Kategori: ID-EN Blog

ID-EN Blog

Tidak Ada Kata untuk Menyerah

“Bersyukur kali lah bu, ibaratnya kayak ketiban rezeki nomplok dari langit”, ungkap Rika dengan penuh haru saat ditanya bagaimana perasaannya setelah menerima bantuan akses air bersih dari Habitat Indonesia.

Rika Susanti merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Sagulung Jaya, Batam. Kondisi keluarga Rika yang serba sulit membuatnya dan suami harus ikhlas meski hanya tinggal di sebuah rumah yang ukurannya hanya sepetak kecil. Rumah mereka tidak memiliki toilet, air bersih, dan bahkan tempat untuk memasak. Beruntungnya, rumah petak kecil tersebut berada di sebelah rumah mertua Rika sehingga ia dan suami memutuskan untuk menumpang ke rumah mertua saja untuk memperoleh air bersih, menggunakan toilet, maupun memasak. “Kendalanya ekonomi bu”, kata Rika.

Namun yang namanya hidup menumpang, kisah Rita tidak selalu mulus, suka dan duka harus dia tanggung demi bertahan hidup. “Iya biasalah bu ibarat kita numpang di rumah mertua, keluh kesah pasti ada, kekuarangan kelebihan pasti ada”, ungkap perempuan yang berusia 41 tahun tersebut. Masalah terbesar yang Rika dan mertuanya hadapai ialah saat saluran air mereka bocor. Hal itu menyebabkan pembengkakan biaya air per bulan. “Kami ada pembengkakan air, ATB nya bocor. Pembayarannya jadi terlalu mahal dan ada denda yang harus dibayar”, jelas Rika. Rika dan keluarga harus mengeluarkan Rp 200.000,- per bulan selama 6 bulan untuk menyicil denda ditambah lagi biaya airnya kepada mertua Rp 50.000,- per bulan sehingga  ia harus mengeluarkan Rp 250.000,- per bulan untuk kebutuhan air.

Hidup bersama suami yang bekerja sebagai buruh harian lepas membuat Rika terkadang tidak memiliki penghasilan yang stabil dan sampai di titik tidak sanggup membayar biaya air. “Mertua saya tidak kerja, suami kadang kerja kadang tidak. Kalo lagi musim hujan ga kerja, ga dapat duit”, ungkap Rika. Mau tidak mau, Rika dan suami harus mencari pekerjaan tambahan agar memperoleh uang. “Yang diandalkan saya sebagai istri, saya bantu dia sehari-hari bekerja mencabut bulu burung walet”, tambah Rika.

 “Namanya kita hidup harus kita jalani, salah satunya kita harus berusaha agar kehidupan kita bisa lebih baik lagi dari yang dulu dengan yang sekarang”, harapan yang selalu Rita pegang. Tidak pernah terbayangkan oleh Rika jika kesabarannya selama ini akhirnya berbuah manis. Habitat dan Caterpillar hadir untuk memberikan bantuan rumah, toilet, serta akses air bersih baginya dan keluarga. “Bersyukur kali lah bu, ibaratnya kayak ketiban rezeki nomplok dari langit”, ungkapnya dengan sangat gembira.Sejak memiliki meteran air sendiri, Rika dapat mengembangkan usahanya, “Usaha kami menjadi tambah berkah tambah lancar. Meteran airnya mempermudah kami berusaha untuk mengolah makanan yang akan dijual. Airnya higinis”, cerita Rika yang suaminya akhirnya bekerja sebagai penjual cilor keliling. Rita merasa leluasa untuk mandi dan buang air besar di rumah sendiri, “Ibaratnya kita nyaman, enak rasanya udah”, tambahnya.

Meteran air yang sudah dimiliki oleh Rita membuatnya tidak harus mengeluarkan biaya besar tiap bulan untuk membayar air. Akhirnya ia bisa menyisihkan penghasilannya per bulan untuk ia tabung. “Semenjak dibantu ni selagi masih berusaha kayak jualan pedagang kecil-kecilan, bisa ngumpul dikit-dikit. Setelah ada air bersih, pekerjaan saat ini sebagai IRT yang bantu suami bekerja penjual cilor keliling. Kepada Habitat dan Caterpillar, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Tanpa Habitat kami ga bisa apa-apa. Harapan saya ke depan mudah-mudahan usaha kami sama suami ini bisa berjalan dengan lancar dan bisa kalau ada rezeki bisa menambah rumah dan menjaga saluran air yang sudah diberikan Habitat”, tutupnya.

