mitra, Habitat Indonesia berupaya untuk menyediakan rumah layak huni, memperbaiki fasilitas sekolah, serta meningkatkan akses air bersih dan sanitasi di Kecamatan Ciampel, Kecamatan Cikalong Kulon, dan Kecamatan Teluk Jambe Barat. Program-program tersebut telah dilakukan secara bertahap dan bergantian sejak 2014 hingga saat ini. 

Bupati Karawang, H. Aep Syaepuloh, menyampaikan apresiasinya. “Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada seluruh lembaga dan perusahaan atas dukungannya yang telah diberikan. Semoga kolaborasi ini mampu dijaga dengan baik demi kemajuan Kabupaten Karawang,” ungkap Bupati Aep Syaepuloh dalam sambutannya. 

Melalui pencapaian ini, Habitat for Humanity Indonesia semakin memperkuat komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan layak bagi komunitas. 

(kh/av)