ID-EN Blog

Keluargaku adalah Rumahku

“Kalau alat itu tadinya ga ada mungkin kesulitan. Kita ga ada alat-alat. Mungkin alat seadanya, ya bisa lah cangkul, tapi kan orang lain juga pasti pada make”, ungkap Asep Tajudin, salah satu penyintas gempa Cianjur yang berasal dari Kampung Cipakucau, Desa  Suka Jaya saat ditanya pendapatnya tentang RRK (Rubber Removal Kits) yang diberikan oleh Habitat Indonesia.

Sebagai salah satu karyawan di perusahaan besi baja, tidak asing jika siang itu Asep berada di pabrik dan sedang bekerja. Tiba-tiba ia dan rekan-rekannya merasakan  mesin yang berat dan getaran di atap pabrik. “Langsung syok, getarannya besar, dan konstruksi besi goyangannya dahsyat”, ungkap Asep.

Masih dalam keadaan syok, ia menerima telepon dari istrinya. “Saat itu istri saya nelpon, divideon rumah udah ambruk, istri bilang ada gempa”. Mendengar kabar tersebut, Asep segera pulang, “Saya langsung minta izin pulang kepada atasan, langsung kesini”.

Asep berkata bahwa ia bersyukur saat kejadian istri dan kedua anak Asep masih sempat berlari keluar dari rumah sehingga tidak tertimbun puing-puing. “Kejadiannya sih begitu cepatlah gitu, istri saya pun sebenarnya baru mendengar suaranya dulu ga tau itu mau gempa, untungnya anak-anak ada di pinggir, langsung di ambil, baru langsung ambruk”, ungkap Asep.

Sudah sejak kecil Asep tinggal di Desa Suka Jaya, namun belum pernah ia merasakan gempa seperti yang terjadi 21 November 2022 lalu. “Kalau untuk sebesar ini belum pernah, kalaupun ada gempa biasa”, disampaikannya.

Setelah bertahan 1-2 hari di jalanan, Asep dan warga lainnya mulai memasang tenda darurat, “Pas 1-2 hari kita bangun sendiri. Makanan 1-2 hari kita agak kesulitan karena stok makanan di rumah sudah lenyap di telan gempa. Hari ke 2-3 bantuan masuk dari para donatur”, ungkapnya.

Rumah Asep hancur berkeping-keping. “Hancur semua, puing-puing aja semuanya”. Asep berharap segera dapat membangun kembali rumahnya. Beruntungnya, ia mendapatkan paket ESK (Emergency Shelter Kits) dari Habitat Indonesia dan CRS berupa cangkul, sekop, roda dorong, dan lainnya. Istri Asep mulai membersihkan sisa reruntuhan. “Kalau alat itu tadinya ga ada mungkin kesulitan. Kita ga ada alat-alat. Mungkin alat seadanya, ya bisa lah cangkul, tapi kan orang lain juga pasti pada make”, ungkapnya.

Asep merasa sangat terbantu, “Alhamdulillah kepake semua alatnya”. Kedepan, alat-alat itu akan Asep gunakan sebagai inventaris. Semangat Asep tidak padam, “Yang membuat saya tetap semangat, pas lihat anak dan istri udah selamat. Rumah hancur gapapa yang penting keluarga ada”, katanya.

ID-EN Blog

Dukung Habitat, Bank Of India Indonesia Berdonasi Tunai

Penyerahan donasi diwakili oleh Bpk Agung Jatmika Usmar Gumelar selaku Corporate Planning and Product kepada Bpk. Susanto selaku National Director Habitat for Humanity Indonesia. Acara seremoni bertempat di tenda utama kegiatan di Desa Karang Tengah Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor.

Bank Of India Indonesia, Tbk (BOII) adalah bank swasta nasional yang mempunyai jaringan operasional di dua kota besar di Indonesia yaitu Jakarta dan Surabaya. Bagi BOII Ini adalah kesempatan pertama mengenal dan ikut partisiapasi dalam kegiatan volunteer Habitat Indonesia dan sekaligus bisa memberikan donasi langsung dalam rangka Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)/CSR – 2023 kepada Habitat Indonesia.

Habitat for Humanity Indonesia berterima kasih kepada seluruh Staf dan Direksi Bank Of India Indonesia yang telah memberikan perhatian dan dukungan kepada Habitat Indonesia sehingga dapat terus melanjutkan program-program kemanusiaan yang sedang berjalan dan  dapat memberikan dampak bagi banyak keluarga berpenghasilan rendah di Indonesia memiliki tempat tinggal yang layak huni. Bersama kita dapat membangun rumah, masyarakat dan harapan.

Selamat menunaikan ibadah puasa bulan Ramadan 1444 H. Mari sambut bulan mulia ini dengan penuh gembira dan suka cita.

ID-EN Blog

One Amazon Web Services Indonesia Volunteering day

Diikuti oleh 20 rekan-rekan dari Amazon Web Services, acara One Amazon Web Services Indonesia Volunteering Day merupakan pengalaman pertama bagi sebagian besar rekan AWS untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan fasilitas umum bersama Habitat Indonesia. Udara yang cukup panas tidak menyurutkan semangat dan antusias mereka dalam kegiatan pembangunan fondasi Puskesmas Pembantu, mengecat pagar taman, serta menanam tanaman.

Acara dibuka oleh kata sambutan dari Kepala Desa Mulyasari, Pak Margono. Dalam ucapan sambutannya, beliau memperkenalkan wilayah Desa Mulyasari beserta Danau Cipule, lokasi rekreasi populer bagi warga sekitar dan dikenal sebagai tempat kegiatan olah raga dayung. Sambutan berikutnya disampaikan oleh perwakilan AWS yaitu Pak Haris Izmee, sebagai Direktur AWS Asean Growth Market dan ditutup oleh Pak Abraham Tulung, sebagai General Manager Habitat Indonesia.

Kemudian, ibu-ibu dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mengadakan “Warming up” sebagai kegiatan penutup dari sesi pembukaan acara. Ibu-ibu PKK tersebut memimpin aktivitas warming up dengan penuh semangat dan para volunteer pun kian antusias mengikuti rangkaian acara tersebut.

Canda dan tawa mewarnai kegiatan sukarelawan AWS Indonesia Volunteering Day dari awal hingga akhirnya. Para volunteer bekerja sama dalam proses pembangunan fondasi serta pengecatan pagar dengan kompak. Bergotong-royong melakukan hal-hal yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya. Hal tersebut meninggalkan kesan yang baik bagi tiap volunteer yang berpartisipasi di acara tersebut. Kemudian, acara ditutup dengan kegiatan makan siang bersama.

Semoga acara One AWS Indonesia Volunteering day dapat menginspirasi banyak orang untuk terus bekerja sama membentuk komunitas dan lingkungan yang layak bagi masyarakat luas.

ID-EN Blog

Anda Tidak Hanya Sebagai Pemimpin tetapi Juga Pewujud Mimpi Mereka!

Setelah menyelenggarakan CEO Build di Banyuwangi pada tahun 2022 yang lalu, kali ini Habitat for Humanity mengajak para pemimpin dari berbagai korporasi/institusi keuangan (bank & asuransi) untuk berbuat kebaikan, mewujudkan mimpi bagi keluarga yang tidak mampu, untuk memiliki rumah yang layak.

Kegiatan yang diberi nama Financial Institution Build 2023 ini akan diselenggarakan pada 18 Maret 2023 di Babakan Madang, Bogor. Di hari itu para pemimpin korporasi/institusi keuangan akan menjadi relawan yang bahu membahu, menyingsingkan lengan baju mengecat rumah-rumah warga tidak mampu disana. Membangun rumah layak berarti membangun harapan akan kehidupan yang lebih baik bagi setiap warga.

Bagi Anda yang ingin turut serta dalam kegiatan ini, silahkan menghubungi Admin/Sie Registrasi kami di nomor WA +62 821 1097 6297 atau E-mail : [email protected]

Building Homes – Building Lives – Building Communities

ID-EN Blog

Melakukan Kebaikan Memperingati Hari Air Sedunia

Di Indonesia saat ini, ketersediaan air secara nasional bisa dikatakan cukup aman, namun aksesibilitas, kontinuitas, dan juga kualitasnya masih belum memenuhi standar. Padahal, mengkonsumsi air berkualitas buruk dapat berdampak negatif bagi kesehatan tubuh dan mengakibatkan kematian. Selain itu ketiga hal utama beserta unsur penting lainnya sangat diperlukan karena merupakan salah satu parameter yang wajib dalam setiap proses perencanaan dan keberlanjutan pembangunan nasional. 

Indonesia sendiri berkomitmen memenuhi target Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 6, yaitu memastikan ketersediaan maupun pengelolaan air minum dan sanitasi aman berkelanjutan. Indonesia berharap akses air bersih dan sanitasi dapat terpenuhi 100% sampai tahun 2030. Namun faktanya, masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang belum memiliki akses air bersih, salah satunya adalah Karawang yang masuk ke dalam 100 besar daerah prioritas penanggulangan stunting oleh pemerintah. Stunting yang tinggi di Karawang tidak lepas dari pengaruh air yang tidak bersih dan sanitasi yang buruk. Sebagian besar warga masih membuang kotoran di sungai lantaran tidak adanya air bersih di rumah. Demi memenuhi kebutuhan air minum, beberapa warga masih harus membelinya.

Ketersediaan akses, jalur distribusi, dan instalasi air bersih adalah tanggungjawab kita bersama. Kemitraan multipihak sangat diperlukan untuk menuntaskan masalah air di Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut Habitat for Humanity Indonesia bekerja sama dengan dan Akuberbagi (https://akuberbagi.com/purchase/Donasi/habitat-for-humanity-indonesia-yayasan-habitat-kemanusiaan-indonesia/step-1/- ) mengajak anda  mendukung upaya pemenuhan kebutuhan air bersih dengan menyediakan terlebih dahulu pipa penyalur air dari sumbernya dengan berdonasi Rp 50.000,-. Setiap Rp 50.000,- yang anda sumbangkan telah membantu menyediakan 2 batang pipa air.  Selain menyediakan pipa air, bantuan yang anda berikan juga membantu meminimalisir biaya kesehatan karena menurut WHO setiap dolar investasi untuk air bersih dan sanitasi bisa menghemat 4.3 dolar dari biaya kesehatan.

Mari bersama kita wujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera dengan mendukung Habitat Indonesia melalui Crew Registration (jotform.com) atau https://dukunghabitat.org/id .

ID-EN Blog

Impian Jaenuddin Miliki Toilet Terwujud Berkat Habitat dan OHM

“Alhamdulillah Habitat datang ke rumah kami untuk bangunkan toilet. Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan bantuan toilet ini, apalagi saya masih punya balita jadi kadang repot kalau mau ke toilet harus pergi dulu ke rumah mertua.” – Nia, Istri Jaenuddin.

Jaenuddin, Nia, dan satu orang balitanya merupakan sebuah keluarga kecil yang tinggal di Desa Kedung Dalem, Kec. Mauk, Kab. Tangerang, Prov. Banten. Tak dapat dibayangkan bagaimana mereka tinggal di sebuah rumah yang sangat memprihatinkan karena tidak memiliki toilet. Bekerja sebagai penjaga laundry tidak memungkinkan Nia dan Jaenuddin menghadirkan toilet bagi keluarga kecil mereka karena penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mau tidak mau, Jaenuddin dan keluarga terpaksa menumpang ke toilet orang tua.

Kondisi tidak memiliki toilet dan akses air bersih yang dialami Jaenuddin merupakan salah satu fokus masalah yang terus diberantas oleh Habitat Indonesia. Membuka kolaborasi dengan semua pihak, Habitat menyambut baik dukungan PT Omega Hotel Management (OHM) untuk menghadirkan toilet bagi Jaenuddin dan keluarga.

Memperingati hari ulang tahunnya yang ke-9, OHM, operator perhotelan yang bernaung di bawah Alfaland Group tersebut berkolaborasi dengan Habitat, melalui program CSR membangun 9 toilet bagi 9 keluarga berpenghasilan rendah di Desa Kedung Dalem, Mauk, Tangerang dimana salah satunya adalah keluarga Jaenuddin.

“Saya ingin ucapkan terimakasih banyak kepada Habitat dan OHM yang sudah beri bantuan toilet kepada kami”, ucap Nia dengan penuh syukur.

Dengan dibangunnya toilet bagi Jaenuddin dan 8 keluarga lainnya di Desa Kedung Dalem, Habitat berharap kesejahteraan dan kesehatan masyarakat di Desa Kedung Dalem semakin meningkat.

ID-EN Blog

Habitat Indonesia Wujudkan Impian Bu Tisha miliki rumah layak

Bu Tisha merupakan orang tua tunggal empat orang anak yang sehari-harinya bekerja sebagai kader (kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi) PKK di Mauk – Tangerang. Salah satu tugasnya ialah mendata keluarga yang membutuhkan rumah layak. Uniknya, rumah Bu Tisha sendiri masih tidak layak namun ia harus mendahulukan keluarga lain untuk mendapatkan bantuan rumah. “Rumah saya sebelumnya sangat terang sekali, sakin terangnya sampai langit bisa terlihat.”, cerita Bu Tisha.

Keadaan rumah Bu Tisha jauh dari kata aman apalagi nyaman. Atapnya banyak lubang, pondasinya juga rapuh. Rumahnya selalu banjir dan ia bersama anak-anaknya tidak bisa tidur, hanya bisa duduk di tempat yang tidak bocor sampai hujan berhenti. Keluarga Bu Tisha hanya dapat bermimpi dan bersabar akan adanya bantuan. Tentunya kisah ini menjadi pengalaman yang selalu membekas bagi keluarga di kampung Kedung Dalem ini.

Tak berhenti di masalah hunian saja, kendala ekonomi juga dialami oleh ibu empat anak ini. Tiga dari empat anaknya masih menempuh pendidikan di sekolah. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mengharuskan Bu Tisha terus bekerja dan berjuang demi anak-anak tercinta. Setiap harinya, ia  harus membekali uang saku sepuluh ribu rupiah tiap anaknya untuk mereka dapat menempuh perjalanan dan bekal selama bersekolah, itupun jika Bu Tisha memiliki cukup uang untuk kebutuhan sehari-hari, terkadang apa daya harus membekali anaknya hanya lima ribu rupiah jika memang tidak ada uang.

Semua indah pada waktunya, akhirnya Bu Tisha terdaftar sebagai penerima rumah dari Habitat. Anak-anaknya sangat senang sambil terus bertanya, “Ma, kapan dibangunnya?”. Bu Tisha tidak dapat menjelaskan bagaimana bahagianya ia setelah memiliki rumah layak, “Perasaan saya kayak mau terbang, seneng banget gitu”, ungkapnya. Kini ia dan anak-anaknya bisa tinggal lebih tenang dan aman, “Pokoknya, kalaupun ditinggal-tinggal anak, malam, ga khawatir”, tuturnya.

Sebelum rumah Bu Tisha dibangun, sudah sejak lama ia menyisihkan uang untuk mewujudkan impiannya memilki rumah idaman. Sewaktu rumah dibangun, Bu Tisha mengisi dan mempercantik dapur rumahnya menggunakan tabungannya. Kini Bu Tisha dapat menghidangkan makanan bagi keluarga tercinta di dapur yang bersih dan layak. Harapannya, anak-anaknya dapat bertumbuh dengan baik di rumah yang baru.

ID-EN Blog

Bali Build 2023

Pulau Bali merupakan destinasi wisata yang sudah tidak asing bagi kita. Bahkan, para pelancong dari berbagai belahan dunia ‘pun mengakuinya. Dalam suatu wawancara dengan CNBC Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno mengatakan Bali masih menjadi penyumbang devisa negara terbesar kedua bagi Indonesia setelah industri migas (minyak dan gas).

Tapi tahukah kita bahwa beberapa daerah di Bali masih memiliki banyak penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan?

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Bali meningkat tajam akibat Pandemik COVID-19. Dari presentase angka kemiskinan terendah secara nasional di 3,61%, meningkat menjadi 4,72%. Efek dari Pandemik Global tersebut, Bali menduduki peringkat keempat daerah termiskin di Indonesia. Salah satu dari lima daerah termiskin di Bali adalah Kabupaten Karangasem, berlokasi di timur laut Pulau Bali.

Karena itu, Habitat for Humanity Indonesia sebagai Lembaga Kemanusiaan yang memfokuskan operasinya dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat pra-sejahtera, memulai tahun 2023 dengan membuka cluster hunian layak bagi warga Desa Purwakerti, salah satu desa di Kabupaten Karangasem.

Hari Minggu, 15 Januari 2023, menandai awalnya pembangunan perumahan layak huni di Desa Purwakerti dengan dilakukannya event build. Acara tersebut diikuti oleh 21 relawan yang datang dari Jakarta, Bali, dan bahkan dari Singapura. Bersama dengan relawan lainnya, sebanyak 11 mahasiswa dari salah satu universitas ternama di Singapura membangun pondasi untuk 2 dari 10 rumah yang akan dibangun pada tahap awal pembangunan cluster hunian layak di Desa Purwakerti.

Event build ini diawali dengan kata sambutan yang disampaikan oleh National Director Habitat for Humanity Indonesia, Bapak Susanto dan Kepala Desa Purwakerti, Bapak I Nengah Suanda. Setelah disampaikan short briefing mengenai safety rules dan melakukan warming-up, para relawan bahu membahu melaksanakan build activities, membangun pondasi dan memindahkan material bangunan selama hampir tiga jam dengan penuh semangat.

Selepas mendengarkan testimony dari para pemilik rumah yang dibangun, acara hari itu ditutup dengan pemilihan volunteers of the day sebagai tradisi Habitat dalam setiap penyelenggaraan build event.

Semoga kebaikan yang dilakukan oleh seluruh relawan hari itu membawa kenangan yang tidak terlupakan serta memberkati tiap keluarga yang dibangun rumahnya.

Building Homes – Building Lives – Building Communities.

ID-EN Blog

Keterbatasan Bukan Penghalang untuk Berkarya.

Menjadi penyandang disabilitas yang sehari-harinya harus menggunakan kursi roda bukanlah pilihan yang diinginkan oleh Pak Harman.

Namun, meski begitu, keterbatasan yang ia miliki tidak menjadi penghalang baginya untuk terus berkarya. Salah satu usaha yang dilakukan Pak Harman ialah menjual pulsa dan membuat kerajinan rumah tangga. Hal itu harus ia lakukan karena untuk menopang hidupnya sehari-hari tak luput dari kendala disamping ia juga masih harus bertahan hidup di rumah yang tidak terasa aman dan nyaman.

Di rumah yang sangat tidak layak, warga Karampuang 1, Mamuju, Sulawesi Selatan tersebut bercerita bahwa dalam keadaan yang terbatas, sangat sulit baginya menggunakan toilet. “Ke toilet itu sulit, lantainya dari kayu, dan closet-nya jongkok, jadi buang air harus dari kursi roda”, ujar Pak Harman.

Rumah yang harusnya menjadi ruang berteduh yang aman justru menghadirkan  kekhawatiran bagi Pak Harman.

Seperti pepatah sudah jatuh ketimpa tangga pula, pada tahun 2019 gempa bumi menghantam bumi Sulawesi, salah satunya Mamuju, tempat Pak Harman tinggal. Rumah yang ia tempati menjadi salah satu sasaran gempa. Namun, apa boleh buat, Pak Harman tidak berdaya untuk berlari dan mengungsi lebih jauh dari rumahnya yang tembok dan atapnya sudah roboh.  Meski dengan kepedihan yang mendalam, ia terpaksa memilih tetap tinggal di rumahnya yang sudah rusak walau dengan rasa takut akan datangnya gempa susulan.

Semua indah pada waktunya, Habitat Indonesia pun turun ke Mamuju untuk memberikan bantuan rumah layak kepada beberapa penyintas gempa. Pak Harman menjadi salah satu warga yang terpilih menerima bantuan rumah layak tersebut. Rumah yang dibangun baginya merupakan rumah yang ramah gempa dengan toilet yang ramah bagi penyandang disabilitas. Dengan rasa syukur terlihat di raut wajahnya, Harman mengungkapkan, “Setelah Habitat hadir dan merenovasi rumah saya, alhamdulillah saya cukup tenang, nyaman dan nyenyak tidur, karena pondasi rumah saya sudah dikasih pengalaman gempa oleh Habitat.”

Kesulitan menggunakan toilet yang dulu ia rasakan kini berubah menjadi lebih mudah karena toilet yang ia miliki sekarang memiliki jalur kursi roda yang memudahkan ia pindah dari kursi roda ke toilet duduk yang sudah dibangun oleh Habitat. Sekarang pak Harman sudah sangat tenang tinggal di rumah.

 “Terima kasih Habitat dan donor yang sudah membangun rumah yang tahan gempa bagi saya. Saya sangat senang. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian semua.”, pesan Pak Harman. Sekarang beliau bisa fokus untuk melanjutkan usahanya sebagai pengrajin anyaman karpet yang telah digelutinya beberapa tahun belakang ini